Pembiasaan Karakter Positif Cegah Perundungan di Sekolah

 Pembiasaan Karakter Positif Cegah Perundungan di Sekolah

Moh Yasin


            Akhir-akhir ini dunia pendidikan kita cukup prihatin dengan tingkah laku para siswa yang dengan vulgar mempertontonkan adegan-adegan kekerasan terhadap temannya sendiri. Melakukan pemukulan dengan beramai-ramai, mengejek atau mengolok-olok, menghardik dan perbuatan-perbuatan lainnya yang sifatnya merendahkan temannya sendiri. Ironisnya dari kejadian-kejadian tersebut sampai merenggut nyawa. Ini terjadi dari semua jenjang mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah atas bahkan sampai perguruan tinggi umum maupun pondok pesantren.

            Seyogyanya dunia pendidikan adalah tempat mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang memiliki tingkat intelektualitas, mengembangkan nalar kritis dan berkepribadian luhur, namun sebaliknya yang terjadi. Dunia pendidikan sudah tidak aman dan nyaman untuk para siswa. Adakah yang salah tentang tata kelola sistem pendidikan kita?

            Pemerintah melalui Kemendikbudristek sudah berupaya secara maksimal untuk terus memperbaiki sistem pendidikan nasioanal, salah satu cara yang dilakukan diantaranya dengan menerapkan Kurikulum Merdeka yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) kaitannya dengan pembinaan karakter tertuang dalam P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinnekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

            Untuk meminimalisasi praktik-praktik bullying di sekolah tentunya harus ada senergitas semua warga sekolah tanpa terkecuali mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa dan orang tua. Tanggung jawab untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan praktik-praktik bullying di sekolah merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung jawab sekolah secara sepihak.

            Sekolah seyogyanya menjadi tempat terbaik bahwa siswa harus mendapatkan bimbingan melalui proses pembelajaran sehingga bakat dan minat siswa dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal, namun sebaliknya kadang yang diterima siswa disekolah adalah cercaan, makian, hujatan dan perbuatan-perbuatan tidak mengenakkan lainnya yang justru dapat menghambat tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat siswa itu senidri. Perilaku bullying ini dilakukan oleh siswa yang merasa lebih kuat atau dilakukan oleh sekelompok siswa kepada siswa lainnya yang dianggap lemah. Hal ini tetunya sangat mengkhawatirkan bagi orang tua siswa.

Dalam hal ini sekolah harus memberikan pemahaman kepada siswa tentang perbuatan-perbuatan apa saja yang terkatagorikan sebagai bullying atau perundungan, karena mungkin saja siswa tidak mengetahui bahwa perbuatan yang dilakukan kepada temannya termasuk bullying. Di samping itu sekolah bisa menanamkan pembiasaan-pembiasaan positif kepada para siswa. Misalnya membudayakan 3 S, yaitu Senyum, Sapa, Salam.

Dengan membudayakan 3 S seluruh warga sekolah ada interaksi yang positif, misalnya setiap bertemu akan menebarkan senyum, menyapa teman saat berpapasan dan menebarkan salam. Budaya seperti ini adalah sesuatu positif yang dapat mengeratkan pertemanan dan dapat menumbuhkan empati diantara warga sekolah. Di samping itu juga pembiasaan positif lainnya yaitu dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada para siswa.

            Kegiatan-kegiatan yang dapat dikembangkan kaitannya dengan keagamaan, misalnya pembacaan salawat, pembacaan surat Yasin atau pembiasaan pembacaan surat-surat pendek diawal kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut tentunya siswa akan semakin rendah hati kepada sesama teman, karena hakekatnya kita adalah sama dihadapan Tuhan. Tuhanlah yang menciptakan kita semua dengan tidak ada perbedaan. Kegiatan lainnya yang dapat memupuk semangat kegotong royongan adalah kegiatan pramuka, ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib disekolah. Sehingga dengan kegiatan-kegiatan tersebut diatas diharapkan di lembaga pendidikan tidak terjadi bullying atau perundungan karena dalam jiwa peserta didik sudah tertanam karakter positif, misalnya mencintai sesama teman, menumbuhkan semangat kegotong royongan dan menumbuhkan rasa empati.

 

Tentang Penulis

Moh Yasin lahir pada tahun 1975 berzodiak Taurus adalah Kepala Sekolah di SDN Nyabakan Timur III Kecamatan BatangBatang Kabupaten Sumenep. Ia juga sudah memiliki sertifikat kepengawasan. Ia adalah seorang penulis yang produktif. Sebanyak tiga puluh tujuh buku sudah ditulisnya dalam bentuk antologi dari berbagai genre  yang diterbitkan oleh Media Guru Indonesia, Omera Pustaka Ajibarang, Kalana Publishing Batam, dan Amerta Media Purwokerto, Banyumas Jawa Tengah.

Ia juga menulis buku antologi referensi pendidikan tinggi di antaranya: Sosiologi Pendidikan Islam, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Problematika Pendidikan Sekolah Dasar Abad 21 dan Pendidikan Anti Bullying. Beberapa penghargaan sudah diperolehnya, diantaranya Seleksi Nasional Cipta Puisi dengan tema “Pendidikan dan Kemerdekaan” yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Menulis (FIM) Pontianak 2021, Lomba Cipta Puisi dengan tema “Kemerdekaan dan Masa Depan Bangsa” yang diselenggarakan oleh Ikatan Penulis Tanah Laut” Kalimantan Selatan 2021.

                Ia juga sudah menghasilkan tulisan solo antara lain: Catatan Guru Dimasa Pandemi Covid 19, INTUISI ( kumpulan puisi tentang covid 19 ), Sandiwara Kehidupan (kumpulan puisi),  Samudera Literasi dan Guru Petualang.  Ia aktif di beberapa komunitas literasi antara lain Ketua Forum Silaturrahmi Guru (FSG) Kabupaten Sumenep, Guru Penulis Sumenep (Gupens) dan Rumah Virus Literasi (RVL).

Dia bisa dihubungi di:

-        Surel mohyasin680@gmail.com

-       WhatsApp: 085230437439

-       FB: Moh Yasin

Post a Comment for "Pembiasaan Karakter Positif Cegah Perundungan di Sekolah"