Pembiasaan Tindakan Anti Bullying Dengan Metode Lagu Di kelas 1 Sekolah Dasar

 

Pembiasaan Tindakan Anti Bullying Dengan Metode Lagu Di kelas 1 Sekolah Dasar

Fitri Windasari, S.Pd.

 


Sekolah dasar merupakan lembaga satuan pendidikan formal jenjang dasar yang menyelenggarakan proses transformasi pembelajaran kepada anak didik. Tentu saja, harus dilaksanakan dengan taraf perkembangan berpikir dan emosi anak. Setiap anak memiliki keunikan, kebutuhan belajar dan gaya belajar yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan yang terbaik kepada anak relevan dengan perbedaan itu.

Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar anak tidak saja berupa perubahan pengetahuan. Yakni dari kondisi belum mampu secara kognitif menjadi lebih menguasai materi pelajaran. Selain itu, anak-anak juga diharapkan mengalami perubahan lebih baik dari aspek afektif dan psikomotor. Anak-anak atau siswa diajak dengan contoh berperilaku dan bersikap yang baik. Terutama bagi anak kelas 1 SD yang masih memiliki sifat imitasi atau mudah meniru. Guru juga berharap setiap anak memiliki keterampilan memadai sesuai dengan perkembangan usianya.

Nah, dalam konteks perubahan tingkah laku atau hasil belajar berupa aspek afektif, tidak terlepas dari tindakan atau perbuatan nyata anak dalam kehidupannya di sekolah, maupun di rumah. Kadang, setiap anak selalu kelihatan bahagia di sekolah dan senang belajar. Namun, juga bisa jadi terlihat murung sehingga semangat belajarnya menurun. Memang, dapat disebabkan oleh berbagai hal. Namun, yang penting untuk diperhatikan, jangan sampai terjadi perundungan di sekolah. Terutama bagi anak kelas 1.

Bullying atau Perundungan

Apakah bullying atau perundungan itu? Dari berbagai bahan bacaan, diketahui bahwa bullying atau perundungan merupakan tindakan berupa kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan karena adanya perbedaan kekuatan, ataupun pengalaman yang tidak mengenakkan dan kesempatan untuk melakukannya. Jadi, tindakan perundungan ini dapat terjadi dan menimpa siapa saja di lingkungan mana saja.

Saya, sebagai guru di kelas 1 juga perlu untuk mencegah tindakan perundungan sejak dini. Secara etimologis, saya masih merasa sangat sulit untuk memberikan pengertian tentang definisi bully (perundungan) pada siswa atau anak kelas 1. Sebab, diksi bullying pun tidak cukup dikenal di dunia anak. Selain itu, dari aspek kematangan berpikir tentang kosa kata saja, mereka masih sangat kesulitan. Artinya, saya tidak memaksakan mereka memahami makna bullying secara leksikal. Akan tetapi yang paling penting wujud nyata tindakan atau mencegah perilaku antibullying di kalangan siswa.

Pencegahan perundungan tetap harus dilakukan sejak dini. Dari kelas rendah agar menjadi kebiasaan. Agar penanaman kebiasaan untuk tidak melakukan bully terhadap temannya terus tertanam dan menjadi kebiasaan yang tidak baik. Dalam hal ini, saya memerlukan metode yang mudah untuk menanamkan afektif antibullying kepada siswa.

Sekolah Ramah Anak

Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah status sekolah tempat mengajar merupakan Sekolah Ramah Anak (SRA). Sehingga, bagaimanapun harus zero bullying di sekolah. Sekolah Ramah Anak merupakan sekolah atau satuan pendidikan yang memiliki karakteristik mampu melindungi hak-hak anak. Selain itu, juga menjadi pelopor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada anak. Sekolah Ramah Anak sangat mendukung partisipasi anak dalam pemenuhan hak dasar, yaitu mendapat pendidikan yang layak

Sekolah Ramah Anak bukanlah jargon semata. Namun, harus dipraktikkan dengan benar-benar optimal. Begitu pula di sekolah tempat saya mengajar. Senantiasa mengedepankan kepentingan anak dalam belajar. Setiap anak memiliki hak atas kebutuhan dasarnya dalam belajar.

Metode Lagu Antisipasi Bullying

Oleh karena cukup sulit mengenalkan pengertian perundungan kepada anak kelas 1, maka saya mencoba memperkenalkannya dengan metode lagu. Metode lagu merupakan suatu cara yang saya lakukan untuk menanamkan sifat dan sikap antibullying sejak dini kepada siswa.

Adapun lirik lagunya, adalah sebagai berikut.

Senang, Antibullying

Di sini kita, di sana kita

Di mana-mana kita bersama

Kita berteman, kita berkawan

Semua adalah teman

 

Tidak boleh bertengkar

Tidak boleh bermusuhan

Saling tolong menolong sesama teman

 

Ayo tepuk antibullying

 

Jangan suka membulli

Tak boleh saling menyakiti

Dilarang caci maki

 

Bully, bully No

Suka berteman, yes

            Nah,anak-anak saya ajak untuk menyanyikan lagu tersebut. Liiriknya disesuaikan dengan lirik anti bully. Saya juga menjelaskan makna dari lirik lagu tersebut. Sehingga, siswa memahami maksud dan tujuan dari lagu tersebut.

Walaupun tidak ada mata pelajaran khusus yang mengajarkan tentang anti bully, namun saya merasa sangat penting untuk menanamkan pendidikan karakter secara optimal. Apalagi di kelas awal, kondisi psikis siswa masih polos, yang masih dengan segala keterbatasan pengetahuan tentang bully.

