Aktivitas Pembelajaran Daring Asinkronous WA dan GCR di SMP 3 Sumenep pada Masa Pandemi

Dalam dunia Pendidikan, sejak adanya pandemi,  banyak hal yang perlu dilakukan untuk kelancaran Proses Pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi sampai pada Dinas terkait di daerah. Salah satunya adalah Kebijakan Belajar dari Rumah dengan pola Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) atau dikenal dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).Pandemi Covid–19 yang merebak dua tahun terakhir ini menyisakan berbagai polemik atau persoalan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya. Tentu saja hal ini berdampak dalam berbagai segi  kehidupan manusia dan termasuk pada berbagai aktivitasnya. Misalnya, pada bidang  Ekonomi, Politik, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan dan Keagamaan. Bahkan lebih dirasakan pula pada bidang Pendidikan. Justru yang paling terasa imbasnya.


Pembelajaran Daring atau PJJ merupakan cara terbaik yang bisa ditempuh untuk melanjutkan Proses Pembelajaran terhadap Peserta Didik (PD). Hal itu dimaksudkan agar  kegiatan Pendidikan atau kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Walaupun tidak semaksimal pada masa sebelum terjadi pandemi. Namun, Anak-anak kita (peserta didik) tetap bisa belajar dan menuntut ilmu untuk bekal mereka dalam mencapai cita-citanya sebagai generasi penerus bangsa.

Selain itu pula, dengan PJJ  Peserta Didik dapat mengurangi aktivitas bermain yang berlebihan dengan mendapat bimbingan dari beberapa guru. Mengapa? sebab dengan adanya pandemi ini peserta didik tidak boleh masuk sekolah. Sehingga memberi ruang lebih banyak untuk bermain di rumah. Dengan demikian, guru dituntut untuk memberikan hal terbaik agar bisa menarik minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Akan tetapi jangan lupa, bahwa orang tua juga sangat berperan dalam menunjang proses pembelajaran dimaksud. Oleh sebab itu, guru harus bekerjasama dengan orang tua. Artinya adalah guru dan orang tua bisa saling mengambil berperan dalam membimbing dan mendidik peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mampu berkomunikasi dengan orang tua. Caranya? Bisa melalui grup WA, maupun melalui surat edaran resmi dari sekolah.

Orang tua membantu pembimbingan peserta didik di rumah, dengan cara memberi motivasi, rangsangan kemauan untuk belajar, sarana dan prasarana yang dimiliki mendukung terhadap kegiatan Pembelajaran Daring. Sedangkan guru dapat memberikan pembimbingan secara Online dengan metode yang menarik agar tumbuh minat belajar bagi peserta didik.

Metode yang paling sederhana yang bisa diakses dengan baik oleh peserta didik  dalam kegiatan pembelajaran Daring ini, diantaranya adalah pemanfaatan gurp WA, dan Google Classroom yang dilaksanakan dengan daring asinkronous. Sedangkan Google Meet, Zoom atau media yang lain dengan mode virtual sinkronous, juga sangat baik. Namun, pada praktiknya tidak seefektif  WA dan Google Classroom.

Dalam melakukan perannya, seorang guru melaksanakan kegiatan pembelajaran bersama peserta didik dengan media WA dan Google classroom tersebut. Aktivitas ini hampir sama seperti melakukan pembelajaran tatap muka. Hanya melalui media Daring dengan alur pembelajaran yang dilakukan cukup menari dan menantang.

Pada Kegiatan Pembuka (Pendahuluan), Guru membuka dengan salam, dan menanyakan kondisi peserta didik. Misalnya:

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan Salam sehaat semuanya ya. Halooo..anak-anakku peserta didik kelas 7-1..Kalau boleh saya menyapa, bagaimana kabar kalian pagi hari ini .. Senang sekali kita bisa bersua maya pagi ini, Senin , 16 Agustus 2021. Semoga kalian tetap sehat dan semangat dalam mengikuti Pembelajaran… Kalau ada yang kurang sehat atau sakit, semoga segera sembuh agar bisa beraktivitas sebagaimana biasa..Amiiinnn…”.

Nah, pada Kegiatan Inti oembeajaran, guru memberikan materi dengan cara mengirim video pembelajaran yang akan disimak oleh peserta didik. Kemudian guru menjelaskan secara rinci terkait video pembelajaran tersebut. Untuk merangsang kefektifan siswa, guru sambil sesekali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik. Kemudian, sebagai bentuk apresiasi, guru juga melakukan penilaian dan refleksi bersama peserta didik dalam memahami materi tersebut.

