Kumpulan Puisi Purnama Wajahmu

 Purnama Wajahmu

Ali Harsojo




Kutatap sungging senyummu

Pada siluet rembulan malam

Purnama yang sempurna

Selaksa romanmu yang berbinar

 

Kupandangi cahaya wajahmu

Pada pendar rembulan menerang

Purnama yang merona

Seumpama korneamu yang bersinar

 

Kulihat purnama di wajahmu

Membinari relung hatiku

Menyinari palung jiwaku

Membingkai setangkai rindu

Pada dahan yang lugu

 

Inginku abadi dalam jiwamu

Seumpama purnama yang padang

Impianku kekal dalam hatimu

Semisal rembulan yang benderang

 

Cin, purnama rembulan, wajahmu menawan

 

Sumenep, padang rembulan, tengah bulan

 

 

 

Kisah Purnama

 

 

Setengah sasi kuteringat, cinta menyemi

Ucapmu lirih nan menentramkan hati

Di bawah pohon cemara yang berjelejer di pantai

Malam itu, kau berbisik dengan sungguh

Seumpama romeo dan juliet

Kita berkisah mengarungi malam purnama

 

Tepat di ubun, rembulan itu memendar bahagia

Terkesiur menyingkap degup jantung yang merenjana

Kau setengah tengadah bersandar di sebidang dada

Malam itu, kau berucap mesra tentang cinta

Seumpama raja dan ratu

Kita memulai cerita menelusuri sang purnama

 

Kita bermandi cahaya yang benderang

Tak hiraukan lagi ombak menerjang karang

Di tepi pantai yang berpasir putih menerang

Malam itu, kau berjanji dengan segenggam pasir

Seumpama kumbang dan bunga

Kita membuka lembaran cahaya purnama

 

Ketika malam telah larut

Kita jua tak hiraukan dingin gigil yang sengakrut

Kaki kita terbenam gundukan pasir putih

Malam itu, jemarimu lembut

Seumpama sepasang merpati

Kita memadu renjana memandangi purnama

 

Kau tersenyum ranum menengadah selingkar cincin

Hangitmu berpendar, sebab bertabur sinar rembulan

Wajahmu berbinar, karena tersapu angin malam

Jemarimu indah mamadu jemariku nan kaku

Malam itu, rembulan bersama cinta kita, kisah tentang kita

 

 

Cin, bulan madu kita berdua, bahagia bermandikan pendar purnama

Sumenep, 29/05/2021

 

Janji Kala Purnama

 

Kala purnama memendar terang

Kujejaki mangata nan menggoda

Menuju rembulan yang memesona

Di bawah lentera jagat mayapada

Kita berpadu menenun janji

 

Kala rembulan bersinar benderang

Kulangkahkan kaki nan bahagia

Menuju purnama yang merona

Di bawah siraman selaksa cahaya

Kita berdua mengikat hati

 

Saat langit bertabur bintang

Kausandarkan bahamu dengan lembut

Hingga terdetak jantungku nan marut

Berdegup kencang tak terpindai hitungan

 

Cin, janji nan teruji kala rona purnama



Rembulan dalam Kesaktian

Sri Siti Rasida

 

Rembulan datang mengusir benderang

Ia bukanlah dewi kegelapan

Sudah janjinya mengganti hari

Melengkapi  takdir penciptaan

 

Ia yang mencahayai dalam samar

Memanggil  jiwa-jiwa  setengah sadar

Membisikkan rahasia hati

Sampai  kepada permata hilang kabar

 

Ia yang menerangi dengan lekat

Penajam pegangan jiwa pekat

Meramu cahaya rembulan

Menjadi  kepaduan kesaktian

 

Rembulan datang mengusir benderang

Mencahayai kegelapan

 

 

Aekkanopan, 2952021@SSR


 

Purnama di Alun-Alun Kota

 

Dua bocah lelaki di alun-alun kota

Menghitung hari di sana

Pandang-pandang penuh tanya

Sebatas itu saja

Tiada sapa, tiada kata

 

Dua bocah lelaki di alun-alun kota

Berganti purnama, telah menjadikannya rumah

Tempat melerai lelah pagi hari

Tempat memejam di kala malam

 

Ini malam purnama

Rumah mereka akan meriah

Oleh sejumput uluran kawula

 

Ini malam purnama,

Berbagi rumah dengan mereka

 

 

Aekkanopan, 2952021@SSRS


                        Rangkaian Rindu di Pohon Nangka

 

 

                        Pohon nangka di depan rumah

                        Saksi bisu merangkai rindu

                        Dalam ayunan kayu sederhana

Karangan cinta berkadaluarsa

 

Di tempat itu

Syahdu merindu selalu

Mentelepati menguji untaian kalbu

Mengantar  padanya  lewat cahaya rembulan

 

Kini, pohon nangka sudah tidak berupa

Namun, rangkaian rindu tetap menderu

Selagi rembulan masih berpurnama

Rasa di dada tidak akan sirna

 

 

Aekkanopan, 2952021@SSR


 

Cahaya Purnama Mencuci Diri

 

 

Bukankah bidadari menyuci diri kala purnama?

