Berburu VCT, Jatim ok!

Berburu VCT, Jatim ok!

Revolusi Industri 4.0 yang sering saya dengar dan baca, sesungguhnya tak sepenuhnya saya pahami. Bagi saya, ia hanya kumpulan kata yang mengingatkan pada sejarah. Perubahan besar, kalau saya memaknai kata Revolusi. Sedangka  kata Industri, pikiran saya seketika terbayang sebuah pabrik. Tanda tanya besar dalam benak saya. Apakah maksudnya ini.
Kondisi penasaran itulah membuat saya harus mencari tahu tentangnya, yang sebenarnya. Mulailah bergerilya. Link grup apa saja yang dibagikan, saya ikuti.
Tak sengaja, satu nama grup memantik imajinasi saya melesat terbang tinggi. Hanya satu kata yang mampu membuat degub jantungku berdebar. Virtual.
Resmi, saya menjadi penduduk grup bergengsi itu di WA. Setelah melalui rangkaian registrasi yang cukup mudah.
Sejak awal bergabung di grup itu, VC Indonesia 7 saya hanya menjadi penyimak. Mempelajari isi dan komentar di Grup. Ternyata, sungguh luar biasa. Grup itu dihuni oleh guru yang hebat. Bahkan  beberapa diantaranya ada yang juga sebagai dosen.
Selama mempelajari komunikasi para guru lintas daerah dan jenjang di grup, sepertinya mulai paham maksud adanya grup itu. Semuanya bermuara pada peningkatan kompetensi dan kiprah guru Indonesia menyongsong revolusi industri 4.0.
Beberapa paragraf yang sempat saya bintangi, sering saya baca ulang. Menarik untuk dipelajari dan diaplikasikan. Bagian dari isi artikel tersebut adalah sebagai berikut.
Pembelajaran di era milenial ini sudah mulai marak dengan cara memanfaatkan teknologi. Salah satunya adalah pemanfaatan Barcode dalam pembelajaran. Pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Maluku Belajar, barcode juga dimanfaatkan pada saat pembuatan sertifikat. Tentu saja, barcode pada sertifikat dimanfaatkan untuk memvalidasi sertifikat tersebut.
Akan tetapi, cara untuk mendapatkan barcode tersebut tidaklah mudah. Dulu. Karena memerlukan jaringan internet (online) dan lainnya. Namun sekarang, sudah banyak pilihan untuk memperoleh barcode. Bisa menggunakan ponsel pintar yang Bapak dan Ibu miliki. Namun, saat pembuatan bahan ajar, kita biasanya menulisnya di laptop atau komputer. Oleh karena itu, Maluku Belajar mengangkat tema ini untuk dibahas agar mempermudah para Guru menyusun bahan ajar dan memanfaatkan barcode dalam proses pembelajaran.
Saya baca berulang tulisan di atas. Lalu saya memahami bahwa kelas itu akan segera diselenggarakan secara Virtual untuk Kelas Maluk. Vicon Maluku Belajar ke-24.
Berangkat dari sinilah, saya lebih bersemangat. Setidaknya ada keinginan seperti saudara guru hebat dari Maluku. Juga belajar secara virtual.
Seru sekali. Itulah pikiran saya menerawang ke Maluku.
Akhirnya, saya masuk dalam grup yang direkomendasikan teman. Grup VCI yang luar biasa. Tidak begitu lama menunggu, muncullah pengumuman yang ditunggu-tunggu.
Beginilah isinya. Lumayan memanjakan pikir untuk segera menggelutinya.
Kami menantang Anda yang kreatif dan inovatif untuk menjadi _Virtual Coordinator Indonesia_!

