HOTS, Saatnya Guru Menerapkan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi

HOTS, Saatnya Guru Menerapkan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi

Hari yang menyenangkan. Sabtu 8 Desember 2018 adalah hari yang berbeda dengan hari lainnya. Sepintas menjadi bagian dari tantangan untuk memiliki mind set maju. Mengapa tidak, workshop kali ini menyajikan tema luar biasa, Pengimbasan dan Pendampingan Penguatan Implementasi K-13 melalui Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi Berbasis Analisis UN dan PISA Tahun 2018.

Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep yang diwakili oleh Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Bapak Fajarisman, MSi. Dalam sambutannya, beliau memaparkan bahwa saat ini HOTS (Higher Order Thinking Skills) merupakan kebutuhan para guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Berpikir tingkat tinggi harus dikembangkan agar para siswa juga akan memiliki kemampuan berpikir analitis, kritis dan mampu mensintesis dengan pemacahan masalah yang relevan.
Acara ini diikuti oleh 30 guru yang aktif mengajar di sekolah. Baik dari kepulauan maupun daratan. Ini adalah kesempatan baik dan keberuntungan bagi para peserta, karena pengimbasan ini langsung dilakukan oleh instruktur Provinsi, Widayanti dan beberapa narasumber dari P4TK Matematika Yogyakarta.

Perlu diketahui bahwa  dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran. Cara pandang inilah yang menuntut guru supaya segera melakukan perubahan. Jika masih ditemukan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) maka harus segera diubah menjadi berpusat pada siswa (student centered).

Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran. Guru harus mampu menerapkan multi metode pembelajaran yang relevan.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa penerapan kurikulum 2013 merupakan awal diterapkannya pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Maka pendekatan ini juga diharapkan mampu mengubah iklim pembelajaran menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan partisipatif, serta mampu menstimulasi kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa, bahkan sampai membuat siswa menghasilkan sebuah karya. Apalagi diintegrasikan dengan kegiatan literasi sebagai bagian dari konten kurikulum.

Sekarang adalah saatnya mengimplementasikan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (project based learning),pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),pembelajaran dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving),menemukan (discovery/ inquiry) dan sebagainya. Model pembelajaran seperti ini akan menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pemikiran tingkat tinggi yang biasa dikenal dengan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Peran guru sangat menentukan dalam menerapkan HOTS ini.

Seperti apa guru dapat memahami HOTS ini?
Pre test kegiatan pengimbasan ini adalah gambaran kecil, bagaimana seorang guru dapat memahami persoalan serta mampu merumuskan solusi alternatifnya. Pada praktiknya  di kelas pembelajaran, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh guru. Artinya guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran, mampu menganalisis persoalan yang kompleks, dan memiliki kemampuan berpikir nalar yang baik.

Apa saja yang harus ditingkatkan oleh guru. Sebagaimana tugas pokoknya, guru wajib merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi serta tindak lanjut kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru dalam menyusun skenario pembelajaran dan penilaian HOTS menjadi poin penting untuk ditingkatkan.

Kegiatan  ilmiah seperti workshop pengimbasan ini menjadi sarana penting dan  strategis untuk mewujudkannya. Pada kegiatan ini guru akan mendapatkan wawasan baru dari pakar, atau narasumber, pengalaman baru dalam berdiskusi, sekaligus praktik menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS melalui tugas yang diberikan.

Maka guru seharusnya dapat menjadikan kegiatan ilmiah ini sebagai instrumen untuk meningkatkan kompetensi dirinya sekaligus memperkaya mind set dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelasnya.

Selain itu kegiatan workshop ini juga menganalisis tentang basis HOTS yaitu UN dan PISA. UN menjadi acuan berpikir tingkat tinggi karena di UN itulah sebagai puncak pelaksanaan evaluasi di SD. Maka siswa yang memiliki kompetensi dengan segenap kemampuan berpikir yang tinggi relatif mampu menghadapi persoalan dan pemecahan masalah terkait UN.

Program for International Student Assessment, disingkat PISA adalah penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD). Tujuan dari studi PISA adalah untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya wikipedia.org (2018).

Dengan standar PISA diharapkan siswa di Indonesia dapat memiliki kemampuan setara dengan siswa lain di dunia. Harapannya, setiap guru juga mampu memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi agar dapat mencetak generasi bangsa abad 21 yang mumpuni. Generasi emas bangsa pada tahun 2045. Semoga.

alee duangh
alee duangh Saya adalah pribadi yang ingin selalu belajar dan berbagi. Menebar manfaat dan kebaikan adalah tabungan yang akan abadi

Post a Comment for "HOTS, Saatnya Guru Menerapkan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi"