![]() |
source: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/rujukan |
Pena Pendidikan-Contoh Desain Kegiatan Kokurikuler Kontekstual Lintas Mata Pelajaran atau Disiplin Ilmu 2025. Di sini, admin pena pendidikan ingin berbagi tentang Contoh Desain Kegiatan Kokurikuler Kontekstual Lintas Mata Pelajaran atau Disiplin Ilmu 2025.
Kegiatan kokurikuler kontekstual menjadi bagian penting dalam mendukung pembentukan karakter siswa yang selaras dengan delapan dimensi Profil Pelajar Pancasila. Berbeda dengan kegiatan tambahan biasa, kegiatan ini disusun berdasarkan kebutuhan dan potensi satuan pendidikan, serta diarahkan secara strategis untuk memperkuat nilai-nilai tertentu dari profil lulusan.
Fleksibilitas menjadi ciri utama, namun tetap dilandasi prinsip yang sistematis dan kontekstual agar pelaksanaan kegiatan berdampak nyata.
Sekolah tidak boleh merancang kegiatan kokurikuler secara sembarangan. Sebaliknya, kegiatan ini harus lahir dari identifikasi yang jelas terhadap dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ingin dikuatkan.
Dengan pendekatan ini, satuan pendidikan dapat menyesuaikan desain kegiatan kokurikuler dengan karakteristik lingkungan sosial, budaya, dan psikologis muridnya. Dengan begitu, pengalaman belajar yang diciptakan tidak hanya relevan secara kurikulum, tetapi juga menyentuh nilai-nilai kehidupan nyata.
Ciri-Ciri Kegiatan Kokurikuler Kontekstual yang Efektif dan Terarah
Agar benar-benar terintegrasi dalam proses pembelajaran, kegiatan kokurikuler kontekstual harus memenuhi sejumlah kriteria penting.
Pertama, kegiatan tersebut harus berfokus pada penguatan satu atau lebih dari delapan dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti gotong royong, kebhinekaan global, atau kemandirian. Kedua, setiap program harus dirancang secara menyeluruh, mulai dari pemilihan tema, alur kegiatan, hingga asesmen.
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti:
Pembelajaran lintas disiplin ilmu yang mendorong kolaborasi antar mata pelajaran,
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) yang mengasah kebiasaan baik dan karakter mulia,
Atau pendekatan lain yang relevan dengan visi pendidikan nasional maupun karakter lokal satuan pendidikan.
Yang penting, sekolah perlu melakukan analisis potensi dan kebutuhan untuk menentukan bentuk kegiatan yang paling sesuai. Waktu pelaksanaan pun bisa diatur secara fleksibel, menyesuaikan dengan struktur kurikulum tanpa mengurangi kualitas proses belajar.
Menghidupkan Kokurikuler: Ruang Praktik Nilai yang Kontekstual dan Bermakna
Implementasi kegiatan kokurikuler bukan sekadar formalitas, melainkan kesempatan nyata untuk menanamkan karakter kuat kepada siswa. Misalnya, kegiatan kerja bakti yang dikaitkan dengan nilai kolaborasi dapat menjadi sarana pembelajaran yang hidup dan penuh makna. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sehari-hari pun bisa menjadi media pendidikan karakter asalkan dirancang secara sadar dan terstruktur.
Satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan atau menciptakan kegiatan baru, selama tetap bertumpu pada refleksi terhadap capaian sebelumnya. Hal ini memberi ruang bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk berinovasi dan berkolaborasi, menciptakan praktik baik yang bisa menjadi inspirasi sekolah lainnya.
Kegiatan Kokurikuler Kontekstual sebagai Pilar Pendidikan Masa Depan
Dengan pendekatan yang strategis dan berbasis refleksi, kegiatan kokurikuler kontekstual berperan penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila ke dalam keseharian siswa. Kegiatan ini bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari pendidikan karakter yang autentik, menyenangkan, dan bermakna.
Sekolah yang mampu mengelola kegiatan ini dengan baik akan melahirkan generasi yang sehat, cerdas, berakhlak mulia, serta siap menjawab tantangan masa depan dengan sikap tangguh dan berpikiran terbuka.
Contoh Kegiatan Kokurikuler Kontekstual Lintas Disiplin Ilmu
Seperti yang dijelaskan pada laman https://www.oasepembelajaran.com/, maka contoh implementasi kegiatan kokurikuler lintas disiplin ilmu adalah sebagai berikut.
1. Bangun Pagi – Disiplin dan Produktif Sejak Awal Hari
Tema/Topik: “Hari Terbaikku Dimulai Pagi Hari”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat jurnal harian yang berisi kegiatan pagi mereka sebelum sekolah, seperti bangun tidur, membantu orang tua, sarapan sehat, dan berangkat tepat waktu.
b. Alternatif lainnya, siswa membuat poster yang menggambarkan rutinitas pagi yang sehat dan bermanfaat.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. Bahasa Indonesia (menulis cerita pengalaman pagi)
b. Seni Budaya (membuat poster kreatif)
c. PJOK (pembiasaan aktivitas pagi sehat)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik jurnal harian dan rubrik poster.