Revolusi Industri 4.0 tak hanya menawarkan sisi positif " _the promises_" tapi juga sisi negatif " _the perils_”. Dalam revolusi yang ditopang oleh teknologi abad 21 seperti _machine learning_, _artificial intelligence_, _internet of things_, hingga _3D printing_, disadari maupun tidak, syarat sisi negatif seperti _disruptive effect_, ketimpangan ekonomi, dan pengangguran massal karena _automation effect_ jika kita lengah dan kurang strategi dalam penyiapannya.
Dalam menyikapi tantangan ini, sumber daya manusia Indonesia harus sigap dan ‘gercep’ dalam mempersiapkan diri meng- _upgrade_ kompetensi dan menyusun strategi untuk menghadapinya.
Salah satu gebrakan bakti untuk bangsa yang dipersembahkan oleh SEAMEO Secretariat dan guru-guru untuk Indonesia adalah program *Virtual Coordinator Indonesia (VCI)*. VCI adalah program pelatihan mengelola training online. Dengan VCI, diseminasi pengetahuan baru yang _terupdate_ akan mudah dan cepat dilakukan. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam VCI, yaitu:
1. Teknik rekrutmen peserta secara online
2. Menulis narasi promosi kegiatan yang ‘cucok’ dan memikat
3. Mengkreasi room video conference
4. Teknik menjadi narasumber
5. Presentasi kegiatan online
6. Mendokumentasikan kegiatan dan berbagi di social media dan youtube.
Pengumuman atau postingan itulah yang mengantarkan saya menjadi peserta VCI Batch 3.
Lalu bergabung melalui link grup yang diberikan.
Pada awalnya, saya tetap bersembunyi dari keramaian komentar grup. Lebih banyak menyimak. Mempelajari postingan dan komentar para guru luar biasa.
Terus mencari tahu dan belajar, bagaimana cara menjadi host yang baik, membuat daftar hadir on line (zoho.form), menyampaikan tata tertib selama proses pembelajaran dan diskusi virtual, mengenalkan presenter dan moderator, merekam jalannya presentasi dan sebagainya
Mengintip cara menjadi moderator, membuat flyer, mengenalkan presenter dan mengurai sedikit materi yang akan disajikan, mengarahkan acara diskusi, menyampaikan pertanyaan peserta, dan menyimpulkan hasil diskusi.
Mencoba memahami menjadi presenter, membuat PPT, menampilkan di layar virtual, presentasi dan diskusi maupun menjawab pertanyaan peserta.
Sungguh ajaib! Luar biasa. Jarak yang jauh serasa tidak ada batas lagi. Semacam diskusi nyata di off line. Interaksi yang benar-benar bersahabat penuh semangat gotong royong dan kekeluargaan. Saling membantu dalam banyak hal.
Saling mengingatkan, terutama dalam mengisi daftar hadir. Linknya dibagi di chat room virtual itu.
Hal itulah yang menambah semangat untuk terus mencari ilmu pengetahuan. Sajian beragam materi dari banyak guru berbagai jenjang sekolah, menjadikan suasana yang serba baru. Tentu, memantik rasa ingin tahu.
Melalui proses belajar setiap waktu masuk room virtual sebagai peserta, akhirnya selesai pula tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dua kali menjadi presenter, host dan moderator. Walaupun menguras energi psikis, tetapi sangat menyenangkan. Selalu ingin mencobanya.
Bahkan, pada kegiatan itu, saya mencoba menjadi presenter sebanyak tiga kali. Menjadi hostpun demikian juga. Asyik masyuk rasanya.
Tidak terasa, sertifikat kebanggaan yang ditunggu ternyata juga hadir, melalui pengumuman link di grup itu. Berhasil diunduh dengan puas dan bahagia.
Terima kasih kepada para instruktur banyak membantu dan membimbing kita semua. Bu Fransiska, Pak Aris dan lainnya serta guru teman sejawat, bu Ana dan guru hebat lainnya yang telah banyak membimbing saya. Sampai selesai menyetor tugas akhir ke kantong tugas.
Apalagi ada tugas berikutnya yang menantang juga. Membuat album kenangan, meski saya hanya menjadi peserta penyemangat saja.
Tentu, tugas Antologi presentasi 1 dan 2 serta antologi 3 tentang pengalaman mengikuti kegiatan VCI menjadi kebanggaan tersendiri. Sebab, akan dikumpulkan menjadi buku karya elektronik bergengsi.
Bravo VCI Batch 3 Jatim 17

alee duangh
alee duangh Saya adalah pribadi yang ingin selalu belajar dan berbagi. Menebar manfaat dan kebaikan adalah tabungan yang akan abadi

Post a Comment for "Berburu VCT, Jatim ok!"