Ramadan Hari Ke-5

 

Ramadan Hari Ke-5

Binti Wasi’atul Ilmi, S.Ag., M.Pd.I.

 

Kulihat jam dinding di rumahku masih menunjukkan pukul 02.30 pagi. Seperti dibangunkan saja aku setiap pukul 02.30 selalu bangun untuk melaksanakan Salat tahajud tetapi karena hari ini puasa Ramadan maka aku pun menyiapkan untuk makan sahur terlebih dahulu. Semua makanan tinggal menghangatkan saja. 



Tepat pukul 03.00 aku bangunkan suami untuk makan sahur bersama. Kemudian kami Salat tahajud bersama dan menunggu sampai waktu subuh.   Dan seperti biasa selesai Salat Subuh berjamaah aku rutin membaca Surah Waqi’ah bersama-sama di mushalla. Kemudian aku lanjutkan sendiri membaca Al Qur’an rutin hingga pukul 05.30 pagi. Selesai membaca Al Qur;an pekerjaanku biasanya setiap hari adalah menyiapkan sarapan untuk suami tercinta karena puasa maka aku lakukan dengan bersih-bersih tumah, mencuci piring dan baju. Sebenarnya kalau mengikuti badan inginnya tidur lagi tetapi aku ingat bahwa selesai subuh adalah waktu yang tidak baik untuk tidur lagi baik menurut kesehatan maupun menurut agama.

Begitu kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 06.00 aku buru-buru masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil dan berwudu untuk rutin melaksanakan Salat Duha. Aku tidak mandi karena mandi sudah aku lakukan setelah bangun tidur sebelum Salat tahajud.

Selesai berwudu ternyata perutku terasa ingin buang air besar, dengan perasaan agak kecewa juga terpaksa aku harus buang air besar dahulu. Ternyata lama juga aku di dalam WC. Dengan buru-buru aku pun berwudu lagi untuk Salat Duha. Kulihat jam dinding sudah menunjukkah pukul 07.00. Seandainya hari ini tidak bulan Ramadan pasti aku sudah terlambat untuk absen gerutuku dalam hati sambil memakai baju, pakai bedak wajah sederhana lalu memakai jilbab.

Setelah selesai bersiap waktunya aku mengambil kunci sepeda motor ternyata kunci sepeda motor aku cari kesana-kemari tidak aku temukan. Sampai aku lelah dan kecewa yang teramat sambil duduk aku menyebut nama Allah untuk memohon petunjukNya dengan keringatku bercucuran rasanya seperti baru mengangkat beban berat dengan nafas terengah-engah.

Sambil berkaca-kaca aku pun mengusapkan tisu yang aku raih di atas meja di waktu itu pula aku lihat kunci sepeda motorku terlihat jatuh di bawah meja. Aku sudah tidak melihat jam dinding lagi karena kurasa aku sudah terlambat entah berapa menit. “Alhamdulillaah akhirnya dengan sedikit lega aku langsung keluar sampai aku tak sempat menggunakan kaos kaki agar tidak  terlambat absen wajah.

Dengan terburu-buru kaos kaki tidak aku pakai dan aku pun tak sempat memasukkan ke dalam tas karena tas sudah aku cangklong di punggung. Akhirnya kaos kaki aku pegang tangan kiriku sambil sesekali untuk mengerem. Aku pun tancap gas agak melaju dengan kecepatan tinggi karena jarak tempat aku absen sekitar 3 Km dari rumahku. Baru kali ini aku terlambat biasanya aku punya banyak waktu untuk menyambut dengan salam dan bersalaman dengan anak-anak di gerbang sekolah. Sebenaarnya jarak rumahku dekat dengan tempat sekolah tetapi aku harus absen di kantor dengan melewati sekolah tempat aku mengajar.

Jalan waktu itu cukup ramai aku pun sering menggunakan rem untuk menghindari kendaraan lain. Dengan selalu meminta pertolongan Allah dan salawat agar aku selamat. Meskipun demikian karena tangan kiriku sambil memegang kaos kaki maka dengan kesekian kalinya aku mengerem akhirnya kaos kakiku jatuh satu. Lengkap sudah kekecewaanku, akhirnya tanpa berpikir panjang aku pun  tidak berhenti aku biarkan kaos kakiku jatuh. Akhinya aku tancap gas lebih cepat lagi.

Setelah sampai di kantor tempat aku absen, wajah aku pun merasa lega dan langsung kembali untuk ke sekolah. Setelah di jalan yang aku merasa kaos kakiku jatuh aku pelan-pelan menyusuri jalan barangkali kaos kakiku masih bisa ditemukan gerutuku. Alhamdulillah dari jauh kelihatan kaos kakiku.

Akhirnya sepeda motorku aku parkir di sebelah kiri dan aku pun menyeberang jalan untuk mengambil kaos kaki. Dalam waktu bersamaan aku berpapasan dengan seorang kakek bejalan agak membungkuk pelan-pelan melewati kaos kakiku yang jatuh di aspal jalan. Begitu kaos kaki aku ambil Si kakekpun menoleh ke belakang dan diapun balik kanan menghampiriku.

Dengan sopan ia bertanya kepadaku.

“Ibu maukah ibu memberi aku uang untuk membeli makan?” tanya kakek sambil mengusap keringat di dahinya. Sambil keheranan aku pun berfikir pasti kakek sudah tak kuat lagi untuk puasa.

“Kakek minggir dulu ya itu ada banyak kendaraan lewat!”, sini kek”!. Aku ajak kakek untuk minggir  turun dari tepi aspal. Sambil aku mengeluarkan uang dari tas Si kakek bertanya kembali.

“Ibu guru ya?” sambil memandangiku dan melihat kendaraanku yang aku parkir di seberang jalan.

“Ya kek.” lalu aku balik bertanya: “Kakek rumahnya mana dan akan ke mana?”

“Rumahku di desa Mlandangan situ, aku mau ke pasar, terima kasih ya Bu”, Jawab kakek sambil menerima uang yang aku berikan.

“Hati-hati ya Kek, harusnya kakek lewat sebelah kiri kalau mau ke pasar jawabku sambil tanpa banyak kata lagi aku sambil mengajak kakek untuk menyeberang bersamaku. Aku pun terburu-buru karena waktu terus berjalan.

Setelah istirahat di sekolah aku baru sadar ternyata apa yang aku lakukan di pagi hari tadi adalah skenario Allah SWT agar aku memberikan Sebagian rizkiku kepada kakek tadi.  Terkadang kita merasa kecewa apa yang terjadi pada diri kita tanpa berfikir sebenarnya di balik kejadian pasti ada hikmah dan skenario Allah SWT.

Al Hamdulillah Ya Allah aku sudah menyadarinya dan mengambil hikmah dari sebuah kejadian pagi tadi.  

 

Tentang Penulis

Binti Wasi’atul Ilmi, S.Ag., M.Pd.I. Seorang pendidik, penulis dan pegiat literasi, ia tinggal di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk  JawaTimur.

Seorang PNS di Lingkungan Kemenag Kabupaten Nganjuk dan diperbantukan di SD. Bekerja sebagai pendidik di SDN 1 Ngepeh. Hobinya Jalan jalan. Riwayat Pendidikan mulai dari MIN Nanggungan sekarang MIN 2 Nganjuk, kemudian melanjutkan di MTsN 3 Nganjuk dan melanjutkan lagi di MAN 2 Kediri. S-1 ia tempuh di IAIN Malang yang sekarang menjadi UIN dan S-2 di tempuh di Pascasarjana IAIN Kediri.

Mulai menulis pada sebuah majalah Pendidikan “MEDIA” Majalah Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Tulisannya yang sudah terbit adalah artikel tentang seputar pendidikan. “Mengoptimalkan Otak Anak dengan Menggambar” , kemudian  “Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan dengan Mengganbar,  Saat ini sudah menulis puisi bersama dan sudah dibukukan dengan judul “Rindu dan Cinta” dan mencoba untuk menulis Ontologi Guru Inspiratif dan beberapa puisi.

Ia bisa disapa melalui:

e-mail: bintiwasik.bw@gmail.com

Instagram: bintiwasatulilmi

 

Post a Comment for "Ramadan Hari Ke-5"