BKKBN Rilis Gerakan Ayah Mengambil Rapor: Yuk, Ayah Turun Tangan Demi Masa Depan Pendidikan Anak

 BKKBN Rilis Gerakan Ayah Mengambil Rapor: Yuk, Ayah Turun Tangan Demi Masa Depan Pendidikan Anak


Pena Pendidikan-Halo teman pena, sudah mengetahui? BKKBN Rilis Gerakan Ayah Mengambil Rapor: Yuk, Ayah Turun Tangan Demi Masa Depan Pendidikan Anak

Gerakan Ayah Mengambil Rapor Jadi Info Nasional

Kehadiran orang tua di sekolah selama ini sering dianggap identik dengan peran ibu. Padahal, peran ayah dalam pendidikan anak punya dampak besar, lho. Mulai dari pembentukan karakter, kepercayaan diri, hingga prestasi akademik. 

Nah, berangkat dari realitas inilah BKKBN resmi merilis Gerakan Ayah Mengambil Rapor, sebuah langkah strategis yang kini jadi perbincangan hangat di dunia pendidikan dan keluarga.

Melalui Surat Edaran Menteri Kemendukbangga/BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 yang diteken pada 1 Desember 2025, pemerintah secara resmi mengajak para ayah untuk hadir langsung ke sekolah saat momen pengambilan rapor anak. 

Kebijakan ini mulai diterapkan sejak Desember 2025 dan menyesuaikan jadwal pembagian rapor di tiap sekolah.


Kenapa Gerakan Ayah Mengambil Rapor Itu Penting?

BKKBN menilai sekolah bukan sekadar tempat anak belajar membaca, berhitung, atau menghafal materi. Sekolah adalah ruang kolaborasi antara guru dan keluarga. Sayangnya, keterlibatan ayah dalam dunia pendidikan anak masih tergolong minim. Banyak ayah hadir secara fisik di rumah, tapi belum sepenuhnya terlibat secara emosional dan edukatif.

Situasi ini berpotensi memengaruhi perkembangan anak, mulai dari prestasi belajar, perilaku sosial, hingga rasa percaya diri. Karena itu, Gerakan Ayah Mengambil Rapor hadir sebagai upaya mengubah pola lama dan membangun budaya pengasuhan yang lebih setara. Ayuk, para ayah, waktunya ikut ambil peran lebih nyata!


Apa Itu Gerakan Ayah Mengambil Rapor?

Gerakan Ayah Mengambil Rapor adalah inisiatif nasional yang mengajak ayah datang langsung ke sekolah saat pengambilan rapor anak di akhir semester. Program ini menyasar ayah yang memiliki anak di jenjang PAUD, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.

BKKBN menegaskan, gerakan ini bukan sekadar simbolis atau formalitas belaka. Kehadiran ayah di sekolah merupakan bentuk dukungan nyata terhadap pendidikan anak. 

Lewat momen ini, ayah bisa berdialog langsung dengan guru, memahami perkembangan akademik anak, sekaligus mengetahui tantangan yang dihadapi selama proses belajar.


Ayah Hadir, Anak Merasa Lebih Didukung

Secara psikologis, kehadiran ayah di sekolah memberi pesan kuat kepada anak bahwa dirinya diperhatikan dan dihargai. Anak merasa tidak sendirian menghadapi dunia sekolah. Dampaknya? Rasa aman meningkat, kepercayaan diri tumbuh, dan motivasi belajar ikut naik.

Makanya, BKKBN melihat Gerakan Ayah Mengambil Rapor sebagai investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia. Yuk, jangan anggap remeh satu langkah sederhana ini.


Ada Dispensasi Kerja dan Apresiasi Khusus, Lho

Tenang, Anda yang bekerja juga nggak perlu khawatir. Dalam pelaksanaannya, pemerintah memberikan dispensasi keterlambatan kerja bagi ayah yang datang ke sekolah untuk mengambil rapor, tentu sesuai kebijakan masing-masing instansi atau tempat kerja.

Nggak cuma itu, BKKBN juga menyiapkan apresiasi khusus melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Sepuluh ayah terpilih bakal mendapat penghargaan. Cara ikutannya simpel banget:

Unggah foto atau video saat mengambil rapor ke Instagram

Gunakan tagar #GATI dan #sekolahbersamaayah

Tag akun @kemendukbangga_bkkbn, @dithanrembkkbn, dan @gatikemendukbangga

Gampang, kan? Sekalian jadi inspirasi buat ayah-ayah lainnya.

Tujuan Utama Gerakan Ayah Mengambil Rapor

Gerakan ini bukan sekadar hadir ke sekolah lalu pulang. Ada tujuan besar di baliknya.

Pertama, memperkuat peran ayah dalam pengasuhan. Anak yang melihat ayah terlibat aktif cenderung merasa lebih dicintai dan dihargai.

Kedua, mendorong perubahan pola asuh keluarga. Pendidikan anak bukan tugas satu pihak saja, tapi hasil kerja sama ayah dan ibu.

Ketiga, meningkatkan komunikasi orang tua dan sekolah. Ayah bisa langsung berdiskusi dengan guru soal perkembangan akademik, perilaku, dan potensi anak.

Keempat, membangun investasi sosial jangka panjang. Keterlibatan ayah diyakini berdampak pada ketahanan keluarga dan kualitas generasi masa depan.


Apakah Ayah Wajib Mengambil Rapor?

Nah, ini yang sering ditanyakan. Berdasarkan Surat Edaran BKKBN Nomor 14 Tahun 2025, ayah tidak diwajibkan, melainkan diimbau untuk mengambil rapor anak.

Artinya:

Tidak ada sanksi bagi ayah yang tidak bisa hadir

Bersifat ajakan sukarela dan kampanye sosial

Ibu atau wali lain tetap bisa mengambil rapor seperti biasa

Gerakan ini lebih menekankan perubahan budaya pengasuhan, bukan pemaksaan. Jadi, kalau ayah berhalangan karena tugas luar kota, sakit, atau alasan lain, nggak jadi masalah. Yang penting, semangat untuk terlibat dalam pendidikan anak tetap ada.


Yuk, Ayah Hadir 

Lewat Gerakan Ayah Mengambil Rapor, BKKBN ingin menegaskan bahwa peran ayah bukan sekadar pencari nafkah, tapi juga pendamping utama tumbuh kembang anak. Kehadiran ayah di sekolah adalah pesan kuat bahwa pendidikan anak adalah prioritas bersama.

Jadi, yuk ayah-ayah Indonesia, sempatkan hadir, dengarkan cerita guru, pahami perkembangan anak, dan tunjukkan bahwa Anda benar-benar ada. Karena dari satu rapor, bisa lahir masa depan yang lebih cerah.

Post a Comment for " BKKBN Rilis Gerakan Ayah Mengambil Rapor: Yuk, Ayah Turun Tangan Demi Masa Depan Pendidikan Anak"