Perbedaan Mendasar Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka

Aleepenaku.com-Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka. Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka ini seringkali menjadi pertanyaan di kalangan pendidik. Meskipun pada dasarnya telah melakukan asesmen atau penilaian ini. Akan tetapi, sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka, sepertinya asesmen mendapat perhatian dari berbagai guru. Maksudnya, Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka ini masih dibandingkan dengan penilaian harian, ulangan maupun tes. Meskipun pada prinsipnya banyak memiliki kesamaan.





Sebagaimana dijelaskan secara rinci pada laman resmi https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum, bahwa Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka memiliki teknik yang beragam. Teknik inipun mungkin kita juga sudah melaksanakannya. Perhatikan beberapa esensi dari Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka sebagai berikut.



Pengertian Asesmen Formatif, berdasarkan tujuannya.

Asesmen formatif atau Penilaian Formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Selain itu juga untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Maka, berdsarkan tujuannya, asesmen formatif dapat dilakukan oleh seorang guru di awal dan di sepanjang proses pembelajaran. Jadi, dalam satu kali tatap muka pembelajaran, guru dapat melakukan asesmen atau penilaian formatif.

Apa manfaatnya? Sebagaimana pelaksanaannya ketika pembelajaran berlangsung, bahwa dengan asesmen formatif ini, seorang guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa atau muridnya. Guru juga dapat mengidentifikasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi murid, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan belajar murid. 

Selanjutnya, informasi yang diperoleh sesuai dengan hasil asesmen formatiff, dapat dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru. Asesmen formatif ini sangat penting bagi guru untuk menentukan pola pembelajaran yang relevan bagi murid-muridnya.

Manfaat Asesmen Formatif Bagi Murid

Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk melakukan refleksi. Manfaat lainnya adalah untuk memonitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya. Kemudian, juga bermanfaat untuk langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan terus capaiannya. Tentu saja, hal ini sangat penting penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Manfaat Asesmen Formatif Bagi Guru

Bagi guru, asesmen formatif dapat berguna untuk merefleksikan diri dan kemampuan guru dalam strategi pembelajaran yang diterapkan. Selain itu, juga untuk meningkatkan efektivitas dalam merancang skenario dan melaksanakan pembelajaran. 

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa asesmen ini juga daapt memberikan informasi tentang kebutuhan belajar muridnya. Sehingga, kebutuhan murid dalam belajar dapat diakomodir oleh guru.


Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merancang Asesmen

Hal yang sangat penting untuk diperhatikan guru dalam merancang asesmen formatif, sebagai berikut:

Asesmen formatif tidak berisiko tinggi. Asesmen formatif dirancang bukan untuk menentukan nilai rapor. Asesmen formatif bertujuan untuk tujuan refleksi pembelajaran. Jadi, asesmen formatif tidak  digunakan untuk sebuah keputusan naik kelas, menentukan peringkat dan nilai rapor, kelulusan, dan atau keputusan lainnya.

Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.

Asesmen formatif merupakan bagian dari proses pembelajaran. Sehingga, dilaksanakan saat proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Asesmen formatif dapat dilakukan oleh guru secara sederhana. Harapannya dapat memperoleh umpan balik dengan relatif cepat.

Asesmen formatif dapat memberikan informasti tentang kesiapan murid dalam belajar apabila asesmen ini dilakukan di awal KBM. Guru dapat merancang proses pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan murid.

Instrumen asesmen formati yang digunakan dapat menggambarkan sebuah informasi tentang kekuatan, perlunya peningkatan belajar, berkarya, performa dan sebagainya. Bukan saja hasil berupa angka-angka.


sumber gambar: https://smpn1juwangi.sch.id/

Pengertian Asesmen Sumatif, berdasarkan tujuannya.

Asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Dasmen) bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid. Kemudian juga dijadikan sebagai dasar penentuan dalam menentukan keputusan kenaikan kelas dan /atau kelulusan dari sekolah. 

Asesmen sumatif pada jenajng pendidikan anak usia dini (PAUD), digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan murid. Jadi asesmen formatif ini bukanlah sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau bahkan kelulusan. 

Pada jenjang PAUD, Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar murid.  Isi laporan hasil belajar murid itu adalah pencapaian pembelajaran dan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Rapor pada anak usia dini menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan anak serta deskripsi pencapaian belajar selama satu semester.

Berbeda dengan asesmen foramtif, bahwa untuk ssesmen sumatif ini dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Setidaknya pada setiap akhir satu lingkup materi. Perlu diketahui bahwa untuk satu lingkup materi dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif juga dilaksanakanm pada akhir semester, atau juga pada akhir fase. 

Asesmen sumatif, tidak saja berupa tes semata. Guru dapat menggunakan teknik dan instrumen yang lainnya, seperti observasi dan performa (misalnya: praktik, karya produk, projek, atau portofolio).


Teknik Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Perhatikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi atau dilakukan untuk melakukan asesmen formatif maupun sumatif, sebagai berikut:

Observasi: Penilaian dengan pengamatan perilaku yang dilakukan secara berkala. Fokus observasi adalah semua semua murid ataupun per individu. 

Kinerja: Penilaian yang dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.

Projek: Kegiatan penilaian dengan aktivita atau kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.

Tes tertulis: Tes berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

Tes lisan: Pemberian pertanyaan yang dijawab secara lisan, .

Penugasan: Tugas yang diberikan dapat mengukur pengetahuan murid.

Portofolio: Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya murid sesuai dengan perkembangan murid.


Sumber artikel: https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/asesmen/formatif-dan-sumatif/

3 comments for "Perbedaan Mendasar Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka"

  1. Tulisan yang penting dan beemanfaat untuk teman2 guru. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. MasyaAllah. Terima kasih Coach. Makasih atas atensinya.

      Delete

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.