Barulah para kegiatan penutup, guru  memberikan simpulan dari pembelajaran atau materi yang disampaikan. Guru memberikan kembali simpulan materi  sehingga peserta didik memahami seluruh materi yang sudah diberikan pada hari ini, baru kemudian ditutup dengan salam

Prosedur Pembelajaran tersebut tidaklah menjadi hal yang baku dalam proses pembelajaran. Dalam kerangka merdeka belajar, guru diberi keleluasaan untuk bisa berekspresi mencari dan menerapkan pola-pola yang lain sesuai dengan kemampuannya. Hal itu dilakukan untuk memberi daya tarik bagi peserta didik agar mau mengikuti Pembelajaran Daring sampai selesai. Sebagai tindak lanjut dari Pembelajaran yang sudah dilakukan, seringkali guru memberi tugas untuk dikerjakan oleh peserta didik dan tugasnya dikumpulkan melalui WA atau Google Classroom.

Bagi peserta didik yang sudah mengumpulkan tugasnya, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk memberikan apresiasi dan penghargaan dalam bentuk penilaian. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerima materi yang telah diberikan, sekaligus sebagai evaluasi bagi guru dalam memberikan pembelajaran sehingga benar-benar ada interaksi antara guru dengan peserta didik.

Apabila Pembelajaran berjalan seiring seperti yang ada pada cerita diatas, tentu Pendidikan di Satuan Pendidikan akan berlangsung dengan baik. Akan tetapi yang paling ditakutkan adalah adanya  beberapa peserta didik yang kurang mendukung dan kurang merespon terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Ini biasanya terjadi pada peserta didik yang malas atau kurang diperhatikan oleh orang tua. Jika demikian adanya, guru perlu bekerja keras berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai cara. Selain melalui Wali kelas, orang tua bahkan harus bersama BP harus terjun Home Visit menjumpai peserta didik tersebut demi tercapainya proses pembelajaran yang diampu.

Setelah di klarifikasi ternyata banyak hal yang membuat peserta didik kadang malas untuk mengikuti Pembelajaran Daring, ada yang benar-benar malas dan tidak ada kemauan untuk belajar walaupun orang tua sudah berusaha sekuat tenaga, ada juga faktor broken home orang tua sehingga berpengaruh terhadap mental peserta didik, ada juga karena faktor ekonomi, peserta didik hidup dalam keluarga yang tidak mampu sehngga tidak bisa mengikuti Pembelajaran memlalui HP (tidak punya HP) atau tidak mampu membeli  paket data.

Dengan demikian, guru harus bisa memilah dan memilih metode apa yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, karena setiap peserta didik mempunyai karakter dan kemampuan yang beragam. Upaya apa yang harus dilakukan agar tercapai proses pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Peserta didik juga harus mendukung upaya yang dilakukan guru dengan belajar, mengikuti proses pembelajaran yang diberikan dengan penuh tanggung jawab. Disamping itu peran serta orang tua tidak kalah pentingnya dalam mensupport atau mendukung anaknya demi tercapainya proses pembelajaran yang maksimal. Tentunya juga ada dukungan dari Satuan Pendidikan termasuk Dinas terkait terhadap fasilitas yang memadai termasuk kendala – kendala yang dihadapi oleh peserta didik khususnya.

Berdasarkan beberapa hal di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Daring (PJJ) tidak serta merta akan berjalan mulus tanpa adanya keterlibatan semua pihak seperti: SDM dalam artian Peserta didik dan Guru serta tenaga kependidikan, orang tua juga harus berperan aktif, lingkungan sekitar, pihak terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Pemerintah yang didukung dengan Sarana dan Prasarana yang memadai.

Jika semuanya berjalan aktif, maka seiring dengan berpacunya waktu Program Pembelajaran Daring (PJJ) akan berhasil dengan maksimal, Pendidikan akan maju walaupun dalam Masa Pandemi.

 

Tentang Penulis



Abd Gani. Guru SMP 3 Sumenep

 

3 comments for "Aktivitas Pembelajaran Daring Asinkronous WA dan GCR di SMP 3 Sumenep pada Masa Pandemi"

  1. Setiap kegiatan pasti pendukung dan yang kurangnya pendukung tinggal bagaimana kita menyikapinya pembelajaran yang terbaik buat anak didik kita

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.