Stop Bully dengan Pembiasaan Sikap Baik

 

Stop Bully dengan Pembiasaan Sikap Baik

Siska Marina, S.Pd


Dari situs Kemendikbudristek disebutkan saat ini dunia pendidikan mengalami tantangan besar, dengan adanya 3 dosa besar di dunia pendidikan yaitu perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi. Bullying atau yang sering juga disebut perundungan adalah peristiwa yang cukup sering ditemukan pada masa sekarang, sehingga tindakan bullying di sekolah tentu perlu perhatian khusus dan tidak dapat disepelekan. Oleh karena itu dibutuhkan solusi sebagai cara mengatasi bullying di sekolah.

Mengutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh Janniba Arifah yang menyatakan bahwa, usia sekolah merupakan masa yang sangat menentukan kualitas seseorang dewasa dengan harapan sehat secara fisik,mental,sosial dan emosi. Untuk tercapainya seseorang yang tumbuh dewasa dengan sehat   maka bullying pada usia sekolah harus dicegah dan yang sudah terjadi tentu perlu dicari penyelesaiannya dengan benar, tepat dan efektif tentunya bahkan tidak boleh terulang kembali.

Selama 21 tahun menjadi tenaga pendidik pada tingkatan SMA tentu memberikan kesempatan menemukan prilaku yang memerlukan perhatian serta bimbingan dan pemecahan permasalahan yang termasuk pada 3 dosa besar dalam dunia pendidikan, meskipun tingkat keparahan kasusnya tidaklah terlalu berat, namun jika di biarkan tanpa bimbingan tentunya akan berlanjut dan dapat saja menuju arah perundungan yang serius tingkat keparahannya,bahkan bisa disebut " Perilaku Penyimpangan". Keinginan untuk melakukan bullying tidaklah muncul dengan sendirinya,tentu ada faktor penyebabnya yang bisa saja berasal dari lingkungan keluarga,lingkungan sosial bahkan diri sendirilah penyebabnya.

Menurut referensi yang dimuat lewat siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-bullying, penyebab bullying adalah sebagai berikut: tidak bisa mengontrol diri,selalu ingin mendominasi dan berkuasa atas orang lain,merasa lebih baik dengan menggunakan kekuatan fisik untuk melampiaskan amarah atau balas dendam,pengaruh dari game atau tontonan yang tidak sesuai dengan usianya,pengaruh dari orang sekitar untuk melakukan bullying,ingin diterima dalam pergaulan,cemburu dengan orang lain,sulit dalam bersosialisasi,memiliki rasa percaya diri yang rendah,pola asuh orang tua yang tidak sehat misal terlalu dibebaskan,terlalu keras,maupun kekurangan kasih sayang dan perhatian,terlalu sering melihat orangtua bertengkar,pernah menjadi korban tindak kekerasan atau bullyng.

Membersamai bullying dengan  Pembiasaan sikap baik atau sikap positif adalah sebuah proses yang tidak mudah dan tidak cepat dapat memberhentikan dosa perundungan,tetapi pembiasaan tersebut merupakan pondasi awal yang seharusnya kita bangun baik dari rumah sebagai orangtua maupun sebagai tenaga pendidik di sekolah.Pembiasaan sikap baik ini bertujuan mengarahkan peserta didik untuk melakukan hal hal yang positif.Sebelum menjadi karakter tentu dimulai dari pembiasaan agar terbiasa dan akhirnya membentuk pola prilaku yang tentunya prilaku yang baik.Tetap semangat untuk membawa nilai nilai kebaikan dan pembiasaan sikap positif sesuai tuntutan kurikulum terkini bahwa Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan karakter yang diharapkan oleh pemikir dari konsep Pendidikan  harus terus kita perjuangkan, mulailah dari hal hal yang kecil dan mulailah dari diri sendiri.

