Teknologi Digital dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Teknologi Digital dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Anak-anak terlahir dengan segala, dengan kata lain mereka mempunyai kemampuan dan kecerdasan masing-masing. Hanya saja dalam perkembangan setiap anak kemampuan dan kecerdasan ada yang terlihat sejak kecil, ada juga yang terlihat saat dewasa, dan bahkan tidak muncul dalam hidupnya. Perbedaan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya faktor ekonomi, pola asuh, kurangnya motivasi diri, kurang fasilitas pendukung, lingkungan pada anak, dan lain sebagainya.



Pendidik mempunyai peran besar dalam mengembangkan kemampuan dan kecerdasan pada murid.  Bahkan, seringkali guru dianggap orang tua kedua dalam mendidik murid. Namun, ada beberapa hal yang patut dievaluasi bersama bagaimana selama ini sebagai pendidik telah memunculkan kemampuan dan kecerdasan murid. Apakah semua murid atau beberapa murid telah menunjukkan kemampuan dan kecerdasan?  Apakah murid yang menunjukkan kemampuan dan kecerdasan tersebut sesuai dengan kodrat yang dimilikinya ataukah karena atas paksaan? Seringkali kita abai dengan pertanyaan tersebut. Masih banyak masyarakat menganggap bahwa murid dikatakan cerdas karena mampu menguasai semua mata pelajaran dan murid yang tidak menguasai bidang numerasi dianggap murid yang tidak cerdas. Dengan demikian, banyak murid diberikan kelas tambahan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran tertentu dengan mengabaikan kodrat yang dimiliki masing-masing anak.

Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Jadi, guru berperan sebagai penuntun pembelajaran dengan menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Pendidik dituntut memahami dan menyediakan pelayanan Pendidikan yang beragam sehingga murid  mampu mendapat pembelajaran sesuai kemampuan masing-masing murid, tanpa merasa ada kesenjangan belajar. Dengan kata lain, pendidik diharapkan mampu memberi pembelajaran sesuai kebutuhan murid untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Untuk memnuhi pembelajaran yang sesuai kebutuhan murid maka pendidik perlu menggunakan metode yang efektif bagi murid-murid. Salah satu metode yang dapat digunakan guru adalah pembelajaran berdiferensiasi. Perlu digarisbawahi pembelajaran diferensiasi bahwa bukan berarti guru harus mengajar dengan berbagai metode atau cara, tetapi guru mampu memanajemen pembelajaran yang terfokus pembelajaran yang berpihak pada murid.

Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Dalam memenuhi kebutuhan murid harus memperhatikan tiga aspek antara lain, kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar. Adapun strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi , antara lain berdiferensiasi konten, berdiferensiasi proses, dan berdiferensiasi produk. Berdiferensiasi konten merupakan tanggapan dari tiga aspek kebutuhan murid, apakah terlihat murid bertipe visual, audiotori, kinektetik, atau bahkan kombinasi. Pada pembelajaran diferensiasi proses, guru dapat  memberi ruang kepada murid dalam memaknai materi yang dipelajari dengan menentukan murid dalam belajar mandiri atau berkelompok, menvariasikan kegiatan, dan pendampingan. Sedangkan, dalam pembelajaran berdiferensiasi produk maka murid dapat menghasilkan produk belajar sesuai dengan minat masing-masing murid.

Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan murid menjadi nyaman belajar dan meningkat ketrampilan pada diri murid karena sesuai dengan kemampuan dan karakter masing-masing. Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi secara ideal akan melaksanakan berdiferensiasi konten,, proses, dan produk secara menyeluruh. Namun, pendidik dapat juga melaksanakan satu strategi pembelajaran berdiferensiasi. Jadi, Pembelajaran diferensiasi jangan dianggap memberi tugas tambahan bagi pendidik.

