Dahsyat! Cara Memulai Menulis Buku dengan Mudah, Siapa Saja Bisa

Sahabat aleepenaku.com yang luar biasa. Ungkapan pertama yang muncul dalam benak kita, ketika dihadapkan pada situasi yang dianggap berat, “Saya tidak bisa”. Padahal, sebenarnya mind set negatif adalah bayangan belaka. Pikiran berkecamuk dan menimbulkan rasa cemas, sebab kita belum pernah melakukannya.

Kita juga mendengar kata “pemula” dalam dunia tulis menulis. Sebab, kita merasa belum bisa menulis menjadi buku. Tidak mengapalah itu menjadi bagian dari alasan logis pikiran kita. Namun, sebenarnya, ada beberapa alasan yang mendasar, ketika kita belum memulai menulis buku:

  1. Merasa nyaman di zona aman selama ini.
  2. Merasa orang lain lebih hebat dan bisa dari pada kita.
  3. Kita belum bisa menulis yang bagus.
  4. Saya tidak bisa memulai.
  5. Kesulitan mencari dan menemukan kata-kata.
  6. Berat menulis satu paragraph.
  7. Sebaiknya, saya melihat saja, tidak usah menulis.
  8. Saya sibuk dengan pekerjaan lain.
  9. Usia saya sudah tua, sebentar lagi purnatugas.
  10. Saya tidak butuh naik pangkat lagi.
  11. Menulis itu pekerjaan orang yang tidak mau kerja keras.
  12. Menulis itu terlalu sulit.
  13. Biarlah yang muda-muda saja.
  14. Saya bukan guru mata pelajaran, tidak perlu menulis.
  15. Saya bukan PNS
  16. Saya PNS, jadi tidak perlu susah-susah menulis.
  17. Menulis itu membuang waktu.
  18. Saya ingin tenang dengan tidak menulis.
  19. Biarkan saya menjalani kehidupan saya yang seperti ini.
  20. Kamu hebat, makanya bisa menulis.
  21. Dan alasan lainnya.

Namun, sebenarnya alasan utama yang tidak kita katakan dalam hati kita adalah sebagai berikut:

  1. Malas dan tidak mau berusaha belajar menulis
  2. Kurang komitmen diri dalam berliterasi.
  3. Tidak percaya pada kemampuan diri yang sebebarnya, BISA.

Nah, dengan demikian, pada hakikatnya, kita semua bisa menulis. Siapa saja. Guru, karyawan, santri, siswa, pejabat, ibu rumah tangga, pengusaha, dan lainnya. Maka, kunci dasar dalam mind set untuk memulai menulis adalah bahwa kemampuan yang kita miliki tak akan berarti tanpa aksi nyata untuk menulis. Banyak orang merasa pintar, bahkan menjadi narasumber di mana-mana, tetapi ia tidak menulis buku. Sebabnya? Kembali lagi pada alasan di atas.

Guru, sebenarnya adalah modal besar untuk bisa menulis. Sebab, profesi guru telah diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan keprofesian yang berkaitan erat dengan tugas tulis menulis. Jadi, kita telah memiliki modal untuk bisa memulai menulis.

Satu kata yang seringkali kita dengar, yaitu penulis pemula. Yakni sering dikatakan oleh penulis yang baru memulai. Padahal, menurut lain, tidak ada istilah penulis pemula. Semua penulis adalah penulis.

Bahkan, saya berpendapat bahwa semua guru adalah penulis. Setidaknya, kita sebagai guru, telah pernah menulis tugas akhir saat di bangku kuliah. Yaitu, menulis skripsi atau tugas akhir lainnya. Nah, justru tulisan ilmiah yang seperti kita lamai dulu, itulah tulisan yang sulit. Tetapi, mengapa kita bisa melakukannya? Sebab, ada batas waktu dan konsekuensi.

Nah, cobalah ingat kembali, bahwa saat menulis laporan hasil penelitian, kita melakukannya dalam waktu beberapa bulan. Tulisan tugas akhir yang kita lakukan, masih saja didahului dengan kegiatan penelitian. Baik penelitian lapangan maupun studi kepustakaan. Jika dipikir kembali, seharusnya menulis skripsi atau tugas akhir itu adalah kegiatan menulis yang cukup berat. Sebaliknya, berarti saat ini kita semestinya lebih bisa lagi menulis. Kita bisa menulis dengan lebih mudah.

Oleh karena itu, memulai menulis, membutuhkan keberanian niat dan tindakan. Maka, langkah pertama yang harus dilakukan kita adalah memberanikan diri untuk menulis. Silakan menulis apa saja sesuai dengan keinginan kita. Lebih baik lagi, menulis sesuai dengan bidang yang kita tekuni. Itu prinsip saya.

Janganlah pernah berpikir tulisan kita bagus atau tidak, itu yang pertama untuk meyakinkan diri agar bisa menulis. Siapa saja yang akan membaca tulisan kita ataupun tak ada yang membaca. Singkirkan dahulu pikiran negatif itu. Menulis saja. Jangan pedulikan pikiran negatif menggerogoti mind set positif kita.

