TOPIK AKSI NYATA: Strategi Mengidentifikasi Kebutuhan Dasar Peserta Didik

Aleepenaku.com-TOPIK AKSI NYATA: Strategi Mengidentifikasi Kebutuhan Dasar Peserta Didik. Aksi nyata ini adalah contoh bagi sahabat guru yang ingin menuliskan aksi nyata dengan topik yang sama. TOPIK AKSI NYATA: Strategi Mengidentifikasi Kebutuhan Dasar Peserta Didik adalah karya RUTH DEQUELJOE,SPd

Apa yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid 1. mengamati perilaku murid. 2 mengidentifikasi pengetahuan awal. 3menggunakan berbagai bentuk asesmen formatif, termasuk juga asesmen awal. 4berbicara dengan guru murid sebelumnya. 5mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran. 6membaca racpor murid dari kelas sebelumnya.

STRATEGI APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOGNITIF MURID? Pembuatan pertanyaan tentang topik-topik yang akan dipelajari juga merupakan salah satu cara yang baik untuk mengidentifikasi kebutuhan kognitif murid. Ini membantu guru mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar yang telah dimiliki murid.

CONTOH CARA-CARA YANG DAPAT DILAKUKAN GURU UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR MURID 1 mengamati perilaku murid-murid mereka; 2 mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari

MOTIVASI PERILAKU MENGHINDARI RASA SAKIT ATAU HUKUMAN Bapak/Ibu guru mana yang tidak ingin melihat muridnya berperilaku disiplin. Memberikan hukuman menjadi salah satu cara untuk mendisiplinkan murid. Padahal bisa saja hukuman itu membuat murid merasakan sakit dan berdampak jangka panjang.

MOTIVASI PERILAKU KARENA MENGINGINKAN HADIAH DAN PUJIAN

Agar murid rajin dan mematuhi perintah guru, hadiah dan pujian dijadikan cara untuk membujuk murid. Siapa yang tidak suka mendapat hadiah atau pujian? Jelas hampir sebagian kita suka dengan hadiah/pujian.

Konsep diri kita akan menguat jika dilandasi dengan motivasi internal. Berperilaku untuk menghargai nilai yang diyakini dan dirinya sendiri.

RESTITUSI DISIPLIN DIRI (RDD) Terkadang kita menerapkan praktik pendisiplinan yang berakibat ketaatan jangka pendek pada murid, seperti hukuman dan hadiah. Dalam aksi nyata saya ini, kita akan berkenalan dengan praktik pendisiplinan dengan metode restitusi. Kita juga akan menyelami lebih jauh tentang kenapa dan bagaimana praktik pendisiplinan seharusnya dilakukan untuk menimbukan pengendalian diri dan ketaatan jangka panjang bagi murid

ISI I SEGITIGA RESTITUSI: STABILIZE THE IDENTITY Apa yang harus kita lakukan ketika murid melakukan kesalahan? Bagaimana menanggapi anak yang bersalah, sehingga ia bisa belajar dari kesalahannya? Aksi nyata ini merupakan penjelasan praktis penerapan sisi pertama segitiga restitusi. Kita akan belajar bersama murid bahwa kesalahan merupakan bagian dari pembelajaran, serta bagaimana menormalkan kegagalan dalam pembelajaran

Sesi II Kenapa ya, ada murid yang selalu terlambat? Di sisi lain, apa ya penyebab murid yang selalu bersemangat belajar? Sisi kedua segitiga restitusi percaya, ada makna di setiap tindakan. Yuk pelajari bagaimana mengenali alasan di balik setiap tindakan dan bagaimana menggunakannya dalam menerapkan disiplin positif.

SESI III Menurut teori kontrol, yang telah kita pelajari sebelumnya, manusia melakukan sesuatu karena termotivasi secara internal. Sisi 3 segitiga restitusi percaya bahwa nilai-nilai keyakinan membuat murid termotivasi berperilaku tertentu. Dengan mempelajari ketiga sisi segitiga restitusi, kita akan belajar menerapkan restitusi demi mencapai disiplin positif dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi murid-murid.

POSISI KONTROL 5 Posisi Kontrol: Pembuat Rasa Bersalah Posisi kontrol pembuat rasa bersalah berusaha mengontrol dengan cara menyakiti murid. Mengapa bisa begitu? Aksi nyata ini mengajak kita untuk memahami lebih dalam terkait posisi kontrol pembuat rasa bersalah serta dampak kepada murid agar kelak kita bisa menghindari posisi kontrol ini nantinya

5 Posisi Kontrol

5. Posisi Kontrol: Teman Adakalanya kita ingin menjadi teman dengan murid-murid kita. Namun ternyata posisi kontrol ini, walaupun tidak menyakiti murid, belum mendorong mereka kepada motivasi internal. Mengapa bisa begitu? Aksi Nyata ini mengajak kita untuk memahami lebih dalam terkait penerapan posisi kontrol teman serta dampak kepada murid.

5 Posisi Kontrol: Pemantau Memantau artinya mengawasi. Mungkin kita pernah mengawasi murid berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Ternyata posisi ini juga belum mendorong murid pada motivasi internal. Mengapa bisa begitu? Aksi nyata ini mengajak kita untuk memahami lebih dalam terkait penerapan posisi kontrol pemantau serta dampak kepada murid.

5 Posisi Kontrol: Manajer Posisi manajer mendukung murid melakukan restitusi dan mendorong murid menemukan motivasi internalnya. Aksi nyata ini mengajak kita untuk memahami lebih dalam terkait penerapan posisi kontrol manajer serta dampak kepada murid agar kita dapat mempraktikannya di kelas nanti.

Pemberian Hadiah dalam Praktik Pendisiplinan di Kelas Pemberian hadiah dalam bentuk pujian, stiker, benda, dll terkadang membuat kita yakin ini adalah cara yang benar dan mudah untuk membuat murid menjadi disiplin. Padahal dampak dari pemberian hadiah tidak akan membuat murid menjadi disipiln

HUKUMAN DI SAAT MURID MELANGGAR ATURAN, KERAP KALI KITA MEMBERIKAN SANKSI BERUPA HUKUMAN YANG TIDAK ADA KORELASI ANTARA KESALAHAN DAN BENTUK HUKUMANNYA. APAKAH INI CARA YANG TEPAT

Konsekuensi Adanya aturan atau kesepakatan dalam kelas/sekolah diikuti oleh sanksi berupa konsekuensi. Bagaimana konsekuensi dapat berperan untuk membuat murid menjadi disiplin? Aksi nyata ini mengajak kita melihat apakah betul memberikan konsekuensi merupakan cara terbaik untuk kita mengajak murid untuk menjadi disiplin.

Restitusi Restitusi mengajak kita untuk menerapkan praktik displin dengan kembali mengingat kebutuhan dasar hidup manusia. Aksi nyata ini mengajak kita untuk mengerti lebih jauh akan praktik pendisiplinan dengan metode restitusi. Lebih jauh, kita juga akan melihat perbedaan restitusi dengan hukuman dan konsekuensi.


Post a Comment for "TOPIK AKSI NYATA: Strategi Mengidentifikasi Kebutuhan Dasar Peserta Didik"