Tindakanmu Diperhitungkan, Lawan Bullying!

 

Tindakanmu Diperhitungkan, Lawan Bullying!

Debrine Stefany, S.Pd., M.Pd.

 


Bullying menjadi trending topik yang semakin meningkat dan banyak terjadi di Indonesia, bahkan hampir semua sekolah mengalami tindakan bullying. Bullying adalah tindakan agresif yang biasanya dilakukan seseorang atau kelompok tertentu untuk mengintimidasi atau mendominasi orang lain yang dianggap lebih lemah. Tindakan bullying ini termasuk perilaku penyimpangan sosial yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Tidak hanya di sekolah, di lingkungan kerja ataupun di rumah maupun di lingkungan masyarakat juga banyak terjadi. Adapun bentuk-bentuk bullying yang seringkali terjadi yaitu bullying fisik, verbal, dan bullying tidak langsung.

Contoh dari bullying fisik: menonjok, mendorong, memukul, menendang, dan menggigit. Sedangkan contoh dari bullying verbal: menyoraki, menyindir, mengolok-olok, menghina, dan mengancam. Kemudian contoh dari bullying tidak langsung berbentuk mengabaikan, tidak mengikutsertakan, menyebarkan rumor/gosip, dan meminta orang lain untuk menyakiti.

Contoh bullying di atas, seringkali terjadi di sekolah apalagi di SD sehingga guru harus mampu menangkap sinyal-sinyal yang mengarah pada tindak bullying agar siswa tidak semakin terjebak dengan perilaku bullying yang sangat merugikan pada mental siswa lainnya, bahkan bisa menyebabkan rasa trauma yang sangat mendalam. Jika kita amati bersama, bullying terjadi karena adanya perbedaan ekonomi, agama, gender, tradisi, dan kebiasaan yang menjamur dalam istilah “senior terhadap juniornya”.

Selain itu, adanya perasaan dendam/iri hati juga bisa memicu terjadinya bullying, dan akhir-akhir ini penyebab bullying yang sering terjadi hingga viral yaitu adanya hasrat yang berlebihan untuk menguasai korban dengan kekuatan fisik dan bisa mengarah terhadap daya tarik seksual. Hal ini menjadi PR bersama bagi kita guru-guru di Indonesia untuk menjadi tempat yang nyaman dengan memberikan perlindungan untuk semua siswa kita di sekolah, bukan sebaliknya.

Guru bisa menyisipkan tentang “stop bullying” pada pembelajaran agar siswa selalu sadar bahwa keberagaman bukanlah permasalahan tetapi sebagai penguat dari kerukunan yang harus kita jaga di sekitar kita. Dengan sikap saling sayang sesama merupakan cara untuk melawan bully. Di SDN Cenlecen 1, guru kelas 6 selalu berpesan agar siswa tidak boleh melakukan tindakan bullying sebab bisa membawa mereka pada jeruji besi. Siswa selalu dimotivasi untuk menunjukkan prestasi dengan cara bersaing secara sehat, jalin pertemanan dengan semua siswa tanpa harus membeda-bedakan secara fisik, mengajak siswa untuk selalu percaya diri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dan melaporkan pada wali kelas jika ada siswa yang melakukan bullying di dalam maupun di luar sekolah.

Selain itu, ada kebiasaan yang dilakukan di kelas 6 sebelum memulai pembelajaran dan di akhir pembelajaran yaitu menyanyikan lagu “stop bullying” dan tepuk “anti bullying” sebagai bentuk penguatan bagi mereka agar terhindar dari perilaku bullying. Tidak hanya itu, guru kelas 6 selalu berada di dalam kelas ketika jam istirahat untuk memantau secara nyata apa saja yang biasa dilakukan oleh siswa kelas 6 pada saat jam istirahat dan tidak jarang pula guru seringkali ikut nimbrung di sela-sela siswa yang sedang berkumpul. Mendengarkan cerita mereka, bercanda sewajarnya, bermain bersama, bahkan membuat rujak bersama mereka dan menikmatinya tanpa ada jarak membuat kebahagiaan tersendiri bagi guru maupun siswa. Bentuk kasih sayang yang diberikan oleh guru secara tulus akan menimbulkan suasana yang nyaman dan aman buat siswa.

Hal yang tidak kalah penting adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang terbuka antara guru dan siswa, maka membuat siswa untuk berani menyampaikan sesuatu kepada guru sesuai yang mereka rasakan dan alami. Harapannya guru bukanlah sekedar menjadi guru, tetapi bisa menjadi orangtua di sekolah atau sahabat ternyaman bagi semua siswa, namun tetap menjunjung tinggi kesopanan di antara siswa dan guru.

 

 

 

 

 

 

 

Biodata Narasi

 

Debrine Stefany, S.Pd., M.Pd. lahir di Sampang, 23 Desember 1989. Dilahirkan dari keluarga guru (PNS) dan sekarang dirinya juga sebagai PNS di Kabupaten Pamekasan sejak tahun 2019 (Guru SDN Cenlecen 1 Kecamatan Pakong). E-mail: moyudeste@gmail.com sedangkan no.HP/WA 085785667204.

Motto dalam karya literasi adalah Menulislah!!! Dengan menulis, kau bisa luapkan semua rasa yang ada dihatimu. Karyamu akan dibaca sepanjang masa walau akhirnya kita telah tiada. Jangan pernah berhenti menulis, terus berkarya karena tulisanmu akan dibaca oleh pasanganmu dan anak-anakmu hingga menemukan sendiri takdirnya dibaca oleh khalayak umum.

Buku solo saya yang berjudul “Firasat Hitam” sebagai motivasi dalam membina rumah tangga dan mendidik anak dalam keluarga, serta meraih mimpi dan cita-cita bisa dijadikan referensi untuk program literasi (jika ada yang minat membeli silahkan pesan lewat WA).

Adapun puluhan karya antologi yang saya hasilkan bergenre puisi, cerpen, cerita anak, dan esai melalui kegiatan literasi tingkat nasional. Sekarang saya juga menjadi Ketua Ikatan Penulis Pendidik Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan yang siap bersinergi dengan pihak terkait yang ingin mengembangkan kegiatan literasi demi mewujudkan agen perubahan dalam bidang literasi.

Post a Comment for "Tindakanmu Diperhitungkan, Lawan Bullying!"