Asyiknya Pembelajaran IPS di Kelas Maya Melalui Media WhatsApp dan Google Classroom

Pandemi COVID-19 yang melanda mayoritas Negara di dunia tentu mengubah sebagian besar tata kehidupan di berbagai belahan dunia. Termasuk terganggunya sistem pendidikan di Indonesia, tak terkecuali di Sumenep. Hal ini memaksa guru SMP Negeri 3 Sumenep yang beralamat di Jl KH Mansyur harus beradaptasi dengan kehadiran pandemi virus Corona yang mengakibatkan pembelajaran di sekolah kami dialihkan menjadi jarak jauh (PJJ). Di sekolah kami pun, sama seperti sekolah lainnya untuk memutus rantai penyebaran virus Corona diselenggarakan Learning From Home (WFH) atau belajar dari rumah.

Sekolah kami mempersiapkan diri, yang dilakukan pertama kali adalah rapat dinas. Dalam rapat dinas tersebut dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan upaya pemutusan COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disekolah.

Pelaksanaan Learning From Home (LFH) atau belajar dari rumah (BDM) memerlukan pembahasan yang matang terkait dengan situasi dan kondisi atau latar belakang siswa SMP Negeri 3 Sumenep. Hasil rapat dinas diputuskan langkah yang pertama dilakukan adalah penetapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Yakni dengan mengeluarkan surat edaran untuk orang tua siswa. Isinya adalah pemberitahuan pembelajaran dari rumah yang dikirim melalui WhatsApp grup orang tua siswa. Hal ini dimaksudkan agar orang tua memahami bahwa anaknya harus belajar di rumah demi memutus rantai penyebaran COVID-19.

Langkah  yang kedua yang dilakukan adalah menyusun jadwal dan rencana belajar darurat Pandemi COVID-19. Pembelajaran dilaksanakan dari hari Senin hingga Jumat dimulai pukul 07.00 – 10.00 WIB. Setiap hari terdiri dari dua mata pelajaran dengan pemilihan media online diserahkan kepada bapak ibu guru.

Langkah yang ketiga adalah mendata siswa yang mempunyai telepon genggam versi android. Sesuai dengan pendataan ini ternyata ada sekitar 90% siswa memiliki telepon genggam android dan 10% siswa yang tidak mempunyai android dipinjami tablet sekolah.

Langkah keempat adalah membuat grup belajar (class7-1, 9.1 smart, 9.2 class dll) , grup inilah yang akan kita gunakan sebagai kelas online,baik untuk kegiatan pemberian materi, latihan, tugas, dan sebagainya. Setelah guru mengelola nomor telepon siswa, dilanjutkan dengan membuat grup WA kelas. Kemudian siswa diajak untuk bergabung di kelas online tersebut. Barulah guru membuat presensi siswa yang dibuat dalam aplikasi Google Form (GF).

Dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengharuskan guru dan siswa mempunyai telepon genggam android atau gawai sebagai penghubung komunikasi dua arah bahkan lebih antara guru dengan siswa. Selain itu menjadi guru di tengah pandemi sangatlah tidak mudah. Banyak hal baru yang dijumpai bahkan hal yang menurut saya itu sulit. Namun harus dilakukan. Mengingat saya masih kurang menguasai beberapa teknologi atau aplikasi canggih untuk dijadikan alat penunjang belajar.

Untungnya, banyak dibahas tentang aplikasi kekinian yang dibahas, yaitu Zoom, Cisco Webex, Youtube, Kahoot, Quizizz, Classroom, Ruang Guru, Gaoogle Form,dan Zenius. Beberapa aplikasi tersebut menurut beberapa orang terkesan sederhana. Tetapi bagi saya awalnya sangat sulit untuk bisa keluar dari zona nyaman ini, artinya harus bisa berproses dengan baik dan ada keinginan untuk belajar tentang banyak hal termasuk aplikasi tersebut.

Kondisi siswa ternyata jauh dari harapan lancarnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan berbagai aplikasi. Beragam aplikasi yang canggih tersebut, ternyata harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini tidak bisa dipenuhi oleh orang tua siswa. Mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai buruh dan pedagang.