2. Beribadah – Membentuk Karakter Spiritual dan Empati
Tema/Topik: “Panggung Nilai & Doa”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat jurnal harian tentang ibadah (sholat berjamaah, puasa, membaca Al Quran
b. Menulis cerita tentang pengalaman membantu sesama, menjenguk orang sakit, dan lainnya
c. Siswa tampil membacakan puisi tentang kasih sayang, membuat drama pendek bertema kejujuran, atau menyanyikan lagu rohani/lagu kebaikan.
d. Kegiatan ini bisa dilaksanakan dalam apel pagi atau Hari Karakter.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. PABP (jurnal harian untuk penguatan nilai-nilai agama)
b. Bahasa Indonesia (menulis cerita, membaca puisi, menulis naskah drama)
c. Seni Budaya (penampilan panggung, vokal, ekspresi)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik jurnal harian, rubrik cerita, rubrik puisi/drama/lagu.
3. Berolahraga – Menumbuhkan Jiwa Sehat dan Kerja Sama
Tema/Topik: “Senam Tematik & Permainan Tradisional”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Membuat video pendek kemudian di-upload tentang aktivitas kegiatan berolahraga baik secara individu mapun dengan keluarga.
b. Setiap minggu, guru membuat tema nilai seperti kerja sama, sportifitas, atau kejujuran. Nilai ini ditanamkan melalui senam tematik (misalnya, gerakan berpasangan) atau permainan tradisional seperti gobak sodor, bentengan, atau engklek.
c. Setelah bermain, siswa diajak menulis refleksi pendek tentang apa nilai yang mereka pelajari hari itu.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. PJOK (aktivitas fisik)
b. PPKn (penguatan nilai karakter)
c. Bahasa Indonesia (refleksi tertulis)
d. Informatika (video pendek)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik video pendek, observasi permaianan dan refleksi.
4. Makan Sehat dan Bergizi – Peduli Pola Hidup Sehat Sejak Dini
Tema/Topik: “Proyek Bekal Sehat Keluargaku”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa dan orang tua merancang bekal sehat bersama di rumah dengan metode pembelajaran berbasis proyek.
b. Di sekolah, siswa mempresentasikan isi bekal mereka, menjelaskan kandungan gizinya dan alasan memilih menu tersebut.
c. Guru bisa mengajak siswa membuat laporan dari menghitung takaran gizi atau harga makanan.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. IPAS (gizi dan tubuh sehat)
b. Bahasa Indonesia (presentasi lisan)
c. Matematika (menghitung kandungan atau biaya bahan makanan)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik proyek, rubrik presentasi dan laporan.
5. Gemar Belajar – Mendorong Minat dan Rasa Ingin Tahu
Tema/Topik: “Klub Eksplorasi Topik Favorit”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa memilih satu topik yang sangat mereka sukai (contoh: hewan langka, planet, tarian daerah, kendaraan masa depan).
b. Mereka melakukan eksplorasi sederhana dari buku atau internet, lalu membuat produk seperti presentasi PowerPoint, video pendek, atau poster informasi.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. IPAS (topik eksploratif)
b. Bahasa Indonesia (penulisan dan penyampaian informasi)
c. TIK (jika menggunakan alat digital)
d. Seni Budaya (desain poster atau visual)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik presentasi, video dan poster.
6. Bermasyarakat – Mengenal Peran Sosial dan Peduli Lingkungan Sekitar
Tema/Topik: “Kampung Sekolahku”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat miniatur lingkungan sekolah dari barang bekas atau menggambar peta sekolah.
b. Di setiap titik (kantin, perpustakaan, ruang UKS), mereka menambahkan cerita pendek tentang siapa yang berperan di sana (contoh: Ibu kantin ramah, Pak Satpam penyabar).
c. Guru bisa menghubungkannya dengan cerita tokoh masyarakat sekitar.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. IPS (struktur sosial dan peran masyarakat)
b. Bahasa Indonesia (menulis cerita peran tokoh)
c. Matematika (konsep skala jika membuat peta)
d. Seni Budaya (kerajinan miniatur)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik karya tulis, produk peta dan kerajinan.
7. Tidur Cepat – Mengatur Waktu dan Keseimbangan Hidup
Tema/Topik: “Kampanye Tidur Sehat”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat poster dan lagu sederhana yang mengajak teman-temannya untuk tidur lebih awal.
b. Guru bisa memfasilitasi lomba kampanye terbaik atau membuat pameran kelas tentang pola tidur sehat.
c. Siswa juga bisa membagikan cerita pribadi tentang pengalaman begadang dan dampaknya.
Mata Pelajaran yang Terlibat:
a. Bahasa Indonesia (membuat iklan atau kampanye)
b. Seni Budaya (poster dan lagu)
c. PABP (keseimbangan hidup dan etika pribadi)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik poster, lagu, kampanye dan cerita.
Note:
1. Setiap satuan pendidikan dapat menerapkan variasi kegiatan kokurikuler yang berbeda.
2. Guru atau sekolah bisa bekerja sama dengan pihak eksternal.
3. Asesmen atau penilaian yang dilakukan dapat berupa observasi, kinerja, dan produk dengan menggunakan rubrik.
Post a Comment for "Contoh Desain Kegiatan Kokurikuler Kontekstual Lintas Mata Pelajaran atau Disiplin Ilmu 2025"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.