Merefleksi 70 Tahun Kemerdekaan RI, sejak Tahun 2605 Tahun Jepang

Merefleksi 70 Tahun Kemerdekaan RI, sejak Tahun 2605 Tahun Jepang Jika kita kembali runtut ke belakang, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah negara yang telah membuktikan diri kepada dunia bahwa NKRI telah merdeka berjuang melawan penjajah demi penjajah dalam kurun waktu perjuangan yang panjang. Jerih payah perjuangan para pahlawan kita, dengan segenap pengorbanan jiwa raga, harta, nyawa dan apapun yang dimiliki telah membuahkan kemerdekaan yang terus dinikmati oleh generasi penerusnya. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah dikumandangkan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadan 1364 menurut Kalender Hijriah,[1] yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat adalah momentum berdirinya bangsa kita sejajar dengan bangsa lain, bahkan dari aspek historis sejak jaman kerajaan, Bangsa Indonesialah bangsa yang jaya, menata kehidupan yang rukun, kompak, memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi serta budi luhur dan budaya yang luhur. Kemerdekaan yang diperoleh bangsa kita, bukanlah hadiah dan pemberian dari bangsa lain. Kehendak Tuhan yang mengiringi semangat juang para pembela tanah air membuahkan kebahagiaan yang tidak ternilai berupa kemerdekaan, kebebasan menentukan sikap dan nasib sendiri tanpa intervensi dari bangsa asing, bangsa manapun. Sejarah mencatat, betapa detik-detik kemerdekaan negara kita, dilalui penuh dengan kesibukan dan pengharapan yang luar biasa, terutama pada saat penyusunan teks proklamasi. Pada saat itu, perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional. Sungguh diantara para pembesar negara kita di masa lampau, terlihat jelas mencerminkan tingginya cinta tanah air, sikap pengorbanan, tanggung jawab, semangat yang tinggi, dan kebersamaan dan musyawarah dan mufakat yang solid. Selama 70 tahun kita telah meninggalkan masa-masa itu, saat ini persoalan demi persoalan dirasakan telah banyak mengikis nilai-nilai itu. Beragam kasus melawan hukum, justru banyak menimpa para “bangsawan” kita, para petinggi negara, para pejabat, para orang terpercaya, bahkan juga para ahli hukum itu sendiri. Semangat memperjuangkan diri sendiri telah hampir mengalahkan semangat memperjuangkan bangsa kita, kebersamaan dan musyawarah telah hampir terlindas oleh sikap menangnya sendiri dan meremehkan orang lain. Di 70 tahun usia negara kita sejak merdeka, kita tetap berupaya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, berpegang tangan yang erat menuju bangsa Indonesia yang lebih bermartabat dan maju di tengah semakin tipisnya batas-batas antarnegara di berbagai bidang. Wujudkan kembali nilai-nilai positif di tahun 1945 dari pribadi kita masing-masing menuju Indonesia maju dab bermartabat. https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia#Pertemuan_Soekarno.2FHatta_dengan_Jenderal_Mayor_Nishimura_dan_Laksamana_Muda_Maeda
alee duangh
alee duangh Saya adalah pribadi yang ingin selalu belajar dan berbagi. Menebar manfaat dan kebaikan adalah tabungan yang akan abadi

Post a Comment for "Merefleksi 70 Tahun Kemerdekaan RI, sejak Tahun 2605 Tahun Jepang"