Artikel PTK: Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis

 Aleepenaku.com-Kali ini admin akan menyajikan contoh Artikel PTK: Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis. Artikel ini merupakan karya Titiek Puji Rahayu, Guru Kimia SMA Negeri 4 Tangerang dan telah dibukukan dalam buku bunga rampai kumpulan Artikel PTK: Praktik Baik Pembelajaran yang diterbitkan oleh Penerbit Elmatera, Yogyakarta. 

Adapun artikel tersebut dapat dipelajari sebagai bahan bandingan dan bacaan. Sehingga memiliki bahan tambahan referensi untuk menulis artikel yang sama atau mengembangkannya. Kemudian, para guru dapat mengunduh lengkap file artikel ini pada bagian bawah halaman ini.


Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa 

Kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 4 Tangerang Tahun 2018


Titiek Puji Rahayu

Guru Kimia SMA Negeri 4 Tangerang

titiekpujirahayu30@gmail.com


ABSTRAK

.............................................................................................................................................

Kata kunci: Model Pembelajaran Two Stay Two Stray, Tanggung Jawab, Hasil Belajar, Hidrolisis

A. PENDAHULUAN

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 memberikan pedoman bahwa kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (Kemendikbud, 2103). Salah satu ciri pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa mengandung makna bahwa guru tak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pembimbing dan fasilitator agar siswa mau dan mampu belajar.  Pembelajaran yang berpusat pada siswa  diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.

Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran kimia pada materi hidrolisis, peneliti menyampaikan bahwa sebagian besar siswa kelas XI MIPA 6 masih kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti malu untuk bertanya dan mengemukakan  pendapat. Bahkan masih terdapat siswa yang memiliki kecenderungan untuk tidak mau belajar. Hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar mereka. 

Data yang dianalisis menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghitung pH larutan garam pada siswa kelas XI MIPA 6 sangat rendah. Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu menentukan jenis asam dan basa pembentuk dari senyawa garam dan kurang memahami reaksi hidrolisis yang terjadi pada senyawa garam. Selain itu, hal yang sangat mendasar adalah kurangnya tanggung jawab siswa terhadap proses pembelajaran yang harus mereka jalani.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis berasumsi perlu dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran yang menekankan pada pembentukan nilai karakter, yaitu tanggung jawab. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk karakter tanggung jawab siswa adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS). Penerapan model pembelajaran TS-TS  pada materi hidrolisis ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan tanggung jawab siswa kelas XI MIPA 6 SMAN 4 Tangerang. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 4 Tangerang Tahun 2018”.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran TS-TS pada materi hidrolisis dalam meningkatkan hasil belajar dan tanggung jawab siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 4 Tangeran; dan (2) mengetahui hasil belajar dan tanggung jawab siswa melalui penerapan model pembelajaran TS-TS di kelas XI MIPA 1 SMAN 4 Tangerang

Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa. Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Model pembelajaran ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik (Huda, 2014;207).

Aktivitas belajar dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.  Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) menurut Huda (2014; 207-208) adalah sebagai berikut: (1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa; (2) Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing; (3) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain dan dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain; (4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain dan membahasnya; (5) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka; (6) Pemberian penghargaan yang dilakukan oleh guru.

B. METODE PENELITIAN
Subjek penelitian dalam penelitian adalah siswa Kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 4 Tangerang pada Tahun Pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian berjumlah 33 siswa yang memiliki kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda.
Desain penelitian ini adalah adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan prosedur penelitian terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut diagram alur penelitian ini:

Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Instrumen yang digunakan ada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) tes tertulis, tes adalah instrumen yang harus direspon oleh subjek penelitian dengan menggunakan penalaran dan pengetahuannya (Firman, 2000); (2) lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung mengenai kegiatan selama proses pembelajaran; (3) lembar penilaian diri dan teman sejawat, digunakan untuk mengetahui sejauh mana sikap tanggung jawab dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.
Teknik pengumpulan data:
1 Hasil belajar siswa Post Tes Dilakukan di akhir pembelajaran, baik pada siklus I maupun siklus II
2 Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran
Lembar observasi Dilakukan selama proses pembelajaran
3 Karakter tanggung jawab dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran
Penilaian diri dan teman sejawat 

Dilakukan setelah pembelajaran

Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data primer.  Data tersebut dianalisis untuk mendeskripsikan  peningkatan karakter tanggung jawab dan hasil belajar siswa.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan model pembelajaran TS-TS pada materi hirolisis untuk siswa kelas XI MIPA 6 SMAN 4 Tangerang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus memiliki Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang berbeda. IPK pada siklus 1 adalah menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghitung pH larutan garam pada siklus 2. 
1. Penerapan Model Pembelajaran TS-TS 
Penerapan model pembelajaran TS-TS pada siklus 1 di pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit dan membahas tentang asam dan basa pembentuk dari larutan garam. Materi ini perlu diberikan karena salah satu permasalahan pada siswa adalah  tidak dapat mengidentifikasi jenis asam dan basa pembentuk larutan garam. Sedangkan untuk mencapai IPK 1 (menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam), siswa harus memiliki kemampuan pengetahuan tersebut.

Guru membagi siswa dalam 8 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen,memiliki kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Hal ini dilakukan karena model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) bertujuan untuk saling membelajarkan (peer tutoring) dan saling mendukung ( Huda, 2014; 207-208). 
Pada gambar 2.a, siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain sedangkan dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain (Gambar21.b). Tamu kembali ke kelompok masing-masing untuk melaporkan dan membahas temuan mereka. Pada gambar 2.c, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari dan memberikan apresiasi.
Penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) pada siklus 1 di pertemuan kedua berlangsung selama 90 menit dan membahas tentang reaksi hidrolisis. Kegiatan pembelajaran sama seperti pertemuan 1 hanya pada pertemuan ini, siswa berganti peran. Siswa yang di pertemuan 1 berperan sebagai tamu berganti peran sebagai tuan rumah begitu pun sebaliknya.

Selengkapnya tetang Artikel PTK: Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis  ini, UNDUH DI SINI.

Untuk memeroleh informasi lainnya, seringkali diunduh juga:


Modul Pembelajaran  di SD, SMP, SMA

RPP dan Administrasi Guru Kelas dan Mapel👇:


Demikian informasi penting dari admin aleepenaku tentang Artikel PTK: Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis . Semoga bermanfaat. Salam literasi.

Post a Comment for "Artikel PTK: Penerapan Model Pembelajaran TS-TS pada Materi Hidrolisis "