Guru Bergerak Maju: Optimalisasi IKM dan PMM

 

Guru Bergerak Maju: Optimalisasi IKM dan PMM

Ali Harsojo, M.Pd.

Guru SDN Pajagalan II Sumenep. Pengurus APKS PGRI Jawa Timur

 

Rasional

Sekolah merupakan lembaga penyelenggara pendidikan pada satuan organisasi yang dipimpin oleh kepala sekolah. Maka, aktivitas pendidikan yang dilaksanakan harusnya mengacu kepada kebijakan pendidikan dan peraturan perundangan yang berlaku. Sehingga, praktis pelaksanaan aktivitas pendidikan di sekolah relevan dengan tujuan pendidikan nasional sebagai cita-cita besar bangsa Indonesia.

Lembaga satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tugas dan kewajiban melaksanakan amanat undang-undang dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Bukan saja cerdas secara kognitif. Tetapi juga mampu memberikan layanan pendidikan sebaik-baiknya bagi murid.

Murid merupakan pribadi yang unik. Sebagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa salah satu tugas guru adalah menuntun anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alamnya. Setiap murid atau anak memiliki kebutuhan yang berbeda dalam belajar. Untuk itulah, kurikulum merdeka memfasilitasi cara guru dalam melayani kebutuhan murid. Dalam konteks ini, guru juga memiliki kemerdekaan dalam mengajar secara berdiferensiasi.

Implementasi Kurikulum Merdeka

Setiap lembaga satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum merdeka, dapat memilih bentuk IKM. Yakni dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM), setiap sekolah diberi keleluasaan untuk memilih model IKM yang disediakan oleh pemerintah.

Sesuai dengan Surat Edaran Ditjen GTK Kemedikbudristek Nomor 1919/B1.B5/GT.01.03/2022 tanggal 13 April 2022, disebutkan bahwa Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten, dan Kota diharapkan dapat memfasilitasi pembentukan komunitas belajar untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) jalur mandiri sesuai dengan pilihan yang ditetapkan oleh satuan Pendidikan, yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi.

Praktinya, Kepala Sekolah dan Guru di sekolah atau satuan pendidikan yang telah mendaftar IKM jalur mandiri dengan pilihan Mandiri Belajar perlu mempersiapkan diri. Yakni dengan menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, dengan tetap menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2013 yang disederhanakan. Sedangkan langkah-langkah konkret terhadap persiapan yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru untuk jalur Mandiri Belajar telah dijelaskan detail pada lampiran surat tersebut.

Kemudian, bagi Kepala Sekolah dan Guru di satuan pendidikan yang telah mendaftar IKM jalur mandiri dengan pilihan Mandiri Berubah, maka sejak tahun ajaran 2022/2023 akan menerapkan Kurikulum Merdeka, menggunakan perangkat ajar yang disediakan dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) sesuai dengan jenjang satuan pendidikan yaitu perangkat ajar untuk jenjang PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas 7 atau kelas 10.

Terakhir, bagi Kepala Sekolah dan Guru di satuan pendidikan yang telah mendaftar IKM jalur mandiri dengan pilihan Mandiri Berbagi, mulai tahun ajaran 2022/2023 ini segera menerapkan Kurikulum Merdeka dengan melakukan pengembangan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas 7 atau kelas 10.

Nah, pemilihan IKM Mandiri tersebut, disesuaikan dengan kondisi dan potensi sekolah. Termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolah dan lingkungan sekolah. Termasuk salah satunya adalah kesiapan sumber daya potensi guru dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut.

Konsekuensi logis yang harus dilakukan, bagi sekolah yang menerapkan IKM Mandiri tersebut adalah melaksanakannya secara optimal. Upaya maksimal ini dilakukan secara personal dan kelembagaan. Mulai dari pengembangan kapasitas dan kompetensi guru dengan cara mengikuti workshop dan pelatihan IKM serta kesiapan sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Platform Merdeka Mengajar

Pada waktu lalu, Kemdikbudristek telah mencetuskan Program Merdeka Belajar Episode Ke-15 yakni Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Program ini diluncurkan pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2022. Pada laman https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/ dijelaskan bahwa selain kurikulum, untuk membantu mewujudkan perubahan secara sistemik, guru membutuhkan medium yang mudah diakses sebagai instrumen untuk membantu guru dalam meningkatkan dan mengembangkan potensinya. 

Nah, untuk menjawab kebutuhan guru itulah, Platform Merdeka Mengajar (PMM) hadir sebagai sarana edukasi yang dapat membantu guru menjalankan perannya. Guru memiliki peran penting dalam mengajar, belajar, dan berkarier, untuk mewujudkan merdeka belajar. Pada gilirannya, guru yang terus bergerak maju dengan PMM dapat mewujudkan Pelajar Pancasila dengan berdaya untuk menjelajah fitur Belajar, Mengajar, dan Berkarya.

 

Sumber Gambar: Beranda Platform Merdeka Mengajar

Sebagaimana yang dipaparkan pada detail program Merdeka Mengajar, bahwa Platform Merdeka Mengajar (PMM) ini menyediakan beragam referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Dalam PMM, terdapat fitur yang dipilih untuk dipelajari ataupun menunjukkan unggahan karya guru.

Salah satu fitur Mengajar di PMM, terdapat fitur perangkat ajar yang dapat digunakan oleh guru dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan diri. Seperti diketahui bahwa fitur tersebut menyediakan lebih dari 2000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka.

Kemudian, juga terdapat fitur asesmen murid. Fitur ini dikembangkan untuk membantu guru dan tenaga kependidikan (GTK) melakukan analisis diagnostik terkait kemampuan murid dalam literasi dan numerasi. Jika seorang guru telah memahami kemampuan literasi numerasi murid dengan cepat, maka ia dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan murid.

            Hal yang membanggakan adalah pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memberikan layanan Platform Merdeka Mengajar bagi guru dengan sama dan setara. Berarti, guru diberi kesempatan seluasnya untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya. Menariknya, guru dapat belajar dan mengakses kapanpun dan di manapun guru tersebutberada.

Keunggulan lainnya, pada Fitur Belajar pada Platform Merdeka Mengajar, disediakan secara leluasa untuk memberikan fasilitas pelatihan mandiri untuk guru. Artinya adalah banyaknya kesempatan kepada guru dan tenaga kependidikan untuk dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas yang dapat diakses secara mandiri. Bahkan, dapat dilakukan dari rumah.

Fitur yang tidak kalah pentingnya adalah Video Inspirasi. Fitur ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada semua guru dan tenaga kependidikan untuk menonton mendapatkan beragam video inspiratif. Jika mampu menonton dengan baik, maka ssetiap guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri. Perlu diketahui bahwa akses ini tidak terbatas. Sehingga, harapannya setiap guru dapat mengembangkan kualitas dari kompetensinya dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.

Platform Merdeka Mengajar (PMM) mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik (Best Practice). Nah, fitur Berkarya ini memberikan keluasan bagi guru yang telah berkarya untuk mengunggah bukti karyanya pada fitur “Bukti Karya Saya”. Sekali lagi, bahwa fitur ini merupakan hasil best practice guru dari hasil implementasi pembelajaran yang telah dilakukan. Terutama praktik baik pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.

Kelebihan dari fitur Bukti Karya Saya ini, dapat dijadikan tempat atau wadah bagi guru dan tenaga kependidikan dalam membangun portofolio digital hasil karyanya. Karya-karya guru tersebut dapat menjadi inspirasi bagi guru lainnya. Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai media untuk saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi. Endingnya, setiap guru dapat bergerak maju bersama dengan mutu.

            Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang dikembangkan ini diharapkan mampu menjadi sarana belajar bagi guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Semangat yang dibangun adalah saling kolaborasi dan berbagi. Jiwa dan semangat ini akan semakin bertumbuh apabila secara simultan semua guru memiliki spirit yang sama serta melakukan perubahan dan bergerak maju membangun peradaban yang berkesinambungan.

Optimalisasi IKM dan PMM

            Guru dengan tugas dan tanggung jawabnya, tidak saja harus melaksanakan perannya sebagai pengajar, pembina, pendidik, fasilitator dan pelatih. Lebih dari itu, guru seharusnya dapat mengembangkan kompetensi profesionalnya dengan belajar sepanjang hayat.

            Oleh karena itu, pengembangan keprofesionalan guru secara berkelanjutan menjadi sebuah keniscayaan. Jika, pada masa sebelum implementasi kurikulum merdeka, senantiasa belajar secara offline melalui kegiatan workshop dan pelatihan luring, maka saat ini optimalisasi IKM melalui PMM menjadi urgen untuk dilakukan.

            Platform Merdeka Mengajar (PMM) bukanlah sekadar aplikasi atau wadah untuk mencari tahu akan ilmu pengetahuan dan pendidikan secara umum. Namun, PMM memberikan ruang bagi guru untuk terus belajar mengembangkan diri, berkarya dan berbagi.

            Apabila guru bergerak terus dengan berkemajuan, maka untuk mengoptimalkan diri dalam mengelola PMM tidaklah sulit. Sebab, apa yang dilakukan dan dijadikan bukti karya adalah hasil dari tugas serta tanggung jawabnya sehari-hari sebagai guru. Justru dengan berkarya dan berbagi di PMM, guru dapat mengontrol dan merefleksi diri sendiri secara terus-menerus menuju perubahan yang lebih baik. Ayo bergerak maju, belajar dan berusaha menjadi guru bermutu. Terus mengoptimalkan diri dalam belajar dan mengelola PMM dalam kerangka IKM. Perubahan lebih baik akan terwujud, jika guru bergerak untuk mencoba dan memulai. Tetaplah menjadi agen perubahan, untuk pendidikan semakin maju dengan mutu.

Post a Comment for "Guru Bergerak Maju: Optimalisasi IKM dan PMM"