Mengajar Online di Masa Pandemi


Yuli Ahadiah Nur


 
Keadaan pandemi covid-19 berpengaruh di semua bidang dan lini kehidupan. Tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Proses belajar mengajar semula dilakukan secara tatap muka. Tetapi kini, harus dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet. Tantangannya pun berbeda dari biasanya.

Pada proses belajar mengajar dengan tatap muka, para guru akan langsung menangani peserta didiknya secara langsung. Dengan kata lain masalah dapat segera teratasi. Namun, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini tantangannya sangat beragam.

Tantangan yang paling umum adalah kendala akses internet. Belum lagi ketiadaan gawai karena rendahnya tingkat ekonomi masyarakat. Tentunya tidak semua anak sekolah itu berasal dari keluarga mampu. Bahkan tak sedikit justru dari keluarga yang kurang mampu.

Jika dilihat dari aspek manfaat, dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh telah mendorong proses pendidikan ke arah digitalisasi. Namun tak dapat dipungkiri juga hambatan-hambatan yang mengikutinya. Selain itu, kedala juga dialami bagi proses pembelajaran yang membutuhkan praktik. Di sinilah dibutuhkan inovasi dari pihak guru dan sekolah dalam memanfaatkan keadaan yang serba terbatas.

Misalnya saja di daerah penulis yang bisa dikatakan kota kecil. Keadaan ekonomi masyarakat adalah kendala yang paling umum ditemui. Di sekolah tempat penulis mengajar sebagian besar berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka bisa memasukkan anak-anaknya ke bangku sekolah karena memanfaatkan sekolah gratis. Dengan keadaan proses pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya ini kemudian dibutuhkan pendekatan kepada keluarga peserta didik. Menginformasikan bahwa pembelajaran akan dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan internet.

Awalnya kelas dibagi seperti biasa. Setelah itu barulah dibentuk kelompok atau grup melalui aplikasi Whatsapp. Melihat keadaan keluarga yang tidak sama, maka siswa tdk diharuskan menggunakan nomor whatsapp pribadinya. Mereka bisa menggunakan nomor orang tua, saudara atau bahkan satu nomor boleh digunakan oleh lebih dari satu orang jika mereka tinggal berdekatan.

Di dalam kelompok atau grup whatsapp itu anggotanya adalah siswa siswi kelas tersebut,  semua guru pengajar, guru bimbingan konseling bahkan juga kepala sekolah. Setelah semua yang berkepentingan di kelas itu sudah masuk di dalam grup, barulah diberitahukan bahwa pembelajaran akan berlangsung secara online. Semua informasi terkait dengan pembelajaran akan disampaikan melalui grup.

Grup yang dikendali oleh wali kelas akan dibuka terlebih dahulu dengan menyapa para siswa. Setelah itu membaca do’a bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu mengingatkan siswa agar mengisi daftar hadir siswa pun melalui google form yang telah disediakan. Barulah setelah itu mensilahkan guru pengajar untuk menyampaikan materi.

Guru menyampaikan materi melalui grup whatsapp yang tersedia. Membagikan materi pembelajaran dalam bentuk video, pesan suara, dengan juga disertai penjelasan secara tulis.

Selain melalui aplikasi whatsapp guru juga bisa membagikan materi pembelajaran melalui google classroom. Pada google classroom guru dapat membagikan materi pembelajaran sama seperti pada aplikasi whatsapp. Bedanya, di google classroom ini materi yang belum waktunya untuk dibagikan kepada siswa dapat di atur waktunya. Selain itu, pengumpulan tugas pada google classroom lebih efektif ketimbang whatsapp. Karena data yang tersimpan pada google classroom akan tersimpan langsung pada google drive. Sedangkan pengumpulan tugas melalui whatsapp akan tersimpan di data gawai. Sehingga jika tidak dipindahkan lama kelamaan akan membuat kapasitas penyimpanan penuh dan akan mempengaruhi daya pacu gawai.

Selain menggunakan dua aplikasi yang tersebut diatas, guru juga menggunakan aplikasi google form dalam melakukan menilaian kepada siswa. Keuntungan menggunakan aplikasi ini adaah guru tidak perlu lagi melakukan koreksi pada hasil kerja siswa. Karena nilai akan muncul dengan sendirinya tepat setelah siswa menyelesaikan semua soal yang ada.

Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring tetapi pelaksanaannya tidak jauh berbeda seperti pembelajaran tatap muka. Diawali dengan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan penilaian juga tetap dilakukan.

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan persiapan psikis dan fisik, yaitu  membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama secara daring (melalui WA). Lalu guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai bab materi ajar. Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar materi dan kegiatan yang akan dilakukan.  

Pada kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan contoh teks materi dengan mengirimkannya ke grup WA kelas. Lalu peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan terkait contoh teks. Setelah itu peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Kemudian peserta didik membaca teks dan menemukan informasi eksplisit. Terakhir peserta didik menyimpulkan isi teks dan melaporkan hasil membaca, mengirimkannya secara tertulis melalui WA.

Pada kegiatan penutup, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi dan tak lupa juga melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman tentang materi yang sudah diajarkan secara daring.

Untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik maka diadakan penilaian diagnostik non kognitif. Sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Misalnya saja menggali informasi tentang sejauh mana kebiasaan membaca anak di rumah; bagaimana suasana anak di rumah sehingga dapat meningkatkan minat membaca anak atau justru suasananya tidak mendukung anak untuk membaca. Selain itu juga guru melakukan asesmen yang dilaksanakan secara rutin pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik.

Selain asesmen diagnostik, guru juga mengadakan asesmen formatif dan asesmen sumatif baik secara tertulis maupun tak tertulis.

Siswa yang selesai mengerjakan tugas-tugas dari guru pengajar maka akan mengumpulkannya dengan cara diambil gambarnya kemudian dikirim melalui nomor pribadi whatsapp guru tersebut. Maka guru kemudian akan mengapresiasi siswa dengan cara membalas dengan kata-kata baik atau gambar gagus yang dapat memotivasi siswa untuk lebih rajin belajar.

Jika pada penilaian masih didapat siswa dengan nilai belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka akan diadakan pengayaan ataupun remedial. Dengan memberikan tugas pengayan atau juga memberikan soal-soal remedial sesuai bahan materi yang diajarkan.

Pada akhirnya begitu banyak kendala ditemukan di pembelajaran secara daring ini. Terutama pada sekolah yang proses belajar mengajarnya biasanya dilakukan secara tatap muka, namun kemudian dipaksa keadaan harus melakukan secara daring. Dapat dikatakan siswa maupun orang tua siswa kaget dengan pembelajaran yang tiba-tiba berubah.

Setiap harinya yang semula enam sampai tujuh jam sehari dapat siswa habiskan di sekolah, namun pada pembelajaran daring siswa hanya dituntut untuk mengikuti pembelajaran selama dua sampai tiga jam saja dalam sehari. Namun demikian, tak sedikit siswa yang abai dalam melaksanakan proses pembelajaran daring.

Kasus yang ada setelah siswa mengisi absen, mereka tidak mengikuti pembelajaran tapi lebih memilih bermain. Jadi dianggapnya yang penting hanya mengisi daftar hadir saja. Ada juga yang mengerjakan tugas adalah orang tuanya. Tak heran jika banyak orang tua yang mengeluh dengan pembelajaran daring.

Namun tak bisa dikesampingkan siswa yang tetap rajin mengikuti pembelajaran daring. Setiap hari mereka setia mengikuti grup whatsapp kelas dari awal sampai akhir. Jika ada tugas mereka tidak menunda langsung dikerjakan dan dikumpulkan. Inilah salah satu alasan bagi guru bisa tetap semangat mengajar meskipun tanpa harus bertatap muka langsung dengan murid-muridnya.

Dengan adanya kendala-kendala yang ditemukan saat pelaksanan pembelajaran daring, maka diharapkan semua pihak dapat berbenah diri. Bagi lembaga satuan pendidikan agar lebih ditingkatkan lagi dalam melayani peserta didik. Juga dapat memfasilitasi guru yang masih gagap teknologi. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan pengetahuan guru terhadap teknologi terkini. agar nantinya bisa melayani siswa lebih maksimal lagi.

Harapan bagi peserta didik agar mereka lebih semangat lagi dalam belajar. Lebih-lebih dalam pembelajaran daring. Hal ini tentunya juga membutuhkan dukungan dari orang tua. Waktu yang lebih banyak siswa habiskan di rumah selama pembelajaran daring, seharusnya dapat dimanfaatkan orang tua agar lebih mengetahui kemapuan anaknya dan memberi semangat mereka supaya tidak merasa bosan selama belajar di rumah.

Yang paling penting adalah dukungan pemerintah kepada guru dan siswa. Misalnya saja dengan memberikan bantuan kuota internet. Karena dalam pembelajaran daring tentunya ini adalah kendala utama yang banyak ditemui. Banyak siswa yang mengeluh mereka kurang maksimal mengikuti pembelajaran karena sering kehabisan kuota internet. Sedangkan orang tuanya terkendala finansial untuk dapat selalu mengikuti kebutuhan belajar anak mereka.

Pada akhirnya baik pembelajaran tatap muka maupun daring bertujuan demi mencerdaskan anak bangsa. Jadi semua pihak perlu bergandengan tangan demi tercapainyay tujuan muliai tersebut.

 

Catatan:

Membuka pelajaran di grup whatsapp dengan memberikan salam, lalu mengapresiasi siswa yang menjawab salam. Memberikan umpan pertanyaan dalam membuka materi kemudian dilanjutkan menyampaikan materi. Tak lupa sebisa mungkin mengapresiasi setiap siswa yang sudah mencoba untuk  menjawab pertanyaan guru..

 

Profil Penulis

Yuli Ahadiah Nur, lahir di Sumenep, 8 Juli 1984.

Menempuh pendidikan Diploma III Jurusan Sastra Inggris Bidang Studi Bahasa Inggris  Universitas Negeri Jember Tahun 2002-2005. Kemudian melanjutkan ke program Sarjana Strata-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep Tahun 2006-2009

Mengajar di SDN Parsanga 1 Sumenep 2009-2010 dan di SMPN 3 Sumenep 2010-sekarang

 

 

 

1 comment for " Mengajar Online di Masa Pandemi "

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.