Jangankan menyediakan saran belajar yang lengkap. Untuk mendampingi anaknya secara penuh di rumah pun menjadi sulit karena harus bekerja. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 3 Sumenep memiliki telepon genggam android, namun tidak memiliki kuota atau paket data. Selain kondisi ekonomi orang tua yang berada pada taraf menengah ke bawah, motivasi belajar siswa yang rendah juga menjadi kendala dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Upaya untuk mengatasi kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ) di sekolah kami dengan menggunakan kelas maya di grup WhatsApp kelas dan Classroom. Media ini dipilih karena lebih mudah diterapkan, familiar dan tidak teralu rumit. Wali kelas membuat grup WhatsApp kelas dan Classroom dengan angggota kepala sekolah. Semua guru mata pelajaran, guru BK dan semua siswa di kelas tersebut (selain grup WhatsApp dengan orang tua). Wali kelas menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar dirumah kepada orang tua siswa melalui WhatsApp group wali siswa.

Melalui grup WhatsApp kelas guru dan siswa seakan-akan berada di dalam satu kelas sesungguhnya. Proses belajar dari rumah dimulai pukul 07.00 – 11.00 WIB sesuai jadwal belajar dan rencana belajar. Rincian kegiatan belajar WhatsApp kelas sebagai berikut :

Pukul 07.00 - 07.10 WIB: Wali kelas membuka kegiatan belajar dari rumah dengan salam, sapa dan motivasi semangat belajar. “Assalammu’alaikum …pagi anak-anak ibu yang hebat hebat dan luar biasa, gimana kabarnya hari ini, tetap semangat”. Siswa merespon kegiatan ini dengan menjawab salam.

Pukul 07.10 – 07.15 WIB: Wali kelas mempimpin berdoa bersama.

Pukul 07.15 - 07.25 WIB: Wali kelas mengabsen kehadiran siswa dengan mengirimkan link daftar hadir atau absensi online dengan menggunakan google form. “Ok. sebelum belajar, presensi dulu ya di sini….https://bit.ly/3DaftarHadirVII-1

Pukul 07.25-07.30 WIB: Menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan dengan mengirimkan video. “Marilah kita menyanyikan lagu Indonesia Raya” 

Pukul 07.30-08.30 WIB: Wali kelas mempersilakan guru mata pelajaran pertama untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran.

Pukul 08.30-09.30 WIB: Wali kelas mempersilahkan guru mata pelajaran kedua untuk menyampiakan materi pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran.

Pukul 09.30-10.00 WIB: Wali kelas mengakhiri kegiatan belajar dari rumah dengan berdoa dan merefleksi kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan hari ini.

Pukul 10.00 - 11.00 WIB: Waktu untuk siswa mengerjakan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Pada saat menyampaikan materi ajar IPS, saya bagi menajdi 4 aktivitas:

Pertama pembukaan,

kedua pemberian materi,

ketiga diskusi dan tanya jawab, dan

keempat pemberian tugas.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan aktivitas pendahuluan: Membuka pelajaran dengan salam, sapa dan motivasi belajar dari rumah. “Assalamu’alaikum wr. Wb. apa kabar anak-anakku? Semoga kalian semua sehat, sebelum mulai pelajaran IPS mari kita membaca basmalah terlebih dahulu. Bismillahirrahmanirrahim, Ingat, Pergunakan gadgetmu dengan bijak tetap taati protokol kesehatan dimanapun kalian berada”.

“Terima kasih yang sudah menjawab salam ibu”

Kemudian pada kegiatan inti pembelajaran, saya memberikan materi pelajaran IPS melalui video pembelajaran yang saya buat dengan sangat sederhana menggunakan aplikasi KineMaster. Dengan aplikasi ini video pembelajaran diunggah di canel youtube sehari sebelum jadwal mengajar. Video pembelajaran yang saya terapkan dalam kegiatan belajar mengajar tujuannya agar siswa lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran dan ada kesan tersendiri bagi anak-anak kalau yang dilihat karya gurunya sendiri, dan materi dapat tersampaikan dengan baik di keterbatasan waktu.

Proses pembuatan video  ini saya awali dengan meringkas materi, mencari ilustrasi gambar di google, proses perekaman audio suara  dan visual, menggabungkan semua hasil rekaman menjadi tampilan video pembelajaran semua saya lakukan dengan menggunakan android. Siswa diminta menyimak Video pembelajaran di: https://youtu.be/wZUz14s05PE

Siswa memberikan komentarnya di yotube adalah menyebutkan nama lengkap dan menjawab pertanyaan yang berada di video tersebut. Kemudian, guru membuka forum diskusi dan tanya jawab seputar materi yang disajikan. Barulah tahap berikutnya, saya memberikan tugas yang relevan. Artinya, setelah memberikan materi dan diskusi tentang materi yang belum dimengerti, saya lanjutkan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman tentang materi yang sudah disampaiakan. Lalu, siswa dimita untuk membuat daftar pembagian zona waktu di Indonesia yang terdiri dari WIB, WITA dan WIT. Tugas tersebut dikirim ke G-Classroom. Atau juga ke Grup WA.