Adapun metode pembiasaan yang penulis lakukan disekolah dalam usaha pengupayaan karakter peserta didik yang baik sesuai dengan tuntutan kurikulum adalah pada kegiatan pembelajaran lakukanlah pencatatan,pengamatan dan reward pada peserta didik yang sudah melakukan proses pembiasaan  sikap baik atau hal positif. Pada awal pertemuan atau bahasa sederhananya disebut dengan kontrak belajar di awal semester dan bisa juga semacam kesepakatan kelas untuk istilah pada kurikulum merdeka ini.

Setiap perbuatan baik peserta didik yang teramati pada proses pembelajaran lakukan pencatatan berupa ceklis yang diberikan pada peserta didik semua perbuatan baik misal berdoa ketika memulai pelajaran, menghargai teman menyampaikan pendapat, aktif bertanya, memberikan sanggahan atau memberikan penjelasan hingga teman paham materi dan masih banyak lagi hal hal baik yang bisa dilakukan. Termasuk bagaimana sikap baik memperlakukan teman, bersikap dengan teman karena pada proses pembelajaran sikap tersebut dapat teramati dengan jelas terlebih jika perbuatan tersebut berulang.

Bagaimana pula jika perbuatan tidak baik dilakukan oleh peserta didik pada proses pembelajaran? Ibu guru hanya menghitung perbuatan baik, agar kita terbiasa fokus pada kebaikan, untuk perbuatan tidak baik Bu guru hanya mengingatkan bahwa perbuatan tidak baik hanya merugikan peserta didik dan merugikan orang lain. Satu poin penting yang harus diingat bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan diminta pertanggung jawabannya kelak.

Hidup bukan untuk di dunia saja bahwa masih ada kehidupan berikutnya dimana kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita.

Kombinasi yang baik ketika orangtua peserta didik juga memberlakukan pola didik yang mengutamakan bersikap baik semisal membangun komunikasi yang baik,memperkuat peran orang tua dalam mencegah perundungan di rumah dan sekolah,terbuka membicarakan terkait kewajiban dan  hak anak pada orang tua,menyiapkan anak untuk menghadapi perundungan dengan berkata 'TIDAK' atau 'STOP', menyelaraskan pendisiplinan tanpa merendahkan martabat anak di sekolah dan di rumah, melaporkan pada sekolah jika anak atau temannya menjadi korban bullying.

Ketika mereka berada di lingkungan sekolah maka guru sebagai orangtua di sekolah yang senantiasa mendampingi peserta didik untuk selalu mengontrol dan membiasakan bersikap baik,bahkan dapat kita usahakan pada peserta didik untuk Memgembangkan budaya pertemanan positif,Ikut membuat dan menegakkan aturan sekolah terkait pencegahan bullying, Ikut membantu dan merangkul teman yang menjadi korban bullying, Saling mendukung satu sama lain sebab satu kelas juga merupakan satu keluarga layaknya hubungan didalam rumah tangga, memahami dan menerima perbedaan tiap individu di lingkungan sebaya.

            Dengan adanya pembiasaan bersikap baik yang terekam pada daftar penilaian milik guru membawa  pengaruh baik pada kontrol diri peserta didik kami untuk senantiasa berusaha menjadi pribadi yang baik bukan pribadi yang justru mendatangkan permasalahan bagi temannya,terlebih kemampuan empati mereka juga senantiasa di asah sebagai wujud dari bahwa manusia adalah makhluk sosial.

Meskipun perbuatan baiknya dimulai dari memenuhi kriteria melakukan hal baik yang dilakukan perekaman perbutan baiknya berupa ceklis atau nilai plus yang diberikan guru, semoga pembiasaan tersebut akan mengarah pada kebiasaan peserta didik dan menjadi pola prilaku atau karakter dari peserta didik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Profil Penulis

Siska Marina, S.Pd lahir di Sukajadi Lirik, tanggal 26 Maret 1979. Menyelesaikan Pendidikan Terakhir S.1 Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Riau 2002. Mengabdi di SMA Negeri 1 Lirik Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau terhitung mulai Juli 2002 hingga sekarang.

Post a Comment for "Stop Bully dengan Pembiasaan Sikap Baik"