Parade Inovasi Guru SLCC PGRI Jawa Timur: Implementasi Hybrid Learning System pada PTM Terbatas

 Aleepenaku.com-Hari ini, Kamis, 2 Desember 2021, dilaksanakan Parade Inovasi Guru Ke-8 SLCC Provinsi Jawa Timur. Pemateri yang presentasi merupakan guru inovator dari masing-masing kabupaten se-Jawa Timur. Materi Presentasi kali ini, disajikan oleh guru dari Kabupaten Sumenep, mewakili PGRI Kabupaten Sumenep. Materi yang disajikan, sebagai berikut.

Implementasi Hybrid Learning System pada PTM Terbatas

Ali Harsojo, M. Pd.

Dunia Pendidikan sedang dalam ujian. Tepatnya, sejak Maret 2020, pademi covid-19 merabak di Indonesia. Tentu saja, ini merupakan persoalan serius. Apalagi, virus corona ini telah banyak menelan korban, masyarakat Indonesia. Termasuk dari kalangan cendekia. Sebab, musibah yang menimpa, tidak dapat dihindarkan.

Namun demikian, laju perkembangan pendidikan tidak boleh berhenti. Program Merdeka Belajar yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi bekal dalam menghadapi tantangan ini. Seorang guru tidak saja harus memahami kurikulum 2013 sebagai pijakan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan KBM. Justru hadirnya pandemi covid-19 telah mengubah tatanan dan praktik Pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran.

Maka, kebijakan tentang kurikulum yang disederhanakan atau bahkan kurikulum satuan pendidikan adalah jawaban yang perlu dioptimalkan dalam praktiknya. Namun demikian, bahwa saat pandemi melanda, telah banyak metode atau model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar kepada siswanya. Terutama dalam kegiatan belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh.

Namun demikian, juga tidak sedikit kendala yang dihadapi oleh guru. Mulai dari fasilitas informasi teknoogi, jaringan internet, biaya, beban dan psikologis anak, mental dan perilaku anak, serta kondisi ekonomi wali siswa/ orang tua. Guru tidak boleh menyerah untuk tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam membelajarkan siswa. Sehingga, harus tetap mengajar dengan pola atau mode yang relevan dengan kondisi itu. Yakni, belajar secara virtual meeting (sinkronous) dan memanfaatkan media atau aplikasi semidaring (asinkronous).

Sesuai dengan kondisi realitas, disadari atau tidak, ternyata memang kondisi mental, pengetahuan, keterampilan dan sikap anak mengalami hambatan, atau bahkan penurunan hasil belajar kognitif. Hal itu dapat dilihat dari pencapaian kompetensi siswa saat penilaian akhir tahun ajaran 2020-2021.

Mengapa itu terjadi? Bukankah guru dan siswa tetap mengajar dan belajar, meskipun daring penuh, terbatas dan kombinasi dengan luring?

Jawabannya sederhana. Baik guru, siswa dan orang tua menghendaki pembelajaran dapat dilaksanakan secara langsung (luring). Sehingga penilaian dan proses pembelajaran dengan siswa dapat dilaksanakan secara autentik. Tetapi, faktanya lembaga satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan tidak bisa menghindar dari keadaan yang mengharuskan seperti sekarang ini. Sehingga, tidak perlu disesali. Teruslah memacu semangat diri dan siswa untuk senantiasa belajar dan mengajar.

Kemudian, mulai tahun ajaran baru 2021-2022 dijadwalkan utnuk diterapkan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM Terbatas). Meskipun pada pelaksanaannya, beberapa minggu diawali dengan PPKM. Pada saat PPKM, PBM masih tetap dilaksanakan secara jarak jauh. Barulah setelah PPKM, kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan secara tatap muka terbatas. Sehingga siswa belajar terbatas sesuai kondisi di daerahnya. Di daerah yang memiliki predikat zona hijau, maka sebanyak 50% siswa akan beajar dengan waktu juga terbatas. Pengaturannya diserahkan pada satuan pendidikan.

Bagaimana dengan model pembelajaran pada PTM terbatas? Bukanlah waktu belajar di sekolah terbatas hanya separuh dari jam belajar normal. Juga dibagi menjadi dua sesi pembelajaran? Bagaimanakah efektifitasnya?

Kondisi ini, tidak mungkin dapat dilaksanakan KBM full seperti dalam keadaan normal. Juga tidak mungkin melaksanakan hanya beberapa muatan pelajaran dan menghilangkan muatan pelajaran lainnya. Sehingga, model yang tepat untuk diterapkan adalah Hybrid Learning System.

Apakah Hybrid Learning System itu?

Selanjutnya dapat dibaca dengan saksama pada materi presentasi Parade Inovasi Guru SLCC PGRI Jawa Timur: Implementasi Hybrid Learning System pada PTM Terbatas berikut.

Materi Parade Inovasi Guru SLCC PGRI Jawa Timur: Implementasi Hybrid Learning System pada PTM Terbatas

Flayer Backround SLCC Provinsi jatim

Flayer dan Jadwal Narasumber

Untuk info pilihan lainnya, sering diunduh juga:

1 comment for "Parade Inovasi Guru SLCC PGRI Jawa Timur: Implementasi Hybrid Learning System pada PTM Terbatas"

Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.