Turun ke bumi lewat cahaya

Dengan selendang warna-warni menyemarak angkasa

Berkibar-kibar penuh pesona

 

Kecipak, kecipuk  terbuncah

Air purnama raya bermata air surga

Mencerahi rupa

Mengekalkan raga

Menyempurna jiwa

 

Purnama raya ini,

Tidakkah kau mencuci diri!

Dalam cahayanya yang bermustajab

 

 

Aekkanopan, 2952021s


 

Profil Pengarang

 Sri Siti Rasida,S.Pd.,M.Si.,lahir di Tebingtinggi 16 Pebruari 1969.  Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Negeri Medan dan Magister Administrasi Pendidikan UPMI Medan. Saat ini sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumut.

Pegiat literasi di Labuhanbatu Utara. Tergabung dalam beberapa komunitas literasi alumni Universitas Negeri Medan. Juara 1 Lomba Menulis Guru Tingkat SMP se-Sumut pada 2000. Buku solo perdananya berjudul Kembar Tak Sedarah (2020).  Menyusul   Buku 99 Pantun Labura dan Aku Memilih  Gadis Hitam Manis (2021). Aktif menulis buku antologi bersama rekan penulis MediaGuru Indonesia. Penulis dapat dihubungi di email  bundasalsa1602@gmail.com dan WA 081397772793.   

 

 Purnama Meredup

Dianna Ummijathie

 

Juni hampir usai

Ia tlah mengabarkan perihal serpihan perih

Walau hujan di bulan ini terasa dingin

Anginnya berembus begitu kencang

Namun hatiku terasa sepi

Jiwaku rapuh

Hingga purnama pun meredup

Juni, telah mematahkan hatiku

 

Pada Juli kugantungkan harapan

Membujuk langit agar sinar rembulan tak lagi redup

Mimpi indahku takkan lenyap

Dan pagiku tak dibunuh sepi

Dia kan memberiku kisah indah

Agar aku baik-baik saja

 

Bondowoso, 15 Juni 2021

 

 

Purnama Membahana

 

Pendar purnama melenakan jiwaku

Kembali mengembara bersama kerling matamu

Menelikung menyusuri lereng bukit

Berkejaran di antara mimpi yang terlangit

 

Purnama kita membahana

Kembali mengurai rindu yang merenjana

Kutersedu dalam rindu nan syahdu

Berlarian di antara angan yang berpadu

 

Bukankan esok purnama kembali bersemi?

Tuk kembali membelai asmara dalam sepi

Apakah purnama senantiasa membahana?

Tuk membasuh cinta yang rana

 

Kududuk di serambi rumah renta

Memandangi rembulan nan purnama

Sambil kuseka air mata pana

Memandangimu dalam jejak nan menyirna

 

Tuhan, bahana rembulan-Mu melena rinduku

 

 

Bondowoso, 17 Juni 2021

 

 

Debar Purnama

 

Masa yang sentiasa dinanti

Purnama dengan segala janji

Sinar nan bertebar

Menyesak jantung terdebar

Menantimu mengantar segenggam kabar

 

Dua sasi tak bersua

Menjadikan cintaku meraja

Tak terurai hingga purnama meraja

Memendari jagat mayapada

 

Ingin kuhentikan sebilah rindu menjerit

Ingin kuhempas sentandan cinta nan menghimpit

Ingin kutimbun segunung asmara yang melangit

Kutak berdaya di bawah purnama

Debar jantungku menyesak bermandikan sinar bahana

Purnama yang menerang, membingkai rinduku terjelang

 

Adakah debar yang sama?

Di bawah terpa keindahan rembulan?

Purnama membisu, seakan terpaku

  

Bondowoso, 19 Juni 2021


 

PROFIL PENULI

Dianna Ummijathie, S.Pd., Guru MI Nurul Hasan Kejawan Grujugan Bondowoso. Penulis tergabung dalam komunitas literasi Media Guru Indonesia tahun 2019. Tahun 2020, bergabung di komunitas menulis Griya Literasi Bondowoso (GLB) agar kemampuan menulisnya lebih terasah. 

Blogger Kratif 

Mengelola Blog Mandiri

1 comment for "Kumpulan Puisi Purnama Wajahmu"

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.