Lalu bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam satu kelas dengan jumlah murid yang banyak? Untuk memenuhi kebutuhan murid sesuai  dengan gaya belajar murid, baik visual, audiotorik, maupun kinestetik maka bisa memilih media pembelajaran yang menarik dan mudah diikuti oleh murid. Media pembelajaran yang dapat dipilih salah satunya media yang memanfaatkan teknologi digital. Hal ini dapat menjadi pilihan karena murid akan lebih tertarik pada kegiatan yang berkaitan dengan hal lebih terbarukan, terutama tehnologi digital.

Teknologi digital sangat membantu dalam penyajian konten pembelajaran, misalnya pendidik dapat menyampaikan konten dengan menampilkan video gambar bergerak dilengkapi dengan suara dan tulisan penjelasan terkait dengan materi yang dijelaskan. Video yang sajikan dapat disampaikan di dalam kelas, di classroom, youtube, dan media sosial yang dapat dijangkau murid-murid. Dengan menampilkan video tersebut maka konten pembelajaran secara langsung memenuhi kebutuhan murid, baik visual, audiovisual, dan kinekstetik.

Dalam Proses pembelajaran berdiferensiasi murid divariasikan kelompok sesuai kesiapan, minat, dan profil belajar. Pembagian kelompok dapat berupa kelompok kecil dan kelompok besar. Bagi kelompok murid yang mempunyai kesiapan dan minat di bidang teknologi maka akan merasa nyaman belajar apabila pendidik menfasilitasinya. Namun, bagi kelompok yang perlu bimbingan dan pendampingan, pendidik tidak bisa terlalu memaksa murid untuk sesuai dengan target pendidik dan penguasaan teknologi.

Dengan menggunakan teknologi digital, murid lebih leluasa dan menvariasikan hasil produk. Murid dapat menghasilkan video, rekaman, gambar, maupun hasil tulisan. Dengan demikian, pendidik sudah menerapkan diferensiasi produk. Murid juga akan lebih nyaman apabila hasil produknya diterima pendidik sekaligus memberi keluasaan berkarya.

Murid sebagai anak yang mempunyai beragam keunikkan membutuhkan pembelajaran yang sesuai kebutuhan dan kodrat yang dimilikinya. Oleh karena itu, Pendidikan yang diperoleh murid-murid harus sejalan dengan hakekat tujuan Pendidikan. Dalam memenuhi kebutuhan murid maka pendidik berperan sebagai penuntun murid dalam menemukan dan mengembangkan kodrat yang dimiliki masing-masing murid. Untuk memenuhi kebutuhan murid maka pendidik dapat menerapkan pembelajaran diferensiasi, baik diferensiasi konten, proses, dan produk. Pendidik perlu memilih media yang tepat agar pembelajaran diferensiasi tercapai, yaitu dengan memanfaatkan tehnologi digital. Pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran diferensiasi memudahkan pendidik pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran yang menarik, nyaman, dan berpihak pada murid.


Biodata Penulis



Nama saya Eni Susilowati, S.Pd. Lahir di Sleman, Yogyakarta. Saya menempuh Pendidikan dari SD sampai S1 di kota kelahiranku dan menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.  Saya mengajar mulai tahun 2004 mengajar di SD Negeri 1 Jetis, Sleman. Namun, Tahun 2005 saya kerja sebagai karyawan sebuah Bimbingan Belajar di  Bali.

Saya Hijrah ke Kutai Timur pada tahun 2008 dengan mengajar di SMP YPPSB.  Pada tahun 2009 diterima PNS di SMK Negeri 1 Bengalon. Setelah 4 tahun mengajar di SMK,  tahun 2013, saya mutasi ke SMP Negeri 3 Sangatta Utara sampai sekarang. Saya juga aktif dan pengurus inti di organisasi MGMP Kabupaten Kutai Timur sejak 2015.

 email: eni.aya12@gmail.com

2 comments for "Teknologi Digital dalam Pembelajaran Berdiferensiasi"

  1. Keren banget.... Pembelajaran berdiferensiasi dengan teknologi digital...

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.