Contoh Bab 1 Latar Belakang (PTK Masa Pandemi Covid-19)

Aleepenaku.com-Contoh Bab 1 Latar Belakang (PTK Masa Pandemi Covid-19) di bawah ini merupakan tugas dari PPG Dalam Jabatan yang telah ditulis oleh MELATI KURNIA FITRI, S.Pd.SD, KELAS 003, GURU KELAS SD, PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN, UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG.

Adapun contoh bab 1 ini sebagai bahan bandingan dan referensi untuk melakukan penelitian pada mode pembelajaran tatap muka terbatas.



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang Masalah

     Saat ini, khususnya dalam bidang pendidikan tengah dalam ujian. Pandemi covid-19 telah melanda di negara Indonesia. Dampak yang paling dirasakan di dunia pendidikan adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menetapkan kebijakan Belajar Di Rumah bagi peserta didik . Sehingga, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh.

Pembelajaran Jarak Jauh, telah dilaksanakan lebih dari satu tahun, yakni sejak Maret 2020. Namun, saat ini setelah pelaksanaan PPKM pada tahun ajaran baru, maka kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka terbatas. Pembelajara Tatap Muka Terbatas (PTMT) dilaksanakan sesuai dengan prosedur kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Di antaranya diharuskan adanya alat-alat prokes di sekolah. Selain itu juga harus memeuni standar pelaksanaan prokes, yaitu dibentuknya Satgas. Kerja sama antara pihak sekolah, masyarakat dan Puskesmas.

Di kelas, sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, juga diberlakukan peserta didik  masuk kelas sekitar 50% setiap sesi. Sehingga, dalam satu hari pembelajaran terdiri dari 2 sesi. Yakni, sesi pagi dan sesi siang. Hingga saat inipun dilakukan tetap dengan menerapkan KBM PTM terbatas bersesi.

Namun demikian, guru tetap dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi ajar atau mampu menyajikannya secara tepat, tetapi juga dituntut mampu melihat atau menilai kinerjanya sendiri. Guru harus melek teknologi yang ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada masa pandemi ini.

Salah satu profesionalisme guru yang harus diwujudkan adalah kemampuannya merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satunya dengan melakukan kegiatan tindakan pembelajaran bersifat reflektif di kelasnya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang dalam konteks ini ruang lingkupnya berada seputar kelas yaitu penelitian di kelas sendiri (Wardani, dkk 2006)

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kemampuan mendidik, mengajar dan melatih dengan menggunakan teknologi mutakhir yang mendukung kegiatan pembelajaran. Misalnya, mampu menggunakan secara baik aplikasi vicon, power poin presentasi, rekam layar, media sosial youtube dan sebagainya. Sehingga membantu peserta didik  lebih memahami apa yang disampaikannya.

Kemampuan lain yang harus dimiliki guru adalah melaksanakan tugas profesionalnya yaitu memahami bagaimana peserta didik belajar dan mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik. Kemudian, memahami tentang bagaimana peserta didik belajar. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri peserta didik, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Sehingga guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran,karena fungsi utama pembelajaran adalah mempasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik (Winataputra, 2007).

Dalam konteks pembelajaran, sejak diberlakukannya kurikulum 2013 telah banyak berubah tentang cara penyajian materi pembelajaran. Jika dahulu materi diajarkan setiap mata pelajaran, maka pada kurikulum 2013 disajikan secara tematik. Walaupun tematik, juga tetap memuat beberapa muatan pelajaran. Sehingga, tidak dikenal lagi mata pelajaran dalam muatan pelajaran tematik. Kecuali mata pelajaran tematik , PJOK, PAI dan BP serta Muatan Lokal.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV SDN Bangselok I dijumpai persoalan pembelajaran. Terutama pada hasil belajar tema 4 sub tema 2 pembelajaran 1. Tema tentang  berbagai pekerjaan dan sub tema pekerjaan di sekitarkua, peserta didik masih rendah dalam hasil belajarnya. Terutama pada hasil belajar muatan pelajaran IPS terkait dengan mengidentifikasi kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

SDN Bangselok I adalah sekolah dasar yang terletak di jantung kota Sumenep. Sementara, bahasan materi yang dicontohkan di buku tematik adalah pekerjaan di laut sebagai nelayan. Sehingga peserta didik masih perlu memikirkan tentang pekerjaan tersebut yang tidak dijumpai di kota. Tidak ditemui setiap hari di sekitar rumahnya.

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil penilaian harian subtema peserta didik, ternyata ditemukan hasil belajar klasikal yang cukup rendah dari pada muatan pelajaran lainnya. Sesuai data analisis, dari 21 peserta didik kelas IV SDN Bangselok I, hanya ada 5 peserta didik atau sekita 23,8% yang mengalami ketuntasan belajar pada kompetensi dasar mengidentifikasi kegiatan ekonomi dalam meningkatkan kehidupan masyarakat dibidang pekerjaan, sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi. Terutama dalam memahami indikator Memerinci contoh jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan menghasilkan jasa. Sebaliknya, terdapat sekitar 16 peserta didik atau sekitar 76,2% yang belum memahami materi pelajaran yang disajikan.

Guru sebagai tenaga pengajar, juga memaklumi terhadap kondisi peserta didik. Kegiatan pembelajaran daring yang berlangsung lama, memang berdampak terhadap kecakapan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran daring yang dilaksanakan sebelumnya kurang maksimal. Sebab, guru tidak dapat memberikan contoh yang konkret dengan media yang dapat langsung dilihat dan dirasakan peserta didik.

Dampaknya, ketika dilaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas, peserta didik seperti baru saja masuk sekolah. Rasa cepat lelah dan relatif mengabaikan terhadap prsentasi guru terbawa pada saat melakukan kegiatan pembelajaran daring.

Sehingga, berdasarkan temuan tersebut, guru merasa penting dan wajib untuk memperbaiki kondisi yang terjadi. Yakni, hasil belajar yang rendah pada muatan pelajaran IPS serta motivasi belajar peserta didik perlu ditingkatkan. Sesuai dengan hasil diskusi dengan teman sejawat, setelah guru kelas menyampaikan kondidi tersebut, disarankan untuk menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan kegiatan pembelajaran yang diterapkan.

Sehingga, guru kelas bermaksud melakukan tindakan penelitian kelas dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). sebab, dengan model pembelajarn ini akan dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting. Berorientasi pada peserta didi serta membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah. Peserta didi diarahkan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran dalam model ini juga menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari.

Problem Based Learning (PBL) merupakan instruksional yang menantang peserta didik  agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik  dan inisiatif atas materi pelajaran. Menurut Ibrahim (Dalam Nurhadi tahun 2003:55) mengatakan Problem Based Learning (PBL) dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teaching (Pembelajaran proyek), Experience-Based Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic learning (Pembelajaran autentik), dan Anchored instruction (Pembelajar berakar pada kehidupan nyata).

Berdasarkan uraian di atas, maka guru kelas IV sebagai guru peneliti tertarik untuk menerapkan model PBL dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Sehingga, sesuai dengan masalah pembelajaran yang dihadapi, maka judul yang diketengahkan adalah Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Kegiatan Ekonomi Masyarakat melalui Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media PPT peserta didik  Kelas IV SDN Bangselok I  Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2021-2022”.

BAB III PTK Pandemi

BAB IV PTK Pandemi


Post a Comment for "Contoh Bab 1 Latar Belakang (PTK Masa Pandemi Covid-19)"