BTQ Daring, Pembelajaran yang Asyik

 Nuurul Qadryanti, S.Pd

             Masa pandemi masih belum selesai 2 tahun ini. Virus Covid 19 ini tidak hanya berdampak pada pendidikan saja. Pandemi ini berdampak pada semua aspek di dunia, misal pada perekonomian, dan teknologi. Pengaruh yang paling fatal adalah di bidang pendidikan karena anak-anak yang biasanya berangkat dan pulang ke sekolah dengan kondisi aman sekarang malah tidak. Ada perasaan was-was setiap orang tua dengan kondisi seperti ini. Untuk memutus penyebaran Virus ini pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan baru dimana setiap sekolah untuk melaksanakan KBM dengan cara Daring (Online). Kegiatan KBM dengan cara Online ada positif dan negatifnya. Baik guru dan siswanya harus kerja extra karena ini untuk pertama kalinya bagi kami semua.

            Konsep pembelajaran online ini salah satu cara untuk memutus penyebaran virus corona. Kami sebagai guru mempersiapkan materi dan aplikasi untuk online. Ada beberapa guru yang masih belum punya email dan belum bisa menggunakan laptop. Jadi kami sebagai guru juga belajar teknologi sebelum kami mengajar online kepada murid-murid. Adanya Zoom meeting, G-meet, GCR dan WhatsApp. Ini merupakan tantangan bagi guru-guru sebagai tenaga pendidik, khususnya saya sebagai pengajar mata pelajaran BTQ. Saya sendiri sempat bingung apa yang harus saya persiapkan materi untuk pelajaran BTQ.

            Akhirnya, banyak group sekolah memberikan informasi tentang seminar dan workshop yang isinya tentang pembahasan mengajar secara online. Ilmu yang didapat dari seminar dan workshop akhirnya saya kembangkan sendiri. Saya mempersiapkan materi pembelajaran BTQ dengan membuat PPT, mencari surat-surat pendek di google. Setelah mengumpulkan beberapa referensi tentang BTQ, saya membuat PPT yang menarik untuk anak-anak dan rekaman bacaan surat-surat pendek yang terdapat di buku anak-anak.

            Untuk materi yang saya ampu, saya lebih sering menggunakan WhatsApp karena anak-anak lebih aktif di group WhatsApp. Mungkin lebih mudah aksesnya buat anak-anak. Biasanya sebelum pembelajaran dimulai anak-anak disapa terlebih dahulu dengan wali kelas dan guru asuh di masing-masing kelas. Wali kelas menyapa murid-murid dan mengabsen mereka semua satu persatu. Ada beberapa kendala anak-anak yang tidak absen, misalnya kuota internet, belum bangun untuk siap mengikuti pembelajaran online.

            Setelah wali kelas dan guru asuh membuka kelas onlinenya, wali kelas mempersilahkan guru pengajar untuk masuk ke group WhatApp. Disini saya sudah ambil peran untuk mengajar kelas online, sebelum saya menjelaskan materi, di WA itu ada pengaturan untuk admin saja yang bisa posting materi. Tujuannya agar materi yang saya posting itu tidak tumpang tindih dengan chat siswa. Setelah saya atur, saya sebagai guru bisa menjelaskan dengan lancer kepada siswa. Selain saya posting materi PPT tersebut saya memberikan tugas secara tertulis dan recording kepada siswa.

 

            Tugas ini yang menarik bagi saya, kenapa? Karena tugas BTQ itu saya menggunakan dua cara seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Untuk tugas tertulis saya minta siswa agar memposting (foto) hasil pekerjaannya lewat no WA pribadi saya. Berbeda dengan recording, tugas ini dengan cara siswa membaca surat-surat pendek dengan me-record menggunakan aplikasi rekaman atau voice note yg ada di WA. Jadi siswa bebas memilih dengan cara apa mereka mengumpulkan hasil tugasnya. Saya memberikan batas waktu pengumpulan tugas sampai pukul 21.00 WIB. Apabila siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya keesokan harinya saya memposting nama-nama siswa yang tidak mengumpulkan tugas mereka. Dengan tujuan agar siswa itu tidak meremehkan mata pelajaran tersebut.

            Untuk pertemuan berikutnya, saya menggunakan cara yang berbeda agar anak-anak lebih enjoy dengan pembelajaran online. Sesekali saya menggunakan Gmeet untuk ngajar, yang awalnya anak-anak belum tau caranya seperti apa Gmeet tersebut akhirnya mereka tahu ini yg dikatakan learning by doing, ini salah satu nilai positif bagi saya dan anak-anak. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan selama kita masih berusaha dengan keras. Pertemuan yang menggunakan Gmeet anak-anak saya jelaskan peraturannya sebelum bermain sambil belajar untuk mata pelajaran BTQ. Anak-anak akan melanjutkan potongan-potongan ayat-ayat Al-Qur’an dimana dibagi beberapa group, prosesnya akan melanjutkan ayat yang akan disampaikan tiap group. Pemenang dalam group itu penilaiannya  dengan cara group yang paling banyak membaca potongan ayat-ayat surat pendek.

 

Profil Penulis

Nuurul Qadryanti, S. Pd, lahir pada tanggal 7 Januari 1984 di Sumenep. Nama panggilan yanti. Pendidikan terakhir (S1) Pendidikan Bahasa Inggris (2003-2006) di Universitas Muhammadiyah Malang. Sekarang proses melanjutkan Magister (S2) Bahasa Inggris di STKIP Sidoarjo. Mengajar di SMP Negeri 3 tahun 2007 – sekarang.

Moto:

 Saya percaya adanya proses untuk menggapai sesuatu yang maksimal karena dengan usaha dan berdoa tujuan itu akan tergapai

 

 

 

 

 

Post a Comment for " BTQ Daring, Pembelajaran yang Asyik"