Kumpulan Puisi: Dermaga Kepalsuan

DERMAGA KEPALSUAN

Karya. Thanil.Abu

 

Biarkan hati remuk redam

Luluh lantah tak berpenghuni

Menghujam semua lara

Bagai teriris sembilu yang tajam

 

Biduk tak bernakhoda lagi

Terombang ambing dilautan derita

Tak tentu arah dan tujuan

Mengembara dalam jelaga malam

 

Kemudiku telah patah

Terhempas ombak, menghantam buritan

Kandas dalam karang kecewa

Tersapu oleh badai asmara

 

Tak ada lagi tempat berlabuh

Sauh di tambat putuslah sudah

Menorehkan luka dendam membara

Batin tersakiti menggoreskan luka

 

Parigi Moutong, 05 September 2021


TEMARAM KASIH

 

Debar jantung merajam keseluruh tubuh

Gemetar tak berirama genderang berpalu

Selimut kisah terpancar indah merona

Menguak takdir disela misteri kehidupan

 

Rebah diri terbaring dikhayal mimpi

Mengisahkan selaksa misteri hidup

Menjama naluri dibalik tirai membisu

Temaram kasih mewarnai pose abadi

 

Ruang gelap bagaikan layar tancap pertunjukan

Mengkedapkan irama disela gema membias

Kisah tercipta menguak amor disisi jalan

Bilur cinta menuang lara diladang harap

 

Pintaku hanya seggenggam lara menyeruak sedih

Pelipur jiwa dikala senja mengibas pergi

Berpamit diladang harap menabur benih

Tersemaikan pelipur tuk menuaikan kasih

 

 

 

 

Parigi Moutong, 05 September 2021

 

 

              AMOR DIUJUNG PENETI

 

 

Tercabik sudah hati ini

Kecewa dan merana terbawa angin

Menggilas impian disenja lara

Membekas dalam janji setia

 

Cintaku biarlah kandas disini

Agar tak jatuh dilain hati

Kucoba tegar walau tersakiti

Menjadi kenagan sampai mati

 

Sesak sudah nafas terkulai

Wajah pujaan tak pernah sirna

Terbawa emosi sejuta murka

Putuskan saja cinta membara

 

Sayangmu hanya diujung peneti

Menusuk bathin tebus ke hati

Jantung kasih sengsara diri

Biarlah kubawa cintaku pergi

 


Parigi Moutong, 05 September 2021

 

 

          TABIR KEPALSUAN


Netraku memandang seakan buta

Dilintas cakrawala menghiasi senja

Ahmar pelangi membias buram

Warna terseret dipenatian lara

 

Memujamu hanya bayang sirna

Terlepas dalam setiap janji setia

Mendua dalam hati orang ketiga

Sirna harapan diujung asmara

 

Lelah menantimu saat hati terluka

Akad  erat setia sehidup semati

Didepan penghulu janji terpatri

Tertelan dusta mengingkari nasib

 

Tak ada lagi tempat berlabuh

Dermaga cintahancurlah sudah

Menorehkan luka dijiwa lara

Batin tersakiti dalam tabir kepalsuan

 

 

 

 

Parigi Moutong, 05 September 2021

 

 

 

                             CINTA DILORONG DUKA

 

Hati tersayat dalam sembilu luka menganga

Merampas jantung dan empedu lara

Terjerat dikenistaan cinta yang menggolora

Daging dan tulang berserahkan tanpa alas

 

Merana, sesak dalam rintis yang sempit

Lorong ternoda dendam menyerumput disisi malam

Terlena diam membisu dikebisingan volume nada

Lelah, lemas tak bergerak diluka mendalam

 

Hati tak lagi mencari yang telah hilang

Biarkan ia pergi tanpa pamit perpisahan

Lorong penantian telah tertutup dengan sejuta kebencian

Aku tak lagi menguraikan air mata cinta

 

Biarkan sayangku kandas dilorong duka

Tanpa menghibah lagi kasih asmara

Kan kusemaikan kepada pemuja lara

Rinduku sudah diambang batas kesabaran

 


Parigi Moutong, 05 September 2021

 

 

           JELAGA DI LANGIT JINGGA

       

Merah merona sinaran mentari

Di pagi cerah senyum merekah

Menyapa bumi dengan ramahnya

Kuasa Illahi pencipta jagad

 

Lara terpaku diam, saat memandang

Langit mengukir awan sempurna

Wajah bianglala mulai repas

Tersapu bayu terbawa jelaga

 

Sinar memancar di bilik lara

Menyilaukan netra pandang diam

Meredam sunyi di sela rampai

Mencapaimu rangkum terputus

 

Dilangit jingga jelaga mengibas

Menabur dendam kepada awan

Potret damai tak berklise

Diujung senja memupus asa

 

Parigi Moutong, 05 September 2021

 

 

 

MENENGGELAMKAN RASA

 

Buih ombak memecah karang

Tampak riak memanjang digaris pantai

Bersolek ria menghantui pemuja

Seolah memberi kabar bahagia

 

Dibatas tanggul ia bercengkerama dengan waktu

Seakan membisikan asmara kemesraan

Sejoli memandang  luas samudra kasih

Mengingat kisah dipusaran telaga cinta

 

Amor bayang membias jiwa yang lara

Terpaku sudah dalam eratnya sumpah

Termakan dendam yang tak seirama

Berpaling sudah dibatas pengharapan

 

Menjauh adalah takdir yang tak sampai

Menyatu hanya memberikan dendam tak berkesudahan

Menenggelamkan rasa cinta bersama

Adalah takdir dari sang pencipta


Parigi Moutong, 05 September 2021

 

 

Tentang Penyair

Hustanil. Abu. S.Pd. Nama pena Thanil. Abu.  Lahir pada tanggal 5 September 1968 di Desa yang sangat sepi dari keramaian kota. Tepatnya di Desa Paranggi, Kec. Ampibabo, Kab. Parigi Moutong Prov. Sulteng. Lulus dari SD Inpres Ampibabo tahun 1981, lanjut masuk ke SMPN 1 Ampibabo lulus tahun 1984, dan melanjutkan ke SPG. N Palu, tamat tahun1987, lulus Pendidikan SI tahun 2013. Alhamdulillah sekarang menjadi tenaga mengajar pada SDN Silanga kec. Siniu Kab. Parigi Moutong Povinsi Sulteng sampai sekarang. Penulis telah menghasilkan buku “tunggal Pionir cinta” dan beberapa buku antologi. Penulis dapat dihubungi melalui Email: hustanila@gmail.com atau HP. 081245299632 

 

 

Post a Comment for " Kumpulan Puisi: Dermaga Kepalsuan"