![]() |
Survey karakter siswa (https://pusmendik.kemendikdasmen.go.id/) |
Infopedia-Pada pelaksanaan AKM tahun 2025, salah satu yang harus diikuti oleh siswa adalah Survey Karakter Siswa. Apa saja yang perlu diketahui tentang survey karakter ini?
Di era modern saat ini, penguatan karakter siswa menjadi fokus utama dalam dunia pendidikan. Karakter dipahami sebagai sifat batin yang membentuk identitas unik setiap individu, sekaligus menjadi landasan dalam menentukan pola perilaku seseorang.
Lebih dari sekadar atribut kepribadian, karakter mencerminkan nilai-nilai dan sikap yang memandu seseorang dalam berinteraksi secara etis di masyarakat. Tak heran jika perilaku positif seperti empati, tolong-menolong, dan toleransi sering kali menjadi tolok ukur dalam menilai karakter seseorang (Fleeson et al., 2014; Baehr, 2017).
Berbagai jenis karakter dapat tumbuh dalam diri individu dan memiliki variasi yang luas. Dalam konteks global abad ke-21, Griffin dan Care (2014) menekankan pentingnya mengembangkan baik keterampilan kontemporer maupun keterampilan tradisional untuk mempersiapkan generasi muda sebagai pelajar, tenaga kerja, dan warga negara yang aktif dan adaptif.
Kerangka kompetensi ini mencakup cara berpikir (thinking skills), cara bekerja (working skills), penggunaan alat kerja (tools for working), serta cara menjalani hidup di tengah dinamika dunia.
Integrasi Nilai Pancasila dalam Survei Karakter Siswa
Meski mengacu pada standar kompetensi global, Survei Karakter Siswa di Indonesia tetap berpijak pada nilai-nilai luhur yang tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila. Inisiatif ini bertujuan untuk menanamkan kembali semangat ideologi bangsa Indonesia, Pancasila, ke dalam kepribadian peserta didik secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Profil Pelajar Pancasila menggambarkan seperangkat karakter dan kompetensi yang mencerminkan nilai-nilai dasar bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun enam karakter utama yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila adalah:
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
Bergotong royong,
Kreatif,
Bernalar kritis,
Berkebinekaan global, dan
Mandiri.
Melalui survei ini, akan diperoleh data penting seperti profil perkembangan karakter secara keseluruhan, capaian masing-masing karakter, serta pencapaian setiap indikator karakter yang telah ditetapkan.
Pengukuran ini dirancang agar sejalan dengan berbagai survei karakter internasional, memungkinkan hasilnya untuk dibandingkan dan dijadikan dasar perbaikan kebijakan pendidikan karakter di masa depan.
Survei Karakter Siswa: Pilar Transformasi Pendidikan Berbasis Nilai
Penyusunan model konseptual dalam Survei Karakter Siswa berbasis Profil Pelajar Pancasila dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai hasil studi sebelumnya, serta menyelaraskannya dengan identitas dan jati diri bangsa.
Ini dilakukan agar hasil survei tidak hanya kontekstual secara nasional, tetapi juga relevan secara internasional. Penggunaan kata kunci yang menggambarkan keenam karakter utama menjadi strategi untuk memastikan setiap indikator mampu menangkap esensi dari nilai-nilai tersebut secara utuh.
Penguatan karakter melalui Survei Profil Pelajar Pancasila bukan sekadar alat evaluasi, melainkan sebuah upaya besar dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan sosial.
Di tengah tantangan abad ke-21 yang kompleks, survei ini menjadi pondasi penting dalam menyiapkan peserta didik agar mampu menjadi pelajar berkarakter, inovatif, kritis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dalam tataran lokal maupun global.
6 Pilar Karakter Profil Pelajar Pancasila: Fondasi Emas Pendidikan Karakter Abad 21
Pendidikan karakter kini menjadi pilar utama dalam membentuk generasi unggul. Salah satu pendekatan komprehensif yang diadopsi oleh sistem pendidikan Indonesia adalah melalui Profil Pelajar Pancasila, sebuah kerangka nilai dan kompetensi yang menggambarkan sosok pelajar ideal bangsa.
Dalam konteks ini, enam karakter utama pelajar Pancasila menjadi penopang utama pembentukan pribadi yang beriman, cerdas, kreatif, dan memiliki jiwa sosial tinggi. Keenam karakter ini tidak hanya menjadi identitas nasional, tetapi juga relevan dalam menjawab tantangan global abad ke-21.
1. Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia sebagai Landasan Moral
Karakter pertama yang menjadi fondasi dalam Profil Pelajar Pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Nilai ini menekankan pentingnya pengamalan ajaran agama dan kepercayaan dalam tindakan nyata sehari-hari.
Siswa diharapkan mampu menunjukkan sikap yang mencerminkan moral tinggi, baik terhadap sesama manusia, terhadap lingkungan alam, maupun terhadap negara. Dengan demikian, karakter ini tidak sekadar bersifat religius, tetapi juga menjadi kekuatan moral dalam membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dan berintegritas.
2. Gotong Royong sebagai Jiwa Kolektif Bangsa
Gotong royong merupakan ciri khas budaya Indonesia yang mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas. Dalam konteks karakter gotong royong, siswa diajak untuk aktif dalam kerja sama, saling membantu, dan menumbuhkan kepedulian sosial.
Karakter ini sangat penting ditanamkan sejak dini agar peserta didik tidak hanya fokus pada pencapaian individu, tetapi juga mampu berkontribusi dalam kegiatan kolektif demi kemajuan bersama.
3. Kreativitas sebagai Penanda Generasi Inovatif
Karakter kreatif pada pelajar Pancasila mencerminkan kemampuan individu dalam menciptakan solusi baru, berpikir di luar kebiasaan, dan menyalurkan ide-ide inovatif dalam berbagai aspek kehidupan.
Kreativitas siswa dapat dikenali dari cara mereka menyelesaikan masalah menggunakan pendekatan tak biasa, menceritakan pengalaman unik, serta kesenangan dalam melakukan kegiatan kreatif seperti menulis, menggambar, atau merancang sesuatu yang baru.
4. Nalar Kritis sebagai Kemampuan Berpikir Cermat
Di era informasi, kemampuan bernalar kritis menjadi kebutuhan mutlak. Karakter ini menuntut pelajar untuk mampu mencari informasi yang relevan, bahkan jika informasi tersebut bertentangan dengan pandangan pribadi.
Siswa juga harus terampil dalam mengevaluasi sudut pandang yang beragam dan membuat keputusan berdasarkan prinsip etika universal serta mempertimbangkan dampaknya. Ini menjadikan pelajar tidak mudah terpengaruh dan mampu mengambil keputusan secara rasional.
5. Kebhinekaan Global sebagai Wawasan Internasional
Dalam dunia yang semakin terhubung, pelajar dituntut untuk memiliki karakter kebhinekaan global, yaitu sikap terbuka terhadap perbedaan budaya, etnis, dan latar belakang sosial.
Pelajar Pancasila yang memiliki kebhinekaan global akan mampu menjalin kolaborasi lintas negara, menghargai perbedaan, serta berkontribusi dalam menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan global. Nilai ini memperkuat identitas sebagai warga dunia yang tetap berpijak pada akar budaya nasional.
6. Kemandirian sebagai Modal Menjadi Pribadi Tangguh
Karakter terakhir dalam Profil Pelajar Pancasila adalah kemandirian, yang mencakup kesadaran siswa akan potensi dan keterbatasan dirinya. Dengan memiliki pemahaman ini, pelajar mampu menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, merancang langkah-langkah untuk mencapainya, serta tetap gigih meskipun menghadapi rintangan.
Kemandirian menjadikan siswa mampu berdiri di atas kaki sendiri, tanpa selalu bergantung pada orang lain.
Menguatkan Pendidikan Karakter Lewat Profil Pelajar Pancasila
Penerapan enam karakter utama dalam Profil Pelajar Pancasila merupakan langkah strategis dalam membentuk pelajar yang tangguh, cerdas, dan berdaya saing global. Pendidikan karakter tidak hanya membekali peserta didik dengan kecakapan akademis, tetapi juga membangun integritas, empati, dan komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
Melalui integrasi nilai-nilai ini dalam kehidupan sekolah dan masyarakat, Indonesia dapat mencetak generasi emas yang siap menghadapi masa depan dengan karakter kuat dan kompetensi unggul.
Sumber: https://pusmendik.kemendikdasmen.go.id/an/page/survei_karakter
Post a Comment for " AKM 2025: Survei Karakter Siswa Berbasis Profil Pelajar Pancasila"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.