            Kadang, mereka mengolok-olok temannya. Namun mereka belum mengerti bahwa itu adalah tindakan bully secara verbal. Memang tidak ada bekas luka fisik, namun luka psikis, bisa berdampak besar dan akan sangat berpengaruh pada perkembangan belajar peserta didik. Bisa saja, siswa korban perundungan akan mengalami penurunan rasa percaya diri nya untuk belajar. Setiap gerak-geriknya pada tindakan atau aktivitas di kelas akan selalu disorot oleh pelaku bully untuk mencari celah melakukan perundungan kembali.

Mengatasi Perundungan di Kelas 1 SD

Sedikit saya akan bercerita tentang pengalaman tentang perundungan di kelas. Ada siswa laki-laki yang memiliki postur tubuh lebih bongsor dari teman lainnya dan dari latar belakang keluarga yang berada secara ekonomi, sebut saja namanya Denis. Ada pula siswi yang bertubuh kecil dan berkulit hitam serta dari keluarga sederhana, sebut saja namanya Nana.

Di dalam kelas saat tidak ada guru, Nana mendapatkan perlakukan kasar dan semena- mena oleh Denis.

            Pada saat pelajaran seni budaya, saya sempatkan untuk menuliskan lirik lagu tentang anti bully menggunakan kosa kata sederhana dengan menggunakan nada lagu anak populer. Saya menyanyikan lagu tersebut diikuti oleh siswa. Kami nyanyikan secara berulang hingga siswa hafal.

            Ketika siswa selalu menyanyikan lagu anti bully, maka mereka akan hafal dan dengan sendirinya mereka akan bisa memahami maksud dan tujuan dari lirik lagu anti bully tersebut. Jika sudah memahaminya, maka mereka akan terus ingat dan menjauhi tindakan bully baik secara fisik maupun verbal. Siswa kadang mengejek dan atau memanggil nama orang tua / ayah dari temannya.

            Suatu ketika, saya mendapatkan laporan dari siswa tentang adanya siswa yang menangis karena ada siswa lainnya yang melakukan perundungan dengan mengolok nama orang tuanya. Tentu saja ini menjadi perhatian saya karena pasti akan menimbulkan pertengkaran jika kedua siswa saling mengolok.

            Contoh lainnya, saya pernah menjumpai seorang siswa yang melakukan pemaksaan pada temannya untuk mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Siswa yang mendapatkan perlakuan tidak nyaman itu adalah siswa yang lumayan pandai namun memiliki sifat yang pendiam. Si pelaku merupakan siswa yang memiliki kekuatan lebih dari korban. Si pelaku memaksakan kehendaknya kepada korban. Hal ini menimbulkan perasaan tertekan dan takut pada korban. Banyak hal yang selalu dipaksakan oleh pelaku pada korban. Salah satunya, meminta korban untuk membelikan jajanan yang dikehendaki pelaku. Pelaku juga meminta korban untuk mengerjakan semua tugas-tugas sekolahnya, keadaan ini terjadi berulang dan hampir setiap hari. Bahkan, siswa sekelas lainnya sudah mengetahuinya. Hanya saja siswa yang lain takut untuk melaporkannya pada guru. Nah, pada saat mendapatkan informasi adanya tindakan seperti ini, tentu saya akan melakukan tindakan agar tidak terjadi lagi perlakuan penindasan.

            Dalam konteks mencegah terjadinya perundungan, tentu sangat penting memberikan pembiasaan anti bully pada siswa. Untuk siswa usia kelas 1 Sekolah Dasar tentu belum mengenal apa yang dimaksud perundungan atau bullying. Maka dari itu dikenalkan dan diajarkan bully melalui lagu agar mudah dipahami oleh siswa. Sehingga siswa akan bisa mempraktikkannya dalam keseharian.

            Ternyata, setelah saya amati, menggunakan metode lagu cukup efektif untuk menanamkan rasa pertemanan antar siswa. Setiap siswa riang bernyanyi. Juga bergandeng tangan untuk saling menghargai. Dalam lagu tersebut, tidak saja diajarkan untuk menghafal liriknya. Mereka juga mulai memahami makna yang terkandung  dalam lirik lagu tersebut. Hal terpenting lainnya adalah siswa mampu menerapkannya dalam pergaulan sehari-hari. Selamat mencoba.

 

 

 

Profil Penulis

Saya adalah Fitri Windasari, S,Pd., seringkali dipanggil bu Fitri. Lahir 36 tahun lalu.Tepatnya pada tanggal 5 Juni 1987. Saya pernah mengajar di SMPN 1 Saronggi-Sumenep. Saat ini mengajar di Kelas 1 RA. Kartini SDN Pajagalan I Sumenep.

Saya juga senang belajar dari banyak teman. Sehingga suka berkolaborasi dan berdiskusi. Hobi saya yang keren adalah mengabadikan setiap momen kehidupan dalam bingkai foto. Foto merupakan bukti sejarah kehidupan saya. Selain itu, saya juga penyuka rekreasi ke pantai. Selalu berteriak bebas di pantai.

Saya aktif sebagai pengurus IGI Kabupaten Sumenep. Telah cukup banyak belajar dan mengikuti berbagai pelatihan baik daring maupun luring.

Saya mulai belajar menulis untuk mengaktualisasikan pikiran dan perasaan saya secara tekstual. Meskipun masih sedikit karya, tetapi semangat belajar saya tidak pernah berhenti.

Email:

fitri569@guru.sd.belajar.id fitriwindasari55@gmail.com

IG: fitri.windasari.56 

Post a Comment for "Pembiasaan Tindakan Anti Bullying Dengan Metode Lagu Di kelas 1 Sekolah Dasar"