Langkah kedua, bangun mind set harus percaya diri. Percaya pada diri sendiri bahwa kita pasti bisa menulis. Sebab, dengan menulis sebenarnya menunjukkan bahwa kita ada. Itulah jati diri kita. Sehingga menebalkan rasa percaya diri itu sudah seharusnya kita tanamkan.

Kemudian, yang ketiga, lakukan menulis dengan konsep yang Sederhana, Ringan dan Mudah (Serindah). Jangan diperumit dengan segala prosedur menulis yang mengekang kreativitas kita. Menulis saja sesuai dengan naluri kita. Sebab, nanti tulisan kita juga akan dibaca ulang. Saatnya nanti, masih bisa diedit kembali apabila ada hal yang perlu dibenahi. Maka, model menulis dengan gaya seperti ini dimaksudkan agar kita terlepas dari banyak beban. Beban beratnya, seolah-olah aktivitas menulis dianggap sebagai sesuatu yang berat dan menakutkan.

Satu tip yang sederhana. Yaitu perlu terus diingat dan dipahami bahwa dalam kegiatan menulis, kita wajib terus berlatih, berlatih menulis. Menulis dengan konsisten adalah modal besar menjadi penulis yang memiliki habit yang baik. Lalu, datangkan kosakata, ide, inspirasi, gagasan dan bandingan jenis dan model tulisan dengan membaca bahan bacaan sebanyak-banyaknya.

Apakah yang mau dibaca? Buku, majalah, blog, web, koran, media online, tabloid, dan apa saja yang sesuai dengan minat baca kita.

Seperti yang telah dilakukan dan dipraktikkan oleh admin aleepenaku di banyak tempat dengan guru sasaran yang berbeda, ternyata resep menulis Serindah itu manjur. Banyak menghasilkan guru penulis. Baik di daerah tempat tinggal sendiri maupun di daerah lainnya.

Tentang konsep menulis Serindah itu, konsep dasar yang dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Jika kita kesulitan untuk menulis judul, tulis saja isinya. Jangan membuang waktu dengan memikirkan judul yang tidak selesai-selesai. Tulis saja sesuai dengan apa dalam pikiran kita. Abaikan dahulu judul tulisan kita.
  2. Ingatlah, bahwa memulai menulis paragraf pertama, harus menarik. Caranya? Cari sesuatu yang menarik dan membuat penasaran pembaca dari tema tulisan kita. Itulah yang disebut dengan angle atau sudut pandang kejutan. Nah, hal yang unik dan menarik ini akan memantik pembaca ingin melanjutkan untuk membacanya.
  3. Mulailah dengan cara yang mudah: Segera munculkan rasa ingin tahu. Sesuatu yang tidak kita ketahui, carilah sumbernya. Cari sumber informasinya dari mana saja. Jika berupa pengalaman, tulis hal yang mengesankan. Kemudian, kita harus berusaha menjawabnya. Berarti dijawab dengan tulisan, yakni mengembangkan dari apa yang dimunculkan pada paragraph pertama. Setelah mengembangkan dengan kalimat pengembang, maka tulisan kita tambahkan dengan bumbu yang menarik. Artinya, cantumkan diksi-diksi menarik untuk menggugah semangat para pembaca.
  4. Janganlah menulis dengan kalimat menggurui: Hindari menulis dengan memberikan definisi tanpa mempertimbangkan sumber studi Pustaka. Jangan sampai sesuatu yang perting dan prinsip tanpa ada sandaranya, sehingga seolah-olah itu adalah kalimat kita sendiri. Memiliki perasaan bahwa itu kalimat kita yang paling bagus dan menganggap bahwa tulisan orang lain kurang baik.
  5. Dalam menulis, jangan risau. Ceritakan dengan ringan dan mudah tentang apa saja yang kita tahu dan alami. Jangan menulis sesuatu yang tidak kita tahu: Maka, yang dapat kita tulis, yaitu: Pengalaman pribadiInspirasi yang hadir dari orang lainBidang yang dikuasaiHobi yang sedang ditekuniSakit yang pernah dideritaSelamat dari bencana dan musibah, nasihat, khutbah, dan apa saja yang bis akita kemas dalam bentuk tulisan menjadi karya buku.
  6. Menulislah dengan memanfaatkan pancaindera: Menulis apa yang dilihat, didengar, dikecap, diraba, dibaui. Deskripsikan hal tersebut menjadi kata-kata dan tulisan. Maka, menulisllah degan Mengalami, Merasakan, dan Berimajinasi.

Sebagiamana yang sering dicontohkan dalam pelatihan, terutama untuk guru bidang studi di satuan pendidikan SMP, maka satu kata saja, dapat dijadikan beberapa kalimat menurut versi mata pelajarannya. Misalnya tentang diksi “air”, seperti contoh berikut.

  1. Air adalah benda cair yang bisa digunakan berwudhu apabila suci dan mensucikan (Kata Guru Agama)
  2. Air adalah benda cair yang banyak manfaatnya (IPA)
  3. Adik selalu minum air putih setelah makan (Bahasa Indonesia)
  4. Untuk menghitung debit air, diperlukan praktik yang nyata (Matematika)
  5. Air hujan dapat menumbuhkan tanaman (Biologi)
  6. Bencana banjir menyebabkan air sungai meluap (IPS)
  7. No life without water (Bahasa Inggris)
  8. Ngenom aeng mon pelka’ (Bahasa Madura)
  9. Menurut sejarahnya, dahulu dunia ini penuh dengan air (sejarah)
  10. Warga desa bergotong royong mengangkut air bersih dari mobil tanki (PPKn)
  11. Lukislah air yang jernih (SBdP)
  12. Gunakan air untuk adonan kue yang dipraktikkan itu (Prakarya)
  13. Air mengalir sampai jauh (Lirik lagu; seni musik)
  14. Dan sebagainya.

Nah, secara teknis langkah-langkah menulis yang mudah adalah sebagai berikut:

  1. Munculkanlah Ide yang Unik, Langka, Pengalaman, Hayalan, Peristiwa, dan lainnya.
  2. Temukan poin yang menarik, angle yang dahsyat.
  3. Buat peta urutannya berupa out line atau kerangka tulisan
  4. Tulislah dengan perasaan dan nalar (sesuai memori 5M di atas)
  5. Perhatikan tata cara penggunaan kaidah kebahasaan (ejaan, tanda baca, kebakuan, efektifitas kalimat) sesuai PUEBI
  6. Baca ulang tulisannya, lakukan editing dan pembenahan
  7. Jika menulis buku, kumpulkan tulisan sesuai tema di web.blog.drive dan lainnya milik kita.
  8. Jika menulis untuk buku antologi, cukup menulis satu kali dengan kerangka yang lebih simple.
  9. Berilah Judul (jika di awal belum ada judul)

Contoh Outline Artikel untuk Buku Antologi

Judul: Mendongkrak Literasi Sekolah: Dari Mangkrak, Beranjak menuju Puncak

1.    GLS

2.    KIAT

2.Kesiapan Program dan Kerjasama

2.Bedah Kelas Literasi

2.Kegiatan Rutin Literasi Kelas

2.Jurnal Literasi Kelas

2.Mengoptimalkan Peran Guru

3.    SIMPULAN

3.

Contoh Outline Buku

Judul Buku: Bedah Literasi Kelas (Catatan Literasi Pak Guru)

BAGIAN 1

Literasi dalam Kelas

Menyamakan Persepsi Siswa

Dukungan Orang Tua Siswa

BAGIAN 2

Menumbuhkan Kebiasaan Berliterasi

Nuansa Kelas Literasi

Jurnal Literasi Kelas

Peran Guru dalam Kegiatan Literasi

BAGIAN 3

Catatan Literasi dalam Pembelajaran

BAGIAN 4

Literasi dalam Kegiatan Sekolah

BAGIAN 5

Produk Literasi Kelas

BAGIAN 6

Evaluasi dan Pengembangan Literasi Kelas

Nah, dalam sebuah pelatihan, para peserta “ditantang” untuk menuliskan pengalamannya dalam mengajar pada masa pandemi ini. Maka, out line yang mungkin disajikan, adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut.

  1. Mengapa perlu pembelajaran daring pada masa pandemi?
  2. Bagaimana cara guru menyosialisasikan pembelajaran dari kepada orang tua dan siswa?
  3. Apa saja metode dan media yang digunakan?
  4. Bagaimana pelaksanaannya? (Kegiatan pendahuluan, skenario pembelajaran, refleksi dan penilaian, tindak lanjut)
  5. Bagaimana guru memberikan umpan balik terhadap karya siswa?
  6. Apa saja temuan dalam pembelajaran daring?
  7. Apa saja yang bisa direkomendasikan kepada diri sendiri, siswa, orang tua, satuan pendidikan dan dinas terkait atau pemerintah?
  8. Apa saja simpulannya.

Jadi, dalam menulis untuk buku atau buku antologi, jangan sampai menulis hal yang kontroversi dan dapat menimbulkan persepsi tidak baik bagi pembaca.

Selamat mencoba!

Kemudian, untuk informasi penting lainnya, silakan dibaca juga:

Tip Menulis Ala Wakil Bupati Sumenep

Cara Menulis Cerpen yang Menakjubkan

Cara Mudah Menulis Opini di Blog

Kumpulan Cerita Inspiratif Siswa

Aplikasi PAK Terbaru 2021-2022

Cara Menghitung Kebutuhan Angka Kredit Guru

Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Download Buku Pedoman PKB (Buku 1,2,3,4,5)

Download Buku Pedoman PAK dan PKB Guru (BUKU 4)

Informasi Kepegawaian Guru

Panduan Guru Penggerak dan PSP

Unduh RPP Guru

Modul Pembelajaran

Program Sekolah Penggerak

Terima kasih atas kesediaanya telah menjelajah Aleepenaku. Semoga bermanfaat untuk pengembangan literasi kita. Salam Literasi. 

11 comments for " Dahsyat! Cara Memulai Menulis Buku dengan Mudah, Siapa Saja Bisa "

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.