Membentuk Pola Pikir Matematika

Aleepenaku.com-Bagaimana Membentuk Pola Pikir Matematika? Nah, kali ini admin akan memaparkan hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang sudah dibukukan. Pentingnya Membentuk Pola Pikir Matematika bagi siswa dapat dijabarkan pada artikel berikut.


Pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam kelas tertentu untuk memahami, menyikapi, melakukan perubahan dan memiliki keterampilan sebagai bentuk hasil belajar. Sedangkan pendidikan secara umum sebagai upaya sadar dan sesuai dengan rencana dalam transformasi ilmu pengetahuan. Sehingga menjadi sarana yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Setiap konsep atau prinsip dapat dimengerti secara sempurna jika pada awalnya disajikan dalam bentuk konkrit. 


Pola Pikir Matematika

Mengapa matematika terkesan menjadi mata pelajaran yang “menakutkan” bagi siswa? Setiap guru mungkin juga pernah merasakan apa yang dialami oleh siswanya. Jawabannya, hal pertama yang paling “mengganggu” sebenarnya adalah pola pikir atau mindset.

Pola pikir atau mindset merupakan hal mendasar bagi siswa untuk memahami matematika. Jika seorang siswa memiliki pola pikir negatif terhadap matematika, maka kemungkinannya ia tidak akan menyukai mata pelajaran matematika. Matematika kesannya merupakan mata pelajaran yang sulit. Sehingga, ada saja siswa yang kurang optimis untuk bisa mahir matematika. Kondisi ini tidak bisa disalahkan begitu saja. Pikiran siswa yang demikian hadir bisa karena pengalamannya yang kurang nyaman saat belajar matematika.

Dalam hal ini, dimaksudkan bahwa pola pikir siswa diupayakan dapat diarahkan dengan tepat. Dicoba dengan telaten untuk menggeser mindset siswa. Mulai dari matematika itu dirasa sulit menjadi matematika menjadi hal yang biasa saja. Tentu saja guru perlu mengajak siswa berpikir realistis dahulu untuk memahamkan cakupan bidang studi matematika.

Ternyata, matematika itu bukan menghitung secara rumit. Namun, matematika memiliki keunikan tersendiri dan asyik dipelajari. Misalnya, menunjukkan benda nyata sebagai peraga matematika. Guru dapat menunjukkan benda nyata bervolume, bidang datar, aliran air sebagai debit, dan lain sebagainya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit pola pikir siswa mulai terbuka. Matematika bukan saja mempelajari hal yang abstrak. Benda nyata saja, bisa dikategorikan bagian dari materi matematika.

Pola pikir siswa harus terus diasah agar terbentuk pikiran yang menerima bahwa matematika mudah dipelajari dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh kontekstual dan praktik nyata dapat membantu siswa memahami matematika mulai dari dasar. Yakni, memahami matematika dimulai secara konkret atau objek nyata.

Selanjutnya, mindset itu akan bertumbuh (growth mindset) semakin baik. Siswa akan mulai memiliki pemikiran terbuka dan berkembang tentang matematika. Guru terus memberikan penguatan mengenai pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, dalam aktivitas sehari-hari nyaris tidak ada yang lepas dari peran matematika. Sehingga, semua dimensi kehidupan ini dapat dihubungkan dengan peran matematika.

Nah, di sinilah mind set matematika (memahami matematika secara sederhana) mulai terbentuk. Dimulai dari pemahaman yang sederhana tentang pentingnya matematika untuk dikuasai menandakan adanya perkembangan terhadap pola pikir siswa. Harapannya, pola pikir matematika ini terus mengakar dalam alam bawah sadar siswa. Sehingga, matematika tidak lagi menjadi monster yang menakutkan bagi siswa.


Kondisi Nyata dan Rencana Perubahan di Kelas

Dalam kelas pembelajaran, menag sering ditemukan kondisi nyata yang terjadi. Bahwa terdapat beberapa siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata dalam bidang matematika. Sekali lagi, disebabkan konsep abstrak matematika seringkali membuat siswa menjadi bosan belajar. Oleh karena itu, perlu upaya guru untuk meningkatkan semangat belajar mereka, selain membentuk mindset.

Dalam usaha untuk mempertinggi proses belajar siswa dan mengkongkritkan hal-hal yang bersifat abstrak, maka perlu adanya alat bantu atau alat peraga dalam pembelajaran matematika. Alat peraga akan sangat membantu anak-anak yang daya tilik ruangnya dan belajar melalui telinganya kurang. Konsep abstrak matematika yang disajikan dalam bentuk konkret akan lebih dapat dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.

Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.

Sekali lagi, bahwa dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain.

Sebagian memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai. 

Adanya pemahaman yang kurang menyeluruh tentang matematika, juga membuat pola pikir kita menjadi kurang relevan dengan yang seharusnya. Banyak orang yang menyamakan antara matematika dengan aritmatika matematika atau berhitung. Padahal matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Aritmatika hanyalah bagian dari matematika.

Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu: aritmatika, aljabar dan geometri. Matematika adalah bidang studi yang harus dipelajari dari SD sampai dengan perguruan tinggi, untuk itu agar siswa dapat memahami matematika dengan baik diperlukan konsep dasar matematika yang diajarkan di SD, untuk memudahkan hal tersebut maka digunakanlah alat peraga matematika pada siswa SD yang cara berfikirnya masih bersifat konkret.

Kegiatan belajar mengajar yang diikuti dengan pemakaian alat peraga sangat besar artinya bagi keberhasilan belajar siswa, karena akan membantu siswa untuk lebih memahami dan menguasai materi yang diajarkan. Dengan alat peraga siswa dapat melihat, meraba, mengungkapkan dengan memikirkan secara langsung obyek yang sedang mereka pelajari. Sehingga konsep abstrak yang baru dipahaminya itu akan mengendap, melekat dan tahan lama bila ia belajar melalui berbuat dan pengertian, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta. Dengan demikian, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk mempermudah pemahaman konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak. 

Dalam kelas pembelajaran di kelas, terlihat belum optimalnya hasil belajar Matematika. Terutama ketika tindakan penelitian dilakukan siswa kelas V SDN Pajagalan II Kabupaten Sumenep. Maka, penulis berupaya untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Yakni, berusaha optimal memanfaatkan alat peraga barang bekas (rangkas) dan sederhana dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga pelajaran matematika tidak dianggap pelajaran yang membosankan dan terkesan sulit di mata siswa.

Maka setelah memahami tentang bagaimana membentuk pola pikir siswa dan upaya mengatasi rendahnya hasil belajar, perlu melakukan perubahan cara di kelas. Yakni belajar matematika dengan cerdas menggunakan alat peraga rangkas. Cara ini mungkin saja sudah banyak dilakukan oleh guru. Namun, konsistensi dan komitmen untuk melakukan perubahan sangatlah penting untuk ditanamkan dalam mindset guru.

Sumber bacaan: gurusiana.id

Post a Comment for "Membentuk Pola Pikir Matematika"