 


Untuk pemberian nilai atau koreksi tugas siswa digunakan google edit foto yang ada di aplikasi android atau langsung diedit di WhatsApp saat pengiriman gambar. Sedangkan menyikapi sebagian kecil siswa yang malas mengerjakan tugas, saya mendata tanggal pengumpulan tugas dan mencantumkan nilai yang diperoleh setiap siswa, kemudian di-share di grup WhatsApp kelas. Penilaian yang tidak kalah pentingnya adalah hasil belajar siswa, alat penilaian proses pembelajaran yang mudah pengoperasiannya adalah dengan Google Form.

Aplikasi Google Frorm relative baik, karena dapat  meringankan pekerjaan guru. Guru tidak perlu mengoreksi jawaban siswa. Jawaban secara otomatis tersimpan dan langsung bisa ada skor karena sudah ada kunci jawaban. Semua siswa dapat melaksanakannya dengan baik.

Banyak pengalaman yang saya temukan belajar dari rumah menggunakan aplikasi WhatsApp dan google Clasroom di masa pandemi covid-19. Duka dari pembelajaran kelasmaya ini bahwa saya sebagai pengampu mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Sumenep merasakan belajar di rumah memiliki banyak kendala yang menghambat kelancaran pembelajaran.

Kendala tersebut adalah sebagai berikut.

Saya masih kurang menguasai beberapa teknologi/ aplikasi canggih untuk dijadikan alat penunjang belajar.  Kemudian, saya merasakan masih ada siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran di kelas maya grup WhatsApp hanya absen terus off. Beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya sehingga perlu adanya perpanjangan waktu pengulangan tugas agar semua siswa menyelesaikannya.

Meskipun begitu, masih ada saja siswa yang tidak bergeming dengan tugas yang diberikan. Sebagai pengampu mata pelajaran sekaligus pendidik hal tersebut tidak harus mematahkan semangat. Dalam menghadapi masalah tersebut saya selalu menanamkan sikap optimis dan percaya diri serta memotivasi siswa agar selalu mengikuti pembelajaran dari rumah.

Hal baik yang saya suka dari proses belajar dari rumah adalah bahwa saya lebih familiar menggunakan aplikasi baru yang biasanya tidak digunakan dalam pembelajaran tatap muka. Bisa menilai siapa siswa yang bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab dalam belajar, respon yang luar biasa dari siswa di SMP Negeri 3 Sumenep terutama kelas VII.1.

Berlatih sabar ketika mendadak gawai berbunyi setiap hari, ratusan tugas siswa memenuhi memori dan membalas pertanyaan-pertanyaan siswa secara online. Dan tidak itu saja, saya memperoleh pengalaman baru dengan memberi pelajaran dan melakukan penilaian secara online. Melalui pelatihan dan webinar di sekolah bersama rekan guru lainnya, say alebih memahaminya. Selain itu ada bantuan diterima guru dan siswa berupa pulsa gratis dari sekolah dan kemendikbud lumayan bisa menunjang pembelajaran jarak jauh.

Hal baik dalam proses belajar dari rumah bagi siswa adalah: memperoleh pengalaman menggunakan aplikasi baru yang biasanya tidak digunakan dalam pembelajaran tatap muka. Siswa terbiasa memanajemen waktu karena adanaya date line pengiriman tugas, belajar berlatih disiplin dan mandiri.

Saya berharap, pada masa pandemi ini guru sebagai garda terdepan dunia pendidikan untuk selalu berkolaborasi mencari alternatif pembelajaran yang relevan dengan situasi. Peran guru tidak dapat tergantikan dalam proses pembelajaran oleh media apapun, karena guru merupakan teladan bagi siswa dalam menanamkan sikap, budi pekerti dan pembentukan karakter manusia seutuhnya. Mari sama-sama kita terus berdoa semoga wabah ini segera berakhir dan proses belajar mengajar tatap muka penuh segera berlangsung. Aamiin.



Tina Soekesi

Surabaya,02-02-1973

Guru SMPN 3 sumenep

 

 

1 comment for " Asyiknya Pembelajaran IPS di Kelas Maya Melalui Media WhatsApp dan Google Classroom"

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.