Menurun atau Meningkatkah Keimanan dalam Ramadan Tahun Ini? (Berkah Ramadan)

 Menurun atau Meningkatkah Keimanan dalam Ramadan Tahun Ini?

Kartini, S.Pd.I.

 

Ramadan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu umat muslim. Bulan yang penuh berkah, pertolongan, lipat ganda pahala dan pengampunan. Momentum bulan Ramadan, tentu menjadi bulan bahagia bagi umat muslim. Namun demikian, tentu saja tidak serta merta menjadi bulan yang benar-benar ditunggu oleh sebagian orang.

Ada tiga golongan dalam menyambut datangnya bulan Ramadan:

1.      Mereka begitu sedih. Bulan ini bagaikan orang yang mau mati karena mengingat segala kesenangan dan aktivitas duniawi mereka akan segera sirna. Tidak bisa menikmati lagi hidangan lezat disiang hari, harus berhaus-haus menanti saat berbuka, harus menahan ini dan itu, dan sebagainya.

2.      Mereka biasa-biasa saja, tidak tahu keberadaan Ramadan, apalagi menyambutnya. Tetapi malah sibuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan hari raya idul fitri dengan belanja pakaian, aneka hidangan, furniture, kerlap kerlip untuk memperindah tampilan rumahnya, tidak senang dan juga tidak benci, sementara mereka melupakan esensi utama dari bulan Ramadan dan melupakannya, sibuk urusan yang besifat terlihat mata sedangkan hatinya belum terketuk untuk menikmati indahnya Ramadan, dengan janji Allah yaitu pahala yang dilpatgandakan, dan hanya datang setahun sekali.

3.      Mereka begitu merindukan datangnya Ramadan, dengan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyibukkan diri agar menjadi insan Ramadan sejati. Mulai dari awal menjelang bersuka cita menyambut dengan selamatan(tradisi orang Jawa) yang dinamakan “Megengan” yang artinya suatu peringatan bahwa dalam waktu dekat akan memasuki bulan Puasa (Ramadan). Yaitu bulan suci yang diwajibkan bagi muslim untuk berpuasa. Berpuasa berarti menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa.  




    Begitu pula warga besar MIN 7 Blitar, tepatnya pada hari Jumat tanggal 17 Maret 2023 mengadakan acara megengan tersebut dengan acara Istighasah, Tahlil akbar dan kirim doa kepada para leluhurnya sebagai bentuk memelihara dan melestarikan tradisi Islami, mendoakan para leluhur dan orang tua yang masih hidup merupakan salah satu amalan yang tidak akan pernah terputus yang dipandu oleh bapak dan ibu guru dilanjutkan makan bersama dan mengumpulkan dana untuk infaq.    

Semoga pada bulan Ramadan tahun  ini diberikan kesabaran dan kekuatan untuk menunaikan puasa wajib dan serangkain amalan yang membersamainya, dan ditahun yang akan datang masih dipertemukan Ramadan lagi.

Sebagai warga madrasah yang berada ditengah-tengah masyarakat secara langsung menjadi atau dijadikan cerminan bagi warga masyarakat sekitar, selain mempelajari  mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum juga memahamkan dan menanamkan pentingnya melestarikan  tradisi masyarakat sejak nenek moyang dan berkewajiban  menjaga  secara turun temurun sehingga tetap terpelihara dan lestari sampai dikemudian hari.

Sejak menjelang sampai datang bulan suci Ramadan, seberapa bergetarnya dhadha kita, itulah pertanda sedalam apa keimanan seseorang dapat dijadikan parameter, ditambah seberapa amalan yang kita target  untuk ditingkatkan daripada bulan selain Ramadan seperti Salat tarawih, tadarus, berzikir, bersedekah, dan menghindari sekuat tenaga hal-hal yang dapat menghapus pahal puasa meskipun masalah sepele seperti ghibah dan sebagainya.

Pertanyaan sederhana untuk mengetuk hati kita, ”Apakah kita melaksanakan puasa Ramadan dan serangkaian amalan didalamnya hanya tergiur  oleh janji Allah atas pahala yang berlipat ganda? Tentu masing-masing diantara kita yang dapat menjawabnya sendiri dan itu dapat untuk mengukur, dan menimbang tingkat keimanan kita, apakah hanya sekedar menunaikan karena hukumnya wajib dan berusaha untuk menggugurkan kewajiban?

Sebagai orang tua adalah guru yang pertama dan paling utama sebelum Ibu dan Bapak Guru mengajarkan di sekolah tentang Pendidikan Agama untuk mengajarkan, membimbing, dan memberikan teladan untuk mengajak membiasakan sedini mungkin mentaati perintah Allah, bahkan sebelum datang kewajiban sedini mungkin berlatih untuk menuaikan agar kelak waktu baligh orang tua tidak bersusah payah untuk memerintah, seperti yang dicontohkan oleh Luqman dalam Firman Allah Q.S

Yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

Hal senada disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berikut:

Yang artinya: Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah juga, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak ada seorang manusia yang terlahir kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang belum ditulis apapun, masih putih). Maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Dari dalil Qur an dan Hadis tersebut artinya  teladan orang tualah yang mempunyai peran penting dalam membentuk putra putrinya sebagai Amanah Allah yang harus dijaga dengan baik selain Lembaga Pendidikan yang dipilihnya untuk membantu dan mengoptimalkan tumbuh kembang baik ilmu yang bersifat umum maupun agama, karena keterbatasan waktu, ilmu, ketrampilan orang tua, selain sibuk mencari nafkah.

Alangkah berdosanya jika berperan sebagai guru mengabaikan Amanah yang begitu mulia, karena tidak  semua orang sanggup memilih profesi guru, akan tetapi alangkah begitu indah jika seorang guru dapat menjadi teladan bagi putra putrinya di rumah, disekolah, dan masyarakat sekitarnya.  Seiring berkurangnya usia memperbanyak amal kebajikan, mengurangi dan berusaha keras untuk taubatan nasuha, meningkatkan ibadah apalagi pada bulan puasa dengan hanya mengharap Rida Allah swt sebagai pertanda menjadi golongan orang-orang  yang beruntung karena tahun ini, dan tahun-tahun berikutnya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Smoga kita semua senantiasa dalam Rida-Nya.

Blitar, 25 Maret 2023

Sumber bacaan: https://www.nu.or.id/nasional/masa-depan-anak-tergantung-orang-tuanya-ehclG

 

 

Tentang Penulis


Kartini, S.Pd.I. MIN 7 Blitar Jawa Timur

 

 

 

 

 

 

Post a Comment for "Menurun atau Meningkatkah Keimanan dalam Ramadan Tahun Ini? (Berkah